Bab 19

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Perjalanan Hikari dalam berlatih masih sangat panjang. Ia butuh waktu beberapa hari untuk mengetahui elemen dasar yang ada dalam diri sejak lahir. Gadis kecil itu tetap melakukan segala yang ia bisa dan yang sudah diarahkan oleh Ryuu.

Hikari harus mengulang beberapa kali karena pernapasannya begitu sesak, bahkan tanpa sadar sampai meneteskan air mata. Hal itu membuat kaisar tak tega dan meminta agar gadis kesayangannya berhenti. Namun, seperti biasa Hikari justru semakin giat dalam berlatih. Bahkan Ryuu sendiri tak tahu lagi bagaimana harus melarangnya.

Tujuan utama Hikari adalah ingin membuktikan jika firasatnya benar. Ia memiliki elemen langka yang disebut oleh Ryuu. Terlebih gadis kecil itu sangat penasaran dengan hasil dari latihannya nanti. Bagaimana ia bisa berhasil menyatukan elemen dengan ilmu pengobatan yang sudah sempurna dikuasai.

"Apa yang kau rasakan?" tanya Ryuu pada hari kesembilan latihan, karena Hikari terlihat baik-baik saja.

"Seperti ada banyak energi yang berkumpul di perut, lalu tubuhku sangat ringan, rasanya ingin terbang," jawab Hikari riang, ia merasa benar-benar ada yang berbeda.

Ryuu mengangguk mengerti, berpikir sejenak. Sepertinya Hikari sudah berhasil menggali elemen dasarnya. Kalau dipikir-pikir, waktu yang diperlukan oleh gadis kecilnya ternyata lebih lama dari prediksi.

Mungkin karena mereka juga tidak latihan seharian penuh seperti dirinya dulu. Ya, selain karena Ryuu memikirkan kondisi Hikari, ia juga memiliki masalah kerajaan yang harus diselesaikan.

Jika dahulu, Yamada—gurunya—tak pernah membiarkan Ryuu untuk istirahat sedetik pun. Ia juga tidak menganggap pemuda itu sebagai putra mahkota, melainkan seorang murid biasa. Gurunya menargetkan agar Ryuu dapat selesai latihan tiap tahap dalam jangka waktu tertentu.

Namun, Ryuu tidak bisa menerapkan hal yang sama kepada Hikari. Karena terkadang gadis kecil itu harus ia tinggalkan sendiri di Genbu. Walau begitu, kaisar sangat yakin Hikari aman. Selain karena penjagaan yang ketat di luar, memasuki Genbu hanya bagi mereka yang diizinkan.

Ryuu memberi kebebasan kepada Hikari dalam berlatih. Elemen dasar gadis kecil itu menjadi salah satu faktor utama. Sang kaisar masih mempelajari pola latihan yang tepat. Pria itu pernah diberitahu oleh gurunya jika elemen ruang merupakan yang tersulit.

"Ne, onii-sama!" panggil Hikari pada sang kaisar yang tak fokus sejak tadi.

Ryuu kembali mengalihkan perhatian kepada gadis kesayangannya. Ia menatap Hikari bergantian dengan hewan kecil berbulu yang digendongnya. "Ada apa?"

"Bolehkah aku membawanya?" Hikari menatap penuh harap, manik almondnya memancarkan sesuatu yang selalu berhasil meluluhkan hati sang kaisar.

Ryuu menggeleng, ia tidak boleh begitu saja mengizinkan Hikari. Rubah kecil ini memiliki kehidupan di Genbu. Ia sendiri belum pernah mencoba untuk mengeluarkan satu makhluk pun. Peliharaan kesayangannya juga masih berada di sini. Karena itu berbahaya bagi keseimbangan dimensi ruang dan waktu.

"Biarkan dia di sini, Hikari," sahut Ryuu tegas tak ingin dibantah.

"Onii-sama tidak sayang kepadaku lagi?" Pertanyaan bernada lirih terlebih dengan air mata yang sudah menggenang di manik almond Hikari sungguh merupakan cobaan terberat.

"Bagaimana jika rubah ini mati setelah keluar dari Genbu?" Ryuu tidak bermaksud menakuti hanya saja menurut pengetahuannya dimensi antara Genbu dan dunia manusia sungguh berbeda.

"Tidak! Aku akan merawatnya. Ne, Onii-sama?"

"Aku tidak bertanggung jawab jika dia mati setelah keluar dari sini. Sepakat?" Hikari mengangguk semangat dan pada akhirnya Ryuu kembali harus mengalah terhadap gadis kecil ini. "Ayo, kita kembali."

"Gendong?" Gadis kecil itu mengajukan pertanyaan tersirat sambil memiringkan sedikit kepalanya. Sang kaisar hanya bisa menggeleng gemas terhadap tingkah Hikari ini.

Mereka sudah keluar dari Genbu bersama seekor rubah kecil dalam pelukan Hikari. Tiba-tiba hal yang tak terduga terjadi pada tubuh mereka. Sebuah sinar keemasan terpancar begitu menyilaukan dan membuat para penjaga di luar tak kuat membuka mata. Bahkan langit pun berubah gelap, kilat ikut menemani. Apa yang terjadi?

Jakarta, 02 Juni 2019

Updatenya lama ya? Hu'um tahu kok, karena memang aku lagi mentok ide. Nah, pas lagi ngejar deadline yang lain, tiba-tiba malah kepikiran Hikari dan akhirnya muncullah bab ini.

Pendek ya? Anggap THR sebelum lebaran deh dan aku usahakan update kembali setelah tanggal 10 Juni, tapi belum tahu pastinya kapan. Jadi, jangan ditanya dulu ^-^

Terima kasih untuk yang masih setia menunggu King of Ryujin.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro