Chapter 06 : Arubaito

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Riuhnya keramaian kembali terlihat di hadapan kami berdua. Meskipun upacara penerimaan mahasiswa baru telah usai, bukan berarti suasana sekitar kampus langsung sepi begitu saja, malahan kondisinya makin ramai daripada tadi pagi sebelum upacaranya dimulai.

Makin banyak orang yang berlalu-lalang saat ini. Para maba maupun senior memanfaatkan momen ini untuk mengunjungi stand-stand yang ada ataupun menonton demo ekstrakulikuler yang dipentaskan sebelum akhirnya menjalani kegiatan kuliah seperti biasanya esok hari.

Aku salah satunya. Kini, aku sedang berdiri menyaksikan dua orang berseragam khusus (kendogi dan hakama) dan pelindung kepala (bogu) yang saling berhadapan tengah mengacungkan masing-masing pedang bambunya (shinai) ke atas, bersiap melancarkan serangan ke lawan tandingnya. Yang berada di hadapanku itu tidak lain adalah klub Kendo. Tentu saja Harumi masih setia menemaniku sampai sekarang.

Sebetulnya aku juga heran kenapa Harumi tidak pernah terlihat berteman dengan maba lain yang asli orang Jepang. Dia lebih memilih terus bersamaku. Apa dia memang  tidak punya kenalan atau teman dari sekolahnya dulu? Hmm ... mungkin aku harus menanyakan ini nanti.

"Shakina-san?"

Aku tersentak, lantas mengerjap ketika Harumi memergoki diriku yang sedari tadi memerhatikan gadis itu dari samping. "H-hai'?" jawabku cepat.

Harumi terkikik pelan setelah melihat wajah kagetku. "Kenapa ngeliatin aku terus?" tanyanya.

"Ah— itu ..." ucapku terjeda, "nanti aja deh aku bilangnya, hehehe." lanjutku, sembari menggaruk kening sebelah kiriku yang tidak gatal.

"Oh, oke deh." Harumi tampak heran, tapi sedetik kemudian dia tertawa pelan dengan tangan yang menutup mulutnya.

Entah kenapa, aku masih merasa gugup karena ketahuan oleh Harumi tadi. Ah ... sebenarnya aku betul-betul penasaran dengan Harumi. Namun kurasa, kalau aku menanyakannya sekarang, sepertinya kurang sopan. Secara, aku ini kan baru berkenalan dengannya dua hari yang lalu.

Aku terus berjalan tanpa menengok ke kanan-kiriku. Tanpa kusadari, ternyata aku berada jauh di depan. Saat berbalik badan, ternyata Harumi masih berada di belakangku, sejenak ia terkesiap menatapku yang mungkin terlihat aneh di matanya.

Refleks aku kembali menghampiri Harumi yang sedang diam terpegun. "Maaf, aku lagi kurang fokus."

Ah, aku tidak tau lagi harus menaruh muka di mana karena terlihat sangat aneh dan memalukan saat ini.

Harumi terlihat sedikit khawatir, ia pun berkata, "Gapapa kok. Kalau boleh tau, memangnya Shakina-san sedang memikirkan apa?"

Aku tercekat, kemudian tersenyum sekenanya. "Ada deh, nanti aku kasih tau kalo udah waktunya."

Gadis itu hanya mengangguk mengiyakan dengan senyuman yang terlihat dipaksakan.

Mendadak, suasana menjadi canggung. Kami berdua sibuk melihat stand-stand yang ada di sisi kanan dan kiri kami masing-masing. Aku merasa tidak enak pada Harumi karena terkesan menyembunyikan sesuatu darinya.

Ish, aku tidak boleh membiarkan rasa canggung ini menyertai atmosfer di antara kami terlalu lama.

"Ha—" Baru saja aku ingin memanggil Harumi, dia sudah berkata lebih dulu padaku.

"Oh ya, Shakina-san," ucapnya terjeda, raut wajahnya sudah terlihat ceria kembali. "Aku udah bilang ke bibiku, katanya kamu bisa ke sana hari ini. Dia mau lihat Shakina-san dulu buat kenalan sebelum diterima kerja part time di tokonya."

Wajahku berseri-seri ketika mendengar ucapannya itu. Tak kusangka ternyata aku bisa secepat ini mendapatkan pekerjaan untuk menambah keuanganku selama tinggal di sini.

Eh— aku udah percaya diri aja bakal diterima, padahal ketemu bibinya Harumi aja belum.

"Serius?!"

"Serius kok! Masa aku bohong." Harumi tersenyum puas hingga matanya membentuk bulan sabit terbalik. Sepertinya ia senang telah membuatku ceria kembali.

"Yesss!" Aku tidak bisa menyembunyikan kegembiraanku kala mendengar good news dari Harumi itu.

Gadis berponi yang kini tengah berada di sampingku itu, terlihat ikut bahagia. "Yosh! Sepulang dari kampus, Shakina-san ikut ke mobilku dan Haru-niisan untuk pergi ke toko bibiku!" soraknya riang.

Aku sempat terkejut sejenak, tapi kemudian ikut bersorak, "Yosha!!!"

Kami pun akhirnya ceria kembali seperti sediakala.

✧✧✧✺✧✧✧







To be continued ....

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro