My Friends

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Yang di mulmed itu fotonya Higa Hiromasa, kakaknya Kaori
‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
HARUNA POV

Aku sedang menunggu Kaori di tempat yang biasa kami bertemu untuk berangkat ke sekolah bersama. Posisiku saat ini sedang menyender di sebuah tiang sambil memeluk sebuah buku.

Lalu, aku mendengar suara langkah kaki yang menuju ke arahku. Aku menoleh ke sumber suara dan terlihat seorang gadis dengan rambut panjangnya yang berwarna hitam, dan iris mata yang berwarna cokelat kehitaman.

Aku tersenyum kepadanya, lalu melambaikan tanganku, "Hai Kaori..." sapaku dengan berteriak agar dia mendengarnya, "Kocchi, kocchi...⑴" lanjutku, menyuruhnya kesini

Dia membalas senyumku, "Ryoukai‥.⑵" jawabnya, lalu berlari kecil ke arahku

Setelah berlari-lari kecil, dia pun sampai juga di hadapanku. Dia terdiam sejenak sambil mengatur napasnya yang terengah-engah karena berlari tadi.

"Ohayou gozaimasu⑶, Haruna..." sapanya sambil tersenyum, setelah memastikan napasnya stabil lagi

"Ohayou⑷, Kaori-chan..." ucapku membalas sapaannya, yang pasti sambil tersenyum juga

"Kamu udah nunggu lama?" tanyanya, aku melihat jam yang ada di tanganku, 'Mmm... Aku udah nunggu 10 menit ya' batinku

"Enggak kok, belum lama" jawabku

Kaori menaikkan sebelah alisnya, sepertinya dia tidak percaya dengan jawabanku

KAORI POV

"Kamu udah nunggu lama?" tanyaku pada Haruna, dia pun melihat jam yang ada di tangannya

'Mmm... Aku udah nunggu 10 menit ya' pikir Haruna yang bisa ku baca

"Enggak kok, belum lama" jawabnya, aku menaikkan sebelah alisku tidak percaya, '10 menit itu udah lumayan lama, Haruna...' gumamku dalam hati pada Haruna yang berbohong itu

"Ya udah yuk, kita jalan!" ajakku, semakin lama kami berdiam diri di sini, semakin lama juga kami bisa sampai ke sekolah

"Ayo!" jawabnya setuju, kami pun melangkahkan kaki menuju ke sekolah, sambil sesekali tertawa karena candaan yang dilontarkanku

Aku tidak ingin sampai terlambat ke sekolah. Bagaimana jadinya nanti, kalau Kaori Sang Murid Teladan dan Terpopuler harus berjemur dibawah terik matahari dan dilihat oleh murid-murid yang lain, 'Huh, aku tidak ingin itu terjadi' pikirku

✰✰✰

10 menit kemudian...

Akhirnya aku dan Haruna sampai juga di gerbang sekolah yang tertulis Kagami Junior High School, tempat aku dan Haruna belajar selama hampir 3 tahun ini. Kami berjalan menuju kelas, melewati koridor-koridor sekolah yang di penuhi sapaan dari fans-fans setia ku dan juga Haruna

"Ohayou gozaimasu, Kaori-san..."

"Ohayou, Haruna-san..."

"Konnichiwa, Hiromasa-senpai...⑸"

"Ogenki desuka, Iori-senpai...?⑹"

Seperti itulah sapaan para fans ku dan Haruna, kami hanya menanggapinya dengan senyuman. Terkadang kami juga membalas sapaan mereka yang sudah kami kenal sebelumnya.

Kelas demi kelas sudah kami lewati. Akhirnya, kelas dengan plang bertuliskan "Ⅸ-G" ―kelas kami― sudah mulai terlihat. Dengan semangat, kami melangkahkan kaki menuju kelas Ⅸ-G itu.

"Ohayou, Kaori-san... Haruna-san..." sapa kedua siswi bersamaan, yang satu berambut pink dengan iris mata berwarna ungu memakai kacamata, dan yang satunya lagi berambut ungu dengan iris mata yang senada dengan rambutnya.

Kali ini bukan para fans yang menyapa kami, tapi mereka berdua adalah teman sekelas kami, bisa dibilang... Sahabat. Yang berambut pink itu, namanya Reika Nakazawa, sedangkan yang berambut ungu, namanya Kiyono Hiroyuki.

"Ohayou, Reika-san... Kiyono-san..." jawab kami bersamaan, membalas sapaan mereka.

"Tumben, pagi-pagi begini kalian sudah datang duluan?" tanyaku heran, biasanya kan mereka datang 20 menit sebelum bel masuk berbunyi.

"Kamu lupa ya? Sekarang kan bagian kita untuk piket" jawab Kiyono, 'Oh iya, aku lupa, hari ini kan bagianku piket, ya ampun' gumamku

"Eh, iya ya" ucapku sambil cengengesan

"Oh iya, kita kan kebagian piket hari ini, Kaori... Kenapa aku jadi lupa juga ya?" ucap Haruna sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal

Aku hanya mengendikkan bahuku, "Ya udah, kalian berdua ambil kain pel-annya ya!" titahku pada Reika dan Kiyono untuk mengambil kain pel yang berada di ruang kebersihan.

Di ruang kebersihan yang ada di sekolahku, terdapat berbagai macam alat kebersihan yang disimpan di sana. Tujuannya, agar alat-alat kebersihan tidak dirusak oleh murid-murid yang tidak bertanggungjawab pada barang yang dimiliki di masing-masing kelasnya.

"Oke deh..." jawab mereka berdua sambil mengacungkan jempol padaku, lalu berjalan menuju ruang kebersihan

"Aku juga mau ambil sapu ya..." ucap Haruna, lalu berlari menyusul Reika dan Kiyono

"Oke, aku tunggu di kelas ya...!!" jawabku sedikit berteriak, karena jarak mereka sudah lumayan jauh dariku

"Iya!!" teriak mereka tanpa menoleh ke arahku

"Oh iya, Haruna... Tolong ambilkan aku sapu juga ya...!!" lanjutku, meminta Haruna untuk mengambilkan sapu juga untukku

"Ryoukai!!" jawab Haruna sambil mengacungkan jempolnya

Aku masih terdiam di ambang pintu, melihat mereka yang masih berjalan menuju ruang kebersihan, sampai punggung mereka tidak terlihat lagi dari pandanganku.

"Hmm... Daripada aku diem aja, mendingan aku angkatin bangku" gumamku hampir berbisik

Di kelas memang tidak ada siapa-siapa, hanya ada tas-tas yang ditempatkan oleh pemiliknya di bangku masing-masing, itu tandanya mereka sedang pergi ke kantin atau ke suatu tempat di sekolah ini.

Aku menengok ke kanan dan ke kiri, melihat keadaan di sekitar kelasku. Sepi, tidak ada seorang pun yang melewati kelas ini. Kelasku memang berada di ujung lantai 2 sekolahku ini. Itu sebabnya, jarang sekali orang yang berlalu lalang di sini.

Aku pun masuk ke kelas dan menutup pintunya rapat-rapat agar tidak ada orang yang melihatnya. Aku berjalan ke tengah kelas, lalu mulai mengarahkan tanganku pada salah satu bangku dan menggerakkannya ke atas, mencoba untuk mengangkat bangku itu ke atas meja.

Mula-mula memang agak sulit untuk mengendalikannya, tapi aku terus mencoba sampai akhirnya bangku itu terangkat sendiri ke atas meja dengan kemampuanku.

"Yes, aku ga perlu capek-capek ngangkatin bangku satu persatu deh" ucapku senang, dengan suara yang pelan

Aku terus mengulangi hal itu, hingga semua bangku di kelasku terangkat dengan sendirinya ke atas meja.

Walaupun aku hanya menggerakkan tanganku untuk mengendalikan bangku-bangku itu, tetap saja aku masih merasa lelah karenanya. Mungkin, kemampuanku bisa menguras tenagaku juga.

Aku masih mengumpulkan sebagian tenagaku yang terkuras, sambil menyilangkan tanganku lalu menaruhnya di atas bangkuku yang sudah berada di atas mejaku itu.

Tiba-tiba aku mendengar suara pintu yang terbuka. Aku menolehkan kepala dan mendapati ketiga sahabatku terdiam di ambang pintu, lengkap dengan alat-alat kebersihan yang mereka bawa.

"Kaori, kok kamu keliatan cape gitu?" tanya Haruna, aku hanya menanggapinya dengan cengiran kuda

Sedangkan Reika dan Kiyono memandang seisi kelas dengan tatapan tidak percaya.

"I-itu, ka-kamu yang a-angkatin semua?" tanya Reika terbata-bata, tidak percaya karena aku yang mengangkat semua bangkunya

Haruna yang baru tersadar bahwa bangku di kelas sudah terangkat semua, hanya terdiam melihatnya

"Iya" jawabku dengan nada datar

"Hontou ni?⑺" tanya Kiyono

Aku menganggukkan kepalaku, mengiyakan pertanyaan yang dilontarkan oleh sahabat-sahabatku ini. "Kalian mau tetep berdiri disitu?" tanyaku pada mereka yang masih mematung saja. Mereka ini aneh, memangnya salah kalau aku mengangkat semua bangku meski aku harus menggunakan tanganku?

Dengan segera, aku berjalan mendekati Haruna dan mengambil salah satu sapu yang dipegangnya, "Udah, sekarang kita piket aja, keburu yang lain masuk nanti" ajakku pada mereka untuk segera melaksanakan piket

"Eh, bener juga tuh kata Kaori, nanti keburu bel masuk juga lagi" ucap Haruna yang baru tersadar dengan apa yang aku ucapkan

Yang lainnya ―Reika & Kiyono― hanya mengangguk paham dengan ucapan Haruna tadi. Kami pun segera membersihkan seisi kelas sebelum murid-murid yang lain berdatangan.

✰✰✰

06:40 JST

Setelah 5 menit, kami telah menyelesaikan piket kami, dan pada saat itu juga, para murid mulai berdatangan ke kelas karena 20 menit lagi bel masuk berbunyi. Kami pun segera membereskan alat kebersihan dan membawanya ke ruang kebersihan untuk disimpan di sana.

"Emm... Kan sebentar lagi liburan, kalian mau berlibur kemana?" tanya Reika pada kami bertiga sambil terus berjalan menuju kelas

"Hmm... Kalo aku sih pengennya di sini aja, palingan cuma rekreasi ke Tokyo Disneyland aja" jawab Kiyono

"Tokyo Disneyland? Wah... Kalo aku sih pengennya ke Gunung Fuji, kalo Kaori?" ucap Reika, lalu bertanya padaku juga

"Rencananya sih, aku mau nginep di rumah Kakek aku di Kyoto, tapi ga tau juga deh" jawabku yang masih ragu untuk tinggal bersama kakekku untuk sementara waktu

"Haruna?" tanya Reika pada Haruna, kami pun berhenti, lalu menatap Haruna lekat, menunggu jawabannya

'Hmm... Aku harus membantu Ibuku menjaga kedai lagi, aku memang tidak bisa seperti mereka' pikir Haruna, dia memang hanya seorang anak pemilik kedai kopi. Jadi setiap hari libur, dia harus membantu menjaga kedai milik keluarga ibunya

"A-aku? Mmm... Kalo aku hanya jalan-jalan di sekitar sini saja" jawab Haruna sedikit gugup, lalu mencoba meyakinkan kami dengan senyumannya

'Haruna, Haruna... Kamu ga bisa bohong dari aku lho!' gumamku

Reika dan Kiyono mengangguk paham dengan ucapan Haruna

"Ayo kita buru-buru ke kelas, takut keburu masuk nanti" ucapku setelah melihat jam tanganku yang menunjukkan pukul 06:55 JST.

Tidak terasa, sudah 15 menit berlalu untuk kami yang hanya ingin menaruh alat kebersihan di ruang kebersihan. Mungkin karena kami yang jalannya pelan sambil mengobrol juga kali ya?

"Ayo!" jawab mereka serempak, lalu mempercepat langkahnya

Kring...kring...kring...

Bel pun berbunyi saat kami duduk di kursi masing-masing. Yang pasti, aku duduk di sebelah Haruna dan Reika yang duduk di sebelah Kiyono.

"Huft, untung keburu..." ucap kami bersamaan sambil menghela napas lega

✰✰✰

AUTHOR POV

Suasana di kelas saat ini, sangat ramai seperti di pasar. Ada yang sedang asyik mengobrol, ada yang sedang menjahili teman-temannya yang sedang tidur, ada yang sibuk membaca buku sendirian, dan masih banyak lagi. Tiba-tiba ada suara yang mengheningkan keramaian sejenak.

"Minna-san... Ochitsuke!⑻"

―――――――――――――――――――
⑴ Sini, sini...
⑵ Oke/dimengerti
⑶ Selamat pagi
⑷ Pagi
⑸ Hai, Kak Hiromasa... (Kaori)
⑹ Apa kabar, Kak Iori...? (Haruna)
⑺ Beneran?
⑻ Semuanya... Tenanglah!

✯✯✯✪✯✯✯







T
B
C





Gimana nih, ceritanya seru ga? Maaf kalo ceritanya belum seru, karena si Kaori belum ketemu sama anggota KYRTHA nya, jadi masih belum banyak adegan mengendalikan elemennya.

Kalo kalian mau terus ikutin Kaori sampai bertemu dengan para pengendali elemen, jangan lupa masukkan cerita ini ke reading list/perpustakaan kalian ya...

Ada sedikit perubahan di cerita ini, yang tadinya author pake kayak gini [¹] diubah jadi yang ini [⑴], karena author baru nyadar kalo yang ini [¹] cuma sampe angka 4 aja, hehe...

Makasih banyak yang udah nge-vote chapter per chapter nya...
『ありがとう ございました』

Sampai jumpa di chapter selanjutnya...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro