Bab 4

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Ryuu sudah menunggu kedatangan Tachibana bersaudara di area selatan istana utama. Tepatnya, istana perak yang selalu menjadi tempat pertemuan kaisar dengan orang-orang kepercayaannya.

Pilar-pilar besar berwarna perak dengan ukiran naga khas Kerajaan Ryujin memperkokoh bangunan itu. Penjagaan yang tak kalah ketatnya dengan istana emas, tempat singgasana kaisar berada dan pertemuan besar kerajaan.

Dari luar istana, suara lantang seorang prajurit memberikan pengumuman. "Penasihat Akimaru dan Jenderal Akashi datang menghadap."

Kaisar benar-benar tak sabar memberi hukuman pada keduanya. Ia sudah memikirkan dengan matang jenis hukuman seperti apa yang cocok untuk Tachibana bersaudara.

Tak lama setelah pengumuman, keduanya masuk dan memberi salam hormat pada kaisar. Mereka memasang wajah datar begitu melihat seringai Ryuu.

"Tachibana Akimaru memberi hormat kepada Yang Mulia Kaisar."

"Tachibana Akashi memberi hormat kepada Yang Mulia Kaisar."

Keduanya berlutut dan menunduk hormat pada Kaisar Kerajaan Ryujin. Setelah dipersilakan untuk berdiri kembali, mereka memasang sikap tegap dengan kedua tangan berada di balik punggung.

Penampakan dalam istana perak tak jauh berbeda dengan bagian luarnya. Nuansa yang terkesan misterius dengan seluruh perabot berwarna perak beserta sebuah lukisan yang akan menjadi objek perhatian tiap memasuki istana perak itu.

Lukisan seorang pria bersurai perak dengan iris semerah darah. Begitu mengagumkan dan misterius di saat bersamaan. Sosok yang hingga saat ini masih menahan diri untuk menampakkan wujudnya kembali.

"Kalian pasti sudah tahu tujuan kuperintahkan untuk datang ke sini. Baiklah, langsung saja untuk hukuman kalian berdua."

Kaisar menyesap teh yang sebelumnya sudah disiapkan dayang. Ia sengaja ingin membuat Tachibana bersaudara gelisah menanti hukuman. Ingin rasanya tertawa, tetapi ia tetap harus menjaga wibawa sebagai seorang kaisar yang akan memberi hukuman. Meletakkan kembali cangkir tehnya dan berdeham pelan.

"Hukuman untuk Jenderal Akashi yaitu memasak selama tiga hari penuh makanan yang diinginkan oleh Hikari. Jika tidak memenuhi selera, maka hukuman akan ditambahkan."

Akashi membuka mulutnya ingin protes, tetapi ia bisa melihat kilatan jahil di mata Ryuu. Oh, andai saja pria itu bukan kaisar sekaligus sahabatnya. Dengan terpaksa Akashi kembali mengatupkan mulut dan pasrah menerima.

"Baik, Yang Mulia."

Kaisar mengangguk puas dengan jawaban sang jenderal. Kapan lagi ia bisa mengerjai jenderal terhebat Kerajaan Ryujin dengan hukuman yang pasti cukup memalukan. Oh, seorang jenderal masuk dapur dan memasak? Apa yang akan dikatakan oleh para prajurit bawahannya?

"Hukuman bagi Penasihat Kerajaan, Tachibana Akimaru harus mencari tanaman herbal di lembah shibafu selama tiga hari sesuai daftar permintaan Hikari. Jika tidak berhasil, maka hukuman akan ditambah."

Hukuman yang sangat luar biasa untuknya. Akimaru lebih memilih untuk memasakkan makanan yang diinginkan Hikari daripada mencari tanaman herbal. Ia sering mendengar beberapa tabib istana kesulitan mencari tanaman yang diinginkan oleh Hikari. Mereka harus beberapa kali bolak-balik karena tidak sesuai. Bahkan, tabib yang sudah terbiasa dengan tanaman herbal saja masih sering salah, lalu bagaimana dengan dirinya?

"Jika sampai salah satu gagal, maka penambahan hukuman akan diberikan pada kalian berdua. Jenderal Akashi akan tetap memasak untuk Hikari dan Penasihat Akimaru juga kembali ke lembah shibafu mencari tanaman. Penambahan waktu hukuman menjadi seminggu. Kalian harus bekerja sama dengan baik. Hukuman kalian di mulai lusa, manfaatkan waktu untuk menyusun strategi dan beristirahat dengan baik."

Usai memberikan hukuman, kaisar meninggalkan Tachibana bersaudara di istana perak. Mereka berdua masih memikirkan vonis telak yang tak bisa ditolak apalagi berhubungan dengan Hikari.

Gadis kecil bermanik almond itu memang menggemaskan, tetapi ada kalanya berubah menjadi sangat cerewet. Hikari memiliki cita rasa tinggi terhadap makanan. Bahkan koki terbaik istana terkadang merasa gemas sendiri dengan gadis kecil kesayangan kaisar.

Hikari memang tidak marah-marah, tetapi ia akan merengek dan memasang wajah cemberut yang otomatis membuat tak nyaman koki sekaligus kaisar. Gadis itu akan diam selama makan padahal biasanya banyak celotehan lucu yang dapat menyenangkan hati siapa pun yang mendengar.

Berbeda lagi dengan tanaman herbal. Takimura Eiji, sang tabib istana sering kali dibuat pusing dengan hobi Hikari meramu berbagai macam obat dan racun. Gadis itu selalu meminta dicarikan tanaman herbal langka kepada para muridnya.

Dalam seminggu, murid Eiji bisa bolak-balik tiga kali ke lembah shibafu. Maka terkadang Eiji sendiri yang harus turun tangan langsung mencarinya dan menanam kembali tanaman tersebut di istana.

Kali ini, Tachibana bersaudara harus merasakan sisi sensitif dari Hikari. Mereka tahu, ini adalah hukuman terberat yang pernah diberikan oleh kaisar. Jika akan seperti ini, lebih baik mereka tidak menghambat Hikari untuk menemui kaisar. Penyesalan memang selalu datang terlambat.

Yuhuuu, diriku membawakan penampakan dari Tachibana bersaudara.

Tachibana Akimaru
Penasihat Kerajaan Ryujin

Tachibana Akashi
Jenderal Kerajaan Ryujin

Jakarta, 13 Januari 2019

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro