Battle Training?

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Yang di mulmed itu fotonya Akinobu Makoto atau Kino ya...
―――――――――――――――――――

Setelah beberapa saat, Hiromasa-sensei pun datang dari arah pintu belakang rumahnya dan berjalan menuju mereka semua.

"Omatase shimashita⑴ ... Ya, mari kita mulai latihannya ...." ucap Hiromasa-sensei memulai latihan untuk meningkatkan kemampuan supranatural mereka

"Osu!!!⑵" jawab semua muridnya dengan sangat bersemangat, termasuk cucu atau murid barunya, Kaori Hiromasa yang sekarang namanya sudah diubah menjadi Kaori Hideko selama berada di perguruan itu.

※※※✺※※※

Tiba-tiba ada anak laki-laki mengangkat satu tangannya, "Sensei ... Kenapa Sensei tidak meminta murid baru itu memperkenalkan diri?" tanya anak laki-laki berambut pirang pada Hiromasa-sensei

"Ah iya, Sensei lupa" jawab Hiromasa-sensei, lalu melirik Kaori seolah berkata 'ayo maju ke depan!'

Kaori pun mengangguk paham lalu melangkahkan kakinya ke tempat Kakeknya berada, 'Kakek, nanti jangan bilang kalau aku ini cucu Kakek ya ...' ucap Kaori dalam hati, seperti sedang bertelepati pada Kakeknya

'Memangnya kenapa?' tanya Hiromasa-sensei, menjawab ucapan Kaori dalam hati. Tanpa disadari, mereka telah berkomunikasi lewat pikiran atau disebut juga telepati.

'Ya ... Aku ingin dianggap seperti murid biasa saja, tidak ingin dibeda-bedakan' jawab Kaori yang masih berjalan ke tempat Hiromasa-sensei. Intinya, dia hanya tidak ingin diistimewakan karena dia adalah cucu dari sensei yang melatih teman-temannya di perguruan milik kakeknya itu.

'Baiklah, terserah cucu Kakek yang cantik ini saja ...' ucap Hiromasa-sensei pasrah dengan keputusan Kaori yang tidak ingin dianggap sebagai cucunya di perguruannya, kecuali Kentaro dkk yang sudah mengetahui hal itu.

Kaori pun tersenyum senang mendengar jawaban kakeknya dalam telepati mereka itu. Dia pun berdiri tegak dihadapan teman-temannya saat sudah berada disamping Hiromasa-sensei alias kakeknya, lalu memperkenalkan dirinya lagi

"Hajimemashite ... Watashi wa Hideko Kaori desu, Kaori to yonde kudasai, 14 (juu yon)-sai desu, Tokyo kara kimashita, douzo yoroshiku onegaishimasu ... (Salam kenal ... Namaku Kaori Hideko, panggil saja aku Kaori, umurku 14 tahun, aku berasal dari Tokyo, senang berkenalan dengan anda ...)" ucap Kaori memperkenalkan dirinya lalu membungkuk hormat ke hadapan teman-temannya

***

Artinya langsung di sampingnya ya ... Soalnya kalian pasti cape kalau harus scroll ke bawah untuk melihat artinya yang lumayan panjang itu. Oh iya, kalau nama dalam bahasa Jepang ke bahasa Indonesia itu dibalik posisinya, jadi kalau nama asli Kaori dalam bahasa Jepang itu Hiromasa Kaori kalau ke Indonesianya dibalik jadi Kaori Hiromasa.

Oke sekian, maaf udah ganggu kegiatan membaca kalian, anggap aja itu sebagai informasi tentang Jepang, arigatou ...

Silahkan dilanjut kegiatan membacanya ^_^

***

Kaori pun membungkuk hormat ke hadapan teman-temannya, mereka pun membungkuk kecil ke arah Kaori juga, "Kochira koso yoroshiku, Kaori-san ...⑶" jawab mereka bersamaan. Tentu dengan nada yang berbeda-beda, ada yang ceria, dingin, datar, jengkel (?) dsb.

Kini, Kentaro dan yang lainnya, sedang berdiri dan berbaris di hadapan Hiromasa-sensei. Tentu saja, Kaori juga berbaris seperti yang lainnya, namu sekarang dia sedang berdiri di samping Hiromasa-sensei dan berada di hadapan teman-teman seperguruannya.

Barisan dibagi menjadi 4, di barisan pertama paling kanan ada Keiji, Daichi --cowok berambut pirang--, Eijiro --cowok berambut hitam, dan Rei --cowok berambut biru tua; di barisan kedua ada Azusa, Mizuki, Hazuki, dan Kazuye; di barisan ketiga ada Kentaro, Akinobu, Raeden, dan Hisoka; lalu di barisan keempat paling kiri ada Terra, Yuki, dan tentu saja Kaori yang berada di posisi paling depan mereka berdua.

"Baiklah kalau begitu, silahkan kembali ke tempat, Kaori-san!" titah Hiromasa-sensei meminta Kaori kembali ke tempatnya semula. 'Sepertinya Kakek merasa agak aneh juga memanggilmu dengan embel-embel -san, Kaori ....' ucapnya dalam hati, seperti yang ia lakukan tadi, bertelepati pada Kaori

'Hehe ... Tapi Kakek harus terbiasa loh~' jawab Kaori dengan telepati juga, 'padahal Kakek bisa memanggilku Kaori saja seperti yang lain' batinnya yang tentu masih bisa terbaca oleh Kakeknya. Dia berjalan ke arah Terra sambil tersenyum-senyum sendiri, membuat yang lainnya menatap Kaori heran.

"Itu si Kaori kenapa senyum-senyum sendiri ya?" bisik Hisoka pada Raeden, Akinobu, dan juga Kentaro. Dia merasa heran melihat Kaori tersenyum sendiri seperti sedang menahan tawa.

"Mungkin dia sedang membicarakan sesuatu pada Sensei, secara ... mereka kan bisa membaca pikiran" jawab Raeden sambil berbisik juga, namun Azusa dkk mendengar hal itu

'Membaca pikiran?!' Hanya dua kata itu yang terpikirkan oleh Azusa, Keiji, dan teman-temannya. Mereka tercengang mendengar murid yang baru datang ke perguruan mereka sudah memiliki satu kemampuan khusus yang sama dengan kemampuan Sensei mereka.

"Mungkin" ucap Kentaro dan Hisoka bersamaan, mengiyakan perkataan Raeden. Sementara Akinobu hanya mengangguk saja seperti biasanya, apakah dia punya sifat dandere* (?)

*Dandere adalah tipe tokoh/karakter yang mempunyai sifat pendiam, jarang bicara, tapi masih peduli dengan keadaan di sekitarnya.

Kaori sudah berada di tempatnya dan langsung dilontarkan sebuah pertanyaan oleh Terra, "Kaori-san, kenapa tadi kamu senyum-senyum sendiri?" tanya Terra yang agak ceplas-ceplos mulutnya

"I-Iya ... nande mo nai yo~" jawab Kaori sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

"Aa ... sou desu ne~" ucap Terra. Dia mengerti kalau Kaori tidak ingin dia dan yang lainnya tau yang sebenarnya terjadi

"Sou desu" ucap Kaori lagi, berusaha meyakinkan. 'Haah, kenapa juga aku harus senyum-senyum sendiri di depan mereka, sambil berjalan pula' gumam Kaori dalam hati, menyalahkan apa yang dilakukannya tadi

"Ekhm!" Hiromasa-sensei berdeham, membuat semua muridnya menoleh cepat ke arahnya, "jadi, kita harus melakukan apa hari ini?" tanyanya, sambil mengedarkan pandangannya kepada semua muridnya dengan tatapan tegas

Keiji mengangkat tangan, "Sensei, bagaimana kalau kita mengadakan battle?" ucapnya, mengusulkan kepada sensei-nya untuk mengadakan latihan bertarung atau battle training pada kegiatan hari ini

"Oh, tidak buruk juga. Apa alasanmu mengusulkan untuk latihan bertarung hari ini?" jawab Hiromasa-sensei, sekaligus menanyakan apa alasan dibalik usulan Keiji kali ini

"Aku ingin mengetahui kemampuan Kaori-san dengan bertarung dengannya" ucap Keiji, membuat yang lainnya tercengang dengan ucapannya, terutama Kaori yang membelalakkan matanya mendengar hal itu

"Eeehhh ... B-be-bertarung d-denganku?!" ucap Kaori dengan terbata-bata. Pasalnya, dia tidak pernah menggunakan kemampuannya untuk melawan seseorang, wajar saja kalau dia sangat terkejut.

"Iya" jawab Keiji singkat. Sepertinya dia sangat serius mengajak Kaori bertarung, apalagi Kaori belum mengetahui kemampuannya, itu sangat membuat Kaori menjadi tidak tenang.

"Nah ... Sensei setuju. Ayo kita uji kemampuan teman baru kalian ini!" ucap Hiromasa-sensei yang setuju dengan keputusan Keiji, sambil melirik Kaori yang membuatnya bertambah panik

'Maji de?!⑺' teriak Kaori dalam hati

Kaori semakin panik karena Kakeknya menyetujui hal itu. Dia hanya bisa pasrah dan menerima tantangan Keiji. Ia berharap keajaiban datang padanya karena ia hanya bisa mengendalikan air dan barang, sementara ia tak tahu kemampuan lawan yang akan dihadapinya.

Kini, Kaori sudah berada di sebuah tanah lapang dan Keiji berada di hadapannya, sementara yang lain sedang berdiri mengelilingi mereka, tentu saja dengan Hiromasa-sensei yang berada di tengah mereka berdua.

"Sudah siap?" tanya Hiromasa-sensei, membuat Kaori segera menoleh ke arahnya cepat

"Siap!"

"S-siap"

'Dou shiyou?!⑻' gumam Kaori, panik

"Se ... No. Hajime!⑼" ucap Hiromasa-sensei memulai pertandingan mereka berdua.

Keiji pun bersiap melancarkan serangan kepada Kaori, Kaori pun tidak mau kalah, dia juga bersiap melancarkan serangan kepada Keiji.

"Shikata ga nai⑽" Hanya kalimat itu yang bisa Kaori ucapkan. Dia sudah berada di dalam sebuah pertandingan, tidak mungkin dia hanya bisa diam saja tanpa melakukan perlawanan kan?

―――――――――――――――――――
⑴ Maaf telah menunggu
⑵ Siap!
⑶ Senang berkenalan denganmu juga, Kaori-san ...
⑷ Ti-tidak ... Tidak apa-apa kok~
⑸ Oh ... Begitu ya~
⑹ Benar begitu
⑺ Yang benar saja?!
⑻ Bagaimana ini?!
⑼ Satu ... Dua. Mulai!
⑽ Mau bagaimana lagi

✯✯✯✪✯✯✯







T
B
C





Konbanwa, minna ....
Karena ini sudah terlalu malam, jadi Hicchan ga bakal banyak basa-basi lagi, jadi ....

Jangan lupa klik ⭐ dan 💬 nya ya agar Hicchan semangat ngelanjutin cerita ini ....

Sampai jumpa di chapter selanjutnya ....

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro