Battle Training : Kaori vs Keiji

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Yang di mulmed itu fotonya Azusa Nakayama ya ....
―――――――――――――――――――
KAORI POV

   Haahh .... Hari ini sangat melelahkan dan penuh kejutan. Kenapa? Kalian pasti tau 'kan. Baru saja aku datang ke sini beberapa jam yang lalu, sudah dikejutkan dengan berbagai hal yang mungkin orang lain pikir sangat mustahil dan tidak masuk akal.

   Pertama, aku dijahili oleh teman baruku dan rencana itu gagal. Kalian tau kenapa? Karena aku sudah mengetahui rencana itu dan aku agak bergeser sedikit menghindari ember melayang yang terisi air itu, tapi Kentaro datang ke arahku dan ember itu mengenainya secara tidak sengaja.

   Aku menahan tawaku melihat kepala Kentaro yang tertutupi ember berisi air yang membuat badannya basah kuyup, tapi dia langsung menggunakan elemen apinya untuk mengeringkan bajunya yang basah itu.

   Kedua, setelah rencana teman-temanku gagal, tiba-tiba ada yang melancarkan sebuah serangan dari arah belakang Raeden. Spontan aku juga melancarkan sebuah serangan yang tanpa ku sadari itu bukanlah salah satu dari dua kemampuanku, itu juga bukanlah salah satu dari beberapa elemen yang ada.

   Baru saja berada disini beberapa jam yang lalu, aku sudah memiliki jurus baru yang belum diketahui apa jenisnya. Ternyata yang melancarkan serangan itu adalah kakekku sendiri yang ingin menguji kemampuanku.

   Dan kini, aku harus menerima tantangan battle atau sering disebut dengan duel oleh salah satu murid yang baru aku kenal beberapa menit yang lalu dan belum ku ketahui apa kemampuannya. Huh, menyebalkan!

   Sekarang, aku sudah berada di tengah tanah lapang, Keiji berada di depanku, Kakekku berada di antara kami berdua, dan yang lainnya berada di luar arena untuk menyaksikan pertandingan kami ini.

   Sebuah pertandingan pasti ada peraturan yang menentukan menang atau kalahnya bukan? Dalam pertandingan atau duel ini, yang berhasil membuat lawan keluar dari arena dalam waktu 15 menit adalah pemenangnya. 

   Berarti aku harus berhasil membuat Keiji keluar dari arena? Bisa saja sih, aku langsung mendorongnya dengan air yang arusnya sangat kuat, tapi bagaimana kalau dia menyerangku terus-menerus tanpa memberiku celah, aku pasti akan kalah.

   Aku bingung harus bagaimana. Apakah aku harus memerhatikan serangan yang akan dia serang padaku dahulu? Atau aku harus menyerangnya terlebih dahulu? Gyaa!! Aku benar-benar bingung harus melakukan apa?!

   Disaat aku sedang bingung memikirkan hal tersebut, tiba-tiba Kakekku, Hiromasa-sensei, memberikan aba-aba kalau duel ini akan segera dimulai.

   "Sudah siap?" tanya Kakek padaku dan Keiji

   Aku yang sedang berpikir pun dengan cepat menoleh ke arahnya.

   "Siap!" jawab Keiji dengan penuh semangat

   "S-siap" jawabku di waktu yang bersamaan dengan Keiji tadi, namun bedanya aku menjawab itu dengan nada ragu

   Dou shiyou?!⑴

   Aku mulai bingung harus melakukan apa terlebih dahulu, sementara Kakekku sudah memulai hitungannya.

   "Se ... No. Hajime!⑵" ucap Kakek, pertanda bahwa pertandingannya sudah dimulai

   Terlihat Keiji sudah bersiap melancarkan serangannya padaku. Aku pun menghela napas panjang lalu menghembuskannya pelan, berusaha untuk tetap tenang dan bersiap untuk melancarkan serangan padanya juga.

   Shikata ga nai

   Aku sudah berada di dalam sebuah pertandingan, tidak mungkin kan aku hanya diam saja tanpa melakukan perlawanan? Semoga saja ... ada keajaiban yang datang padaku dan bisa memenangkan duel ini.

AUTHOR POV

   Mereka berdua ―Kaori dan Keiji― sudah memperlihatkan kemampuannya masing-masing. Keiji memperlihatkan kemampuan mengendalikan elemen terlebih dahulu, lalu Kaori memerhatikannya sebentar. Ternyata Keiji mempunyai kemampuan mengendalikan elemen tanah, suatu keuntungan untuk Kaori yang mampu mengendalikan elemen air.

   Keiji pun terlihat sedikit terkejut harus melawan Kaori yang mempunyai elemen air. Tapi dia tidak mudah menyerah, malah ia terlihat tambah semangat untuk mengalahkan murid baru itu. Ia mengarahkan kedua tangannya ke arah Kaori, mengendalikan tanah di sekitarnya. Iya, tanah yang berada di sekitarnya. Kenapa ia mengendalikan tanah yang berada di sekitarnya saja? 

    Berbeda dengan Kaori, Kentaro dan temannya yang lain yang sering juga disebut KYRTHA, mereka mempunyai bakat alami sejak kecil, yang diturunkan dari orangtua atau keluarganya dan muncul secara tiba-tiba. Keiji dan temannya atau disebut juga DHARKME, mempunyai kemampuan itu dari hasil kerja kerasnya selama ini. 

   Melalui 'Perguruan Hiromasa' ini, mereka dilatih agar bisa mengendalikan elemen, kecuali satu orang, yaitu Kazuye Kazuhiko yang mempunyai bakat alami yang diturunkan dari kakeknya. Makanya, Keiji dan temannya atau disingkat DHARKME, merasa iri oleh Kentaro dan lainnya atau disingkat juga KYRTHA, karena memiliki bakat alami. 

***

   Kaori melihat Keiji yang sudah mengendalikan tanah di sekitarnya yang di arahkan kepadanya, ia pun mengeluarkan elemen airnya dan mengarahkan pada Keiji juga. Kalian pasti sudah tau apa yang terjadi kalau elemen tanah melawan elemen air 'kan? Ya, Kaori berhasil membatalkan elemen tanah milik Keiji dengan elemen airnya.

   Sudah berulang kali Keiji menyerang Kaori dengan elemen tanahnya, namun semua usaha itu sia-sia karena selalu digagalkan dengan elemen air milik Kaori. Akhirnya dia menemukan sebuah cara untuk menyerang Kaori tanpa harus digagalkan lagi.

   'Aku harus membangun sebuah dinding dari tanah dan mendorongnya keluar arena' pikir Keiji yang pastinya terdengar oleh Kaori juga

   'Oh ... jadi kau akan membuat sebuah dinding dari tanah ya ... ? Berarti aku cukup bertahan sekuat tenaga saja. Toh, dia juga belum mengetahui kemampuan keduaku' gumam Kaori setelah mendengar rencana Keiji dari kemampuan membaca pikirannya

   Benar saja, Keiji pun membuat sebuah dinding dari tanah dan membuatnya seperti sebuah benteng lalu mendorongnya ke arah Kaori. Semua yang menyaksikan duel itu cukup terkejut melihat Keiji membuat sebuah benteng yang lebarnya sama dengan lebar arena, kecuali Kaori dan kakeknya yang sudah mengetahui hal itu.

   Kaori pun berusaha sekuat tenaga untuk bertahan dari benteng itu. Tapi menahan sebuah benteng menggunakan elemen air yang walaupun sudah diperkuat tekanan airnya, tetaplah bukan hal yang mudah. Dia pun melihat sekelilingnya, berusaha mencari sebuah benda yang mungkin bisa sedikit memperlambat benteng itu sampai waktunya habis.

   Dia pun melihat sebuah batu yang agak besar. Ia berhenti menyerang benteng itu sejenak, membuat teman-temannya yang menyaksikan pertandingannya heran kenapa dia berhenti menyerang.

   "Woy Kaori! Kenapa kau berhenti menyerang? Apa kau sudah menyerah?!!!" teriak Raeden dari luar arena

   Kaori pun tidak menghiraukan teriakan Raeden. Dia pun mengarahkan tangan kirinya ke arah batu itu, berusaha mengendalikannya.

   "Tunggu sebentar" ucap Kentaro pada Raeden saat melihat Kaori mengarahkan satu tangannya ke arah sebuah batu yang agak besar di depan sana

   Kaori pun berhasil mengangkat batu itu dan mengarahkannya ke depan benteng yang ada di hadapannya, lalu ia pun mengarahkan tangan kanannya juga untuk memperkuat pertahanannya.

   "Waah ... Kaori-san bisa mengendalikan benda juga ... !" Kali ini Kazuye yang berkomentar. Gadis berambut hijau dan memakai kacamata itu, kagum dengan kemampuan Kaori yang baru dia lihat saat ini. 

    Keiji yang tidak bisa melihat apa yang dilakukan Kaori karena tertutup bentengnya pun, heran kenapa benteng yang dia buat ini terasa lebih berat dari sebelumnya. Ia pun tetap berusaha mendorong benteng dari tanah itu sekuat tenaga.

   Hal yang sama pun dilakukan oleh Kaori, dia terus berusaha bertahan dari benteng itu dengan menggunakan sebuah batu yang agak besar untuk memperlambatnya.

   Namun semua usaha yang dilakukan Kaori, hasilnya nihil. Jarak antara Kaori, batu yang ia kendalikan, dan benteng yang dibuat oleh Keiji, sangatlah dekat. Dibiarkan sebentar saja, pasti tangannya dapat menyentuh batu itu. Ia pun melempar asal batu itu ke samping kirinya. Karena, kalau dia tetap menempatkan batu tersebut untuk menahan benteng, batu itu akan ikut mendorong Kaori ke luar arena.

   Sekarang, tidak ada lagi yang bisa ia lakukan untuk menahan benteng itu. Ia tetap meluruskan kedua tangannya ke depan, mencoba menahan benteng itu. Tapi ia malah terdorong oleh benteng tersebut. Tinggal beberapa senti lagi kaki Kaori akan menginjak garis pembatas arena. 

   'Arrghh ... aku harus bagaimana lagi?! Siapapun ... ! Tolong berikanlah keajaiban padaku!!' 

   Kaori bingung harus melakukan apa lagi untuk bertahan dari benteng tersebut dan memenangkan pertandingan. Ia menutup matanya, tidak ingin melihat kekalahannya sendiri. 

   Tiba-tiba, suatu hal aneh terjadi lagi. Disaat Kaori hampir saja menginjak garis pembatas, tangannya mengeluarkan cahaya yang sangat menyilaukan.

   "Apa yang terjadi?!" ucap Azusa sambil menutupi sebagian wajahnya agar tidak silau

   'Kok silau ya?' pikir Kaori. Ia bingung kenapa ia merasa sangat silau. Padahal saat ia memejamkan mata tadi, ia tidak merasa sesilau ini. 

   Cahaya itu pun perlahan-lahan mulai meredup, bersamaan dengan menghilangnya benteng yang terbuat dari tanah tersebut sedikit demi sedikit.

   'Ah ... perasaan aku saja mungkin. Eh, tapi kok aku merasa tidak terdorong lagi ya? Apakah aku sudah kalah?' gumam Kaori dalam hati. Dengan perlahan, ia membuka kedua matanya. Ia masih belum berani menerima kenyataan kalau ia dikalahkan oleh Keiji.

   Tapi kenyataan yang ia lihat, berkata lain. Ia sangat terkejut melihat benteng itu menghilang dari pandangannya. Dengan cepat, ia menolehkan kepalanya ke belakang, namun ia malah tambah terkejut lagi saat kedua kakinya belum menginjak garis sedikitpun.

   "A-apa yang t-terjadi?" ucap Kaori dengan terbata-bata

   Kaori mengedarkan pandangannya ke semua temannya yang berada di luar arena, namun mereka sama terkejutnya dengan Kaori. Mereka tercengang melihat akhir dari pertandingan antara Kaori dan Keiji ini.

   "A-ada apa ini, minna⑷... ?" tanya Kaori, heran. 
―――――――――――――――――――
⑴ Bagaimana ini?!
⑵ Satu ... Dua. Mulai!
⑶ Mau bagaimana lagi
⑷ Semuanya/teman-teman

✯✯✯✪✯✯✯







T
B
C





Ohayou gozaimasu, minna ..... (selamat pagi, semua ....)

Berjumpa lagi dengan Hicchan yang kali ini update-nya pagi-pagi karena malam harinya Hicchan mau membaca buku dengan tenang untuk menghadapi Ujian Nasional atau UN besok pagi.

Semoga Hicchan dan readers yang akan menghadapi UN atau ujian apapun, diberi kemudahan dan mendapat hasil yang memuaskan. Aamiin ....

Nah, bagaimana cerita KYRTHA - The Great Warriors di chapter kali ini menurut kalian? Seru atau membosankan? Maaf kalo ceritanya agak membosankan, Hicchan baru belajar menulis suasana pertarungan sih .... 

Jadi kalau ceritanya agak membosankan, maklumi saja ya~

Kalau kalian ingin mengetahui siapa pemenang dan apa yang terjadi di antara pertandingan Kaori vs Keiji, masukkan cerita ini di reading list/library kalian ya ....

Dan, terus dukung Hicchan agar semangat ngelanjutin cerita ini dengan vote + komen dari kalian semua ....

Maaf kalau author kalian ini sering pakai titik-titik (...), udah kebiasaan soalnya. Jadi kayak soal esai ya ... ?
//plak

Pokoknya, sampai jumpa di chapter selanjutnya ....

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro