BAB 6: Keberanian

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Amara pulang ke rumah dan mulai beres-beres, memasak, serta mencuci baju. Setelah semua selesai, dia masuk ke kamarnya dan membaca buku baru yang baru saja dibelinya dari kios buku bekas. Tak lama kemudian, ibunya masuk. Ibunya baru pulang kerja dan langsung bertanya tentang keberadaan ayah Amara.

"Amara, ayahmu mana? Kamu lihat dia?" tanya ibunya dengan nada cemas.

"Enggak, Bu. Aku nggak lihat ayah sejak pulang," jawab Amara sambil mengangkat bahu.

Ibunya mengeluh tentang ayah Amara yang sering pergi entah ke mana dan tidak bekerja. "Ayahmu itu, ke mana saja sih? Kerja enggak, pulang juga enggak jelas."

Amara hanya diam mendengarkan. Kemudian, ibunya mengomel karena nasi yang dimasak Amara terlalu lembek. "Ini nasi kamu masak kok lembek banget sih? Ayahmu nggak bakal suka makan nasi kayak gini. Besok jangan masak kayak gini lagi."

Amara hanya mendehem sebagai jawaban. "Iya, Bu. Besok aku masak lebih keras."

Amara masuk ke kamar. Menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur sambil menatap langit-langit. Amara melihat Rash yang duduk di meja belajarnya. Rash tersenyum pada Amara, seolah menunggu Amara melakukan sesuatu. Amara berdiri, berpindah dari kasur ke meja belajarnya, membuka laptop, dan mulai mengetik.

-0-

Lembaran kertas disebarkan anak-anak jalanan yang biasanya bekerja mengantarkan surat kabar, ke setiap orang yang melewati pelabuhan. Berita besar dari teater Musik kerajaan Yuemeda. Mereka baru saja merekrut penyanyi baru dengan suara malaikat yang turun dari surga. Dalam kertas tergambar siluet seorang gadis yang memakai gaun dan rambut terurai.

Beberapa orang yang tau penyanyi baru yang dimaksud Teater Musik kerajaan Yuemeda adalah Rash merasa bangga, dan mendoakan Rash agar penampilan pertamanya lancar. Namun beberapa orang yang iri, tidak, banyak yang tidak suka seorang anak yatim-piatu miskin tiba-tiba masuk ke teater besar dan kini diperkenalkan seperti sebuah bintang terang di langit. Mereka mencibir Rash, menganggap Rash hanya pantas berdiri di pinggir jalanan hingga seorang pria yang sedikit uangnya merasa kasihan padanya, lalu menjadikan Rash istri yang penurut. Tidak hanya orang-orang di luar sana, mereka yang lebih dulu berada di teater ini juga berfikir hal sama. Kenapa seorang rendahan seperti Rash masuk dan menjadi bagian dari mereka. Tanpa sadar Rash mendengarkan semua itu.

"Jangan dengarkan. Mereka hanya kekurangan bahan obrolan," ujar Daniel. Dia pernah bercerita sedikit ke Rash bahwa dirinya dijual ke teater ini oleh kerabatnya setelah kedua orangtuanya meninggal. Setelah itu dia menjadi tukang sapu di teater ini.

Rash tersenyum meski nampak sedikit dipaksakan. "Sulit untuk tidak mendengarnya. Mereka bahkan tidak memilih tempat dimana aku tidak bisa mendengarkannya."

Daniel meletakan sapunya, dan duduk di samping Rash yang selonjoran sambil bersandar pada tembok. "Sejujurnya aku pernah mendengarkanmu bernyanyi. Count benar, seluruh kerajaan harus mendengar suaramu." Dia menyebut Count, orang yang mengajak Rash ke teater ini, sekaligus pemilik teater ini.

Rash menghela nafas panjang. "Jangan khawatir, itu tidak membuatku menyerah." Dia melemparkan senyum selebar mungkin ke Daniel.

-0-

Kembali ke Amara, sudah hampir tengah malam, namun ayahnya belum juga pulang. Suara TV masih terdengar, ibunya masih menonton sinetron, bukan tontonan kesukaannya, tapi cukup untuk membuatnya terjaga hingga ayahnya pulang. Entah kenapa ibu Amara takut tidur lebih dulu sebelum ayahnya pulang. Amara tidak mengerti, dan sejujurnya dia berusaha tidak memperdulikan itu.

Dengan mengumpulkan keberanian, dia mendekati ibunya. "Bu, aku mau izin belajar di rumah Gita. Ada tugas praktek."

Ibunya menolehkan kepala ke Amara. "Kapan?" tanyanya dengan suara lembut.

"Malam minggu."

"Ibu gak ada uang lo, enggak masalah?" Amara memberi jawaban dengan satu anggukan. "Kalau gitu jangan lupa izin ke ayahmu. Nanti dia marah."

"Iya bu," jawan Amara.

Amara kembali ke kamarnya. Mematikan lampu, menarik selimut, dan merebahkan badan ke atas kasur. Bersiap untuk tidur malam ini. Dan untuk Rash yang sudah mengambilnya posisi di sebelah Amara, dia bersiap kembali lagi ke kerajaan Yuemeda.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro