BAB 2: Flyer Depan Perpustakaan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Amara duduk sendiri, headset kabel terhubung dengan lubang HP nya, mendengar lagu favoritnya. Mengabaikan Rash yang duduk di sebelahnya, mungkin saat ini Rash sedang bersenandung, tapi dengan headset ini Amara tidak mendengarkannya. Amara menunduk dan memainkan game android 'Township', menjadi kesibukannya dengan membangun bangunan baru, atau memenuhi quest yang ada. Sekaligus mengabaikan orang-orang lain yang satu persatu mulai masuk kelas.

Gita, cewek berambut keriting yang dikunci jadi satu duduk di bangku kosong sampai Amara. Entah sejak kapan bangkunya kosong, padahal tadi ada Rash yang duduk di sana. Amara melepas headset nya dan tersenyum pada Gita.

"Udah sehat? Kenapa izin gak kabarin aku?" Tanya Amara.

"Hehehe, maaf."

Kepala Gita menoleh ke belakang. Dua cowok duduk di sana. Yang tepat di belakang Gita bernama Nando, hubungan Gita dan Nando sudah menjadi rahasia umum, TTM (teman tapi mesra), itu sebutannya. Sedangkan yang tepat di belakang Amara ada Nanang. Baik Nando dan Nanang, keduanya, tanpa ada Gita, Amara sama sekali tidak berkomunikasi dengan mereka. Mungkin saat perlu seperti saat menanyakan tugas atau soal Gita. Nando dan Gita mengobrol. Membicarakan apa saja yang ia lewatkan kemarin, tugas atau catatan. Sesekali Gita juga bertanya pada Amara, pertanyaan yang sama, dan jawaban yang juga hampir sama.

"Oh iya Amara, mau ke perpustakaan kota?" Tanya Gita sebelum guru masuk ke kelas.

Perpustakaan selalu menjadi tempat menyenangkan. Meski perjalanan juga melelahkan. Mereka harus naik bis kota, dan dua kali transit, tiga kali jika pulang dan sampai ke rumah Amara. Tapi sampai saat menenangkan, khususnya bagi Amara. Ada ribuan buku tertata pada rak buku sesuai kategorinya. Amara dan Gita selalu di bagian kategori novel-novel. Mereka akan pergi ke area buku non fiksi apabila ada tugas khusus. Kebanyakan yang ada di sana adalah anak kampus Swasta yang ada di dekat kampus. Ada sudut di balik rak-rak itu yang terdapat jendela besar. Karena ini lantai tiga, dia bisa melihat pemandangan mobil dan motor berkendara di bawah, dan juga pemandangan rumah juga gedung-gedung kota.

Ada banyak pilihan buku. Memang tidak semuanya bagus. Mereka harus pandai-pandai memilih agar buku yang dipinjam sesuai selera mereka. Setiap dua Minggu sekali mereka rutin ke sini. Tidak hanya Gita dan Amara, kadang Nando ikut, dan juga teman kelas yang lain. Walau bisa dihitung jari siapa saja yang ke sini. Dua buku tebal pilihan Amara sudah di antrian peminjam buku. Sedangkan buku milik Gita sudah lebih dulu di cap tanggal pengembalian. Gita suka buku percintaan religi, sedangkan Amara suka percintaan sederhana anak SMA atau kadang buku fantasi.

Begitu keluar dari perpustakaan, langit sudah berwarna oranye. Jika tidak bergegas ke halte bis, keduanya akan sampai rumah saat langit sudah terlanjur gelap. Bukan hal bagus khususnya untuk Amara. Meski dia sudah menyiapkan 100 alasan jika ditanya mengapa dirinya pulang terlambat.

Tepat di depan jalan keluar perpustakaan, ada dua cowok, mungkin anak kampus swasta di depan itu, mereka sedang membagikan flyer ke para pengendara motor atau pejalan kaki yang melewati mereka. Tak terkecuali pada Amara dan Gita. Cowok dengan rambut hitam keriting, tersenyum padanya dan memamerkan lesung pipi sebelah kirinya.

"Silahkan datang," ujarnya dengan suara lembut.

Amara baru membacanya saat sudah duduk di halte. Berbeda dengan Gita yang telah meremas flyer tadi. Desain flyer nya aneh, dengan warna bertabrakan, dan tulisan yang sulit dibaca. Intinya ini undangan untuk melihat penampilan band di sebuah cafe.  Kepala Amara menoleh ke cowok tadi yang masih membagi flyer. Dia memakai kaos hitam yang dibelakang kaosnya terdapat logo besar persis sama seperti di flyer. Naga yang mengelilingi tulisan 'Dragon'. Pasti itu nama bandnya.

"Sepertinya menarik. Ayo datang untuk bahan tulisan," bisik Rash padanya yang duduk di sebelahnya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro