Kotak Impian Pembawa Petaka

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Gadis itu berjalan menuju kelasnya. Ya, gadis itu bernama Indah mahasiswi jurusan Manajemen Informatika semester 5. Sesampainya di kelas terlihat teman-temannya sedang berengkrama. Entah apa yang mereka bicarakan, tapi ia tak terlalu peduli dengan apa yang dibicarakan temannya sebab ia bukan tipikal orang yang kepo dengan urusan orang.

Mata gadis itu kemudian tertuju ke satu orang, dia adalah Amar, lelaki yang sudah lama ia sukai. Amar berbadan tinggi, berkulit putih dan berambut cepak. Banyak gadis yang menyukai Amar, karena Amar merupakan ‘Pangeran  impian’ setiap wanita . Berbagai cara mereka lakukan agar bisa dekat dengan Amar walapun dengan hal yang konyol sekaligus. Bagi mereka bisa mendapatkan perhatian dari Amar merupakan kesenangan bagi mereka.

“Hayo, lihatin Amar, ya?” ucap Cindy, teman Indah. Sudah lama Cindy temannya itu suka dengan lelaki itu.

“Enggak,” jawab Indah berbohong.

“Tuh, bohong, mukanya aja merah,” balas Cindy bermaksud mengejek.

“Hmmmm ....”

Terkadang ia merenungi nasibnya, ia juga ingin akrab dengan Amar seperti temannya yang lain, tapi ia tak ada keberanian untuk mengajaknya berbicara. Rasa gundah itu sekarang bermain dengan otaknya. Ah, andai ada sesuatu yang bisa membuatnya dekat dengan Amar, pastilah ia senang dan bahagia. Indah terus membayangkan betapa bahagianya bila menjadi milik Amar. Namun Indah buru-buru menghilangkan imajinasinya itu agar ia tidak kelewat gila karena membayangkan imajinasi konyol itu.

Sepulang dari kampus, Indah berjalan melewati kebun pisang yang lebat. Indah selalu melewati jalan ini karena lebih cepat untuk menuju ke rumahnya. Tiba-tiba, sesuatu menyilaukan mata Indah. Matanya menyipit melihat asal cahaya itu. Dengan hati-hati, Indah menghampiri asal cahaya itu. Seketika mulutnya menganga mendapati bahwa asal cahaya itu dari kotak yang yang sangat indah. Indah mengambil kotak tersebut dan membawanya dengan hati-hati. Indah berniat akan membawanya pulang.

Di tengah perjalanan, Indah merasa haus dan ingin membeli sesuatu yang dapat menghilangkan dahaganya. Namun uang Indah tinggal sedikit dan tidak mungkin cukup untuk membeli minuman. Tanpa sadar, Indah mengucapkan sesuatu.

       "Andai aja aku bisa beli minuman, pasti aku gak haus," ucapnya. Tiba-tiba kotak itu bercahaya. Indah menutup matanya karena cahaya itu menusuk matanya. Saat cahaya itu mulai memudar, Indah membuka kedua matanya. Keningnya berkerut, bertanya akan apa yang sudah terjadi barusan. Indah mengendikan kedua bahunya lalu pergi. Tiba-tiba di tengah jalan ia melihat ada uang jatuh tergeletak di pinggir jalan. Indah mendekati uang tersebut dan mengambilnya. Matanya membulat. Uang sejumlah lima puluh ribu rupiah itu berada di genggamannya. Hatinya sangat senang, namun dibalik itu hatinya ragu. Uang itu bukan uang halal. Tapi Indah sangat membutuhkan uang itu. Akhirnya hatinya luluh, ia mengantongin uang itu dengan perasaan ragu. Indah mengendikkan bahunya, berusaha melupakan kegelisahannya.

Sesampai di rumah, Indah segera memasuki kamarnya. Ia meletakkan kotak itu di sudut kamarnya. Indah menjatuhkan badannya di atas kasur untuk melepas penat. Ia mengambil uang yang ada di sakunya, memandang dengan perasaan gelisah. Indah mengacak-acak rambutnya, frustasi. Ia lalu pergi menuju meja makan dan membuka tudung saji. Raut wajah Indah seketika berubah kesal. Tidak ada satupun sepotong makanan di dalam tudung saji. Ia sangat kesal, apalagi perutnya sudah memberontak. Mau tak mau, ia harus membeli makanan. Ia lalu pergi ke kamarnya dan mengambil uang tersebut. Ia terduduk di kasur sambil memangku kotak tadi.

"Andai aja aku punya makanan, pasti aku gak bakal ngeluarin uang lima puluh ribu ini. Kan sayang," ucap Indah.

Tiba-tiba, kotak itu mengeluarkan cahaya lagi. Indah bergidik ngeri lalu mengembalikan kotak itu di sudut kamar lalu berlari keluar kamar. Saat Indah melewati meja makan, Indah terkejut bukan kepalang karena tiba-tiba ada banyak sekali makanan di atas meja makan. Kali ini Indah sungguh merasa aneh. Pikirannya melesat pada kejadian tadi. Uang lima puluh ribu yang asalnya tidak jelas hingga tiba-tiba muncul makanan di atas meja makannya. Apa yang yang sebenarnya terjadi?

Indah pun segera menuju kamarnya dan mengambil kotak aneh itu. Indah mengira, kotak inilah dalang di balik semua kejadian aneh itu. Ia memandang kotak itu lekat-lekat. Memang, seharusnya Indah sudah curiga dari awal kalau kotak itu bukan kotak biasa. Ukirannya sangat indah dan detail. Pasti kotak ini mempunyai nilai yang tinggi jika dijual. Ia pun mencoba untuk mengatakan permintaan pada kotak itu.

"Andai aja aku punya banyak uang, pasti aku gak bakal khawatir lagi," ucap Indah memastikan.

Tiba-tiba cahaya keluar dari kotak itu dan seketika muncul uang banyak di dalam kotak tersebut. Indah memandang takjub apa yang sudah terjadi. Ia mengambil uang itu. Raut senang terpancar dari wajah Indah. Ia mengambil uang tersebut dan menaruhnya di dalam lemari.

Dengan begini, hidupku jadi gak susah lagi, gumam Indah.

***

Indah berangkat ke kampus terburu-buru karena tadi ia bangun kesiangan. Apalagi hari ini masuk jam pagi. Sesampai di kampus, ia memasuki ruang kelasnya dan duduk di bangku pojok belakang karena bangku depan sudah terisi semua. Ia tidak berkonsentrasi saat mengikuti pelajaran. Ia terus memikirkan kotak aneh itu. Hingga dosen yang sedang mengajar memerhatikan Indah yang sedang melamun.

"Indah!" panggil sang dosen tegas.
Indah yang sedang melamun tiba-tiba terkejut mendengar namanya dipanggil oleh sang dosen.

"Eh, iya, ada apa, Bu?" tanya Indah gelagapan.

"Coba kerjakan soal di depan sini," perintah sang dosen.

Indah menelan ludah ketakutan. Mungkin Dewi Fortuna sedang tidak memihak padanya. Indah sama sekali tidak mengerti soal yang berada di papan tulis. Dengan ragu-ragu, Indah melangkah ke depan kelas dan mengerjakan soal. Tiba-tiba ia teringat kotak aneh itu yang berada di tasnya. Dengan sangat pelan, Indah mengucapkan sesuatu.

"Andai aja aku dapat mengerjakan semua soal ini dengan lancar, pasti aku gak bakal bingung untuk memikirkan jawabannya," tutur Indah dengan suara yang amat pelan.

Tiba-tiba tangannya bergerak begitu saja. Menuliskan sesuatu di papan tulis atau lebih tepatnya jawaban. Indah tersenyum bahagia. Sang dosen pun terkejut karena jawaban Indah betul semua. Teman-temannya pun takjub dan memberi tepuk tangan untuk Indah.

Saat istirahat, Indah menuju kantin untuk membeli makanan. Tak lupa ia membawa kotak ajaib itu. Tiba-tiba, Amar dan kawannya lewat dan menoleh ke arah Indah. Amar sempat tersenyum walaupun cuma sebentar. Indah pun dibuat meleleh karena senyuman Amar yang manis. Ah, andai ia dan Amar bisa dekat dan mungkin Amar menyatakan cintanya pada Indah. Aaa, membayangkannya saja membuat Indah ingin pingsan seketika.

Indah teringat akan kotak ajaib itu. Ia lalu mengatakan sesuatu pada kotak ajaib itu.

"Andai aja aku dan Amar bisa dekat dan saling berbagi cerita, pasti hidupku akan berbunga-bunga,"  ucap Indah.

Tiba-tiba Amar datang menghampiri Indah. Spontan membuat Indah salah tingkah. Amar kemudian duduk di samping Indah. Sedangkan Indah sendiri rasanya seperti mau meleleh.

        "Hai, kamu Indah kan?" sapa Amar ramah.

        "Hehehe, iya,"

        "Aku boleh ngomong sesuatu gak?" tanya Amar.

        "Tanya apa?"

        "Sebenernya, dari dulu aku suka kamu. Mau gak kamu jadi pacarku?" Amar memegang kedua tangan Indah penuh harap.

Indah tersenyum bahagia. Ia sangat senang dengan apa yang diucapkan Amar. Hubungan Indah dan Amar dulunya hanya sebatas teman dengan Indah sebagai pengagum rahasia. Namun kini impiannya terwujud. Ia lalu mengangguk dan terlihat wajah senang Amar.

Mereka menjalani hari layaknya sepasang sejoli yang sedang jatuh cinta. Hingga suatu hari, Indah melihat Amar sedang berjalan berduaan dengan seorang wanita. Terlihat dari wajah mereka yang bahagia membahas sesuatu. Indah yang melihat semua itu merasa cemburu. Ia lalu mengeluarkan kotak ajaib dan mengatakan sesuatu.

"Andai aja wanita itu tidak ada, pasti hidupku akan damai," ucap Indah sambil tersenyum sinis.

        Namun tiba-tiba ada tulisan muncul di dalam kotak itu, bertuliskan
        Kau telah memanfaatkan kotak ini untuk berbuat kejahatan. Dan itu sangat bertentangan. Oleh karena itu, maka ucapanmu itu akan kembali pada dirimu sendiri.

Indah menatap tidak percaya. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya dan berharap ini semua hanya mimpi. Ia berjalan mundur dan menjantuhkan kotak itu. Ia tak percaya semua ini. Indah terus berjalan mundur hingga tanpa Indah sadari ia sudah berada di tengah jalan raya. Suara klakson mobil berbunyi berulang kali namun Indah tetap diam.

Bruk. Mobil itu menabrak tubuh Indah hingga terjatuh. Darah segar mengalir dari kepala Indah. Hari itu, menit itu, detik itu, Indah sudah meninggal dunia karena keserakahannya. Di sisi lain, kotak ajaib itu lenyap di telan bumi dan tak pernah ditemukan kembali.

THE END


This story written by :

windanurdiana
yasmineda

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro