BAB 5: Rencana Akhir Minggu

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Amara melangkah melewati gerbang sekolah dengan perasaan tenang. Ia berhenti sejenak, menatap langit biru yang terbentang luas tanpa awan. Udara pagi yang segar menyapa wajahnya, memberikan rasa damai yang jarang ia rasakan. Sambil tersenyum tipis, ia menikmati momen singkat itu sebelum masuk ke dalam gedung sekolah yang ramai.

Tiba-tiba, ia merasakan tangan yang merangkul pundaknya. Amara menoleh dan melihat Gita, Gita dengan senyum ceria. "Hei, Amara! PR kamu udah selesai belum?" tanya Gita dengan nada riang.

Amara mengerutkan kening, mencoba mengingat-ingat. "PR apa? Aku lupa," jawabnya dengan nada cemas. Gita tertawa kecil, "Kamu ini, ada PR Geografi. Yuk, kita ke kelas aja. Kita bisa kerjain bareng-bareng."

Mereka berdua segera bergegas ke kelas. Sesampainya di sana, mereka melihat hampir semua murid sibuk dengan buku dan catatan, berusaha menyelesaikan PR yang hampir terlupakan. Amara merasa sedikit lega, ternyata bukan hanya dia yang lupa. Ia melihat dua teman duduknya di belakang, Nando dan Nanang, juga sedang sibuk. Nando, dengan kepintarannya di bidang fisika, dan Nanang, yang ahli dalam matematika, ironisnya memilih jurusan IPS.

Mereka semua segera duduk dan mulai mengerjakan PR. Pelajaran Geografi sebenarnya sangat disukai Gita, meskipun gurunya terkenal membosankan dan sering diabaikan oleh murid-murid. Namun, karena PR ini cukup sulit, banyak yang memilih untuk menyontek jawaban Gita yang sudah selesai lebih dulu.

Nanang dan Amara segera menyalin jawaban dari buku Gita. Sementara itu, Nando dan Gita mengobrol berdua. Gita dengan sabar menjelaskan setiap jawaban PR kepada Nando. Sudah rahasia umum mereka punya hubungan dekat, walau Gita sering membantahnya dengan alasan, 'cuma teman', seperti itulah.

Begitu Amara selesai menyalin jawaban PR, dia mengumpulkan keberanian untuk berbicara. "Git, kamu mau nggak ke event budaya di taman kota malam Minggu ini? Kayaknya seru, deh. Ada bazar dan penampilan musik gratis," kata Amara dengan nada antusias.

Gita mengangkat alisnya, terlihat sedikit terkejut. "Tumben kamu ngajak keluar. Emang kamu diizinin keluar malam?"

Amara mengangguk dengan senyum. "Kalau sama kamu pasti diizinin. Aku bakal minta izin ke orang tua nanti malam."

Gita tersenyum lebar. "Oke, aku mau! Kayaknya seru banget." Gita menoleh ke Nando. "Mau ikut juga gak Nan?" ajak Gita.

"Aku dan Nanang juga tahu tentang itu. Katanya ada bazar dan guest star utamanya lumayan terkenal. Dan yang paling penting, acaranya gratis!" Gantian Nando menoleh ke Nanang. "Jadi ke sana gak?"

Nanang mengangguk pelan. "Boleh, kebetulan mau ngajak cewek-ku jalan."

"Pacarmu Nang? Siapa? Yang baru apa udah balikan?" runtutan pertanyaan dilontarkan Nando

"Apa ini, apa, kok aku ketinggalan," Gita tidak mau kalah.

Mereka bertiga mulai mengobrol, hanya Amara yang sudah membalikan depan menghadap ke depan. Dia membuka HP, dan iseng mencari instagram band Yaksa, bermodal kata 'Band Dragon', tidak sesusah yang dibayangkan, Amara langsung menemukan instagramnya. Amara melihat postingan terbaru, jelas dipaparkan jam berapa mereka akan tampil. Amara tersenyum sendiri, dan sejenak dia terbayang senyum Yaksa hari itu.

-0-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro