Punished Together

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Yang di mulmed itu fotonya Reika Nakazawa ya...
―――――――――――――――――――
AUTHOR POV

   Suasana di suatu kelas yang sangat ramai seperti di pasar. Ada yang sedang asyik mengobrol, ada yang sedang menjahili teman-temannya yang sedang tidur, ada yang sibuk membaca buku sendirian, ada yang bernyanyi-nyanyi ga jelas, ada yang bermain kejar-kejaran, dan masih banyak lagi. Tiba-tiba ada suara yang mengheningkan keramaian sejenak

   "Minna-san... Ochitsuke!⑴" kata seorang siswi berambut hitam, yang tidak lain adalah Sekretaris Kelas, Kaori. Tiba-tiba memasuki kelas sambil membawa setumpuk kertas

   "Nanika atta no, Kaori-san?⑵" tanya seorang siswa

   "Tugas ya, Kaori-chan?" ucap Haruna menebak-nebak, setelah melihat tumpukan kertas yang dibawa oleh Kaori

   "Iya, begitulah, Haruna-san" jawab Kaori, sambil menaruh tumpukan kertas yang dibawanya ke meja guru

   "Yappari...⑶" ucap Haruna sambil menghela napas pasrah

   "Hhh... Kenapa harus ada tugas sih!" keluh seorang siswa

   "Tau nih, gue kan masih ngantuk" ucap seorang siswa, mereka yang mendengar suara itu, menoleh ke arah sumber suara dan memandangnya dengan pandangan yang sulit diartikan, lalu...

   Seketika suara tawa pecah saat melihat muka siswa yang baru bangun tidur tadi, membuat siswa itu heran dengan apa yang terjadi

   "N-nani!⑷" tanya siswa itu heran

   "Kamu liat sendiri aja deh, Rizaki" ucap Reika sambil menahan tawa dan menyodorkan sebuah kaca pada siswa bernama Rizaki itu

   "Sankyuu Nakazawa-san⑸" ucap Rizaki pada Reika

   "Panggil saja aku Reika!" ucap Reika kesal sambil memajukan bibirnya beberapa senti

   "Gomen ne, Reika-san⑹" ucap Rizaki meminta maaf

1

2

3

   "Nani!!!" ucap Rizaki yang masih melihat mukanya di kaca, murid yang lain hanya bisa tertawa terbahak-bahak melihatnya

   "Siapa yang udah corat-coret muka gue?!!" lanjutnya lagi dengan nada kesal, dia benar-benar marah pada orang yang sudah mencorat-coret mukanya yang tidak diketahui siapa pelakunya itu

   Semuanya terdiam, lalu melihat ke arah seorang siswa yang berada jauh dari mereka. Siswa yang merasa dicurigai itu, langsung berpura-pura bersiul sambil memperlihatkan ekspresi yang seperti merasa tak bersalah itu

   Jika kalian ingin tau apa yang dia tuliskan di wajah Rizaki, dia menulis “わたし は ばか” (dibaca: watashi wa baka⑺) di wajah Rizaki. Wajar saja 'kan kalau Rizaki marah dibilang seperti itu?

   "Hhh… Omae!!⑻" ucap Rizaki marah, lalu menghampiri siswa tadi yang sudah mencorat-coret mukanya seenaknya

   "Hehe... " ucap siswa tadi sambil cengengesan

   "Eh, eh… Udah dong, nanti aku bilang ke Minori-sensei⑼ nih!" ancam Kaori, membuat mereka mengalihkan pandangan lalu menatapnya tajam

   "Mendingan ada guru atau enggak nih...?" lanjut Kaori menakut-nakuti teman-temannya yang sedang diributkan oleh dua orang manusia yang sedang ribut ini

   "Eh, jangan dong Kaori..." protes teman-temannya yang dari tadi terdiam dan baru tersadar dengan perkataan Kaori

   "Udah, udah… Sekarang kita kerjain aja, daripada nanti dihukum" ucap Kiyono, berusaha mengakhiri perdebatan ini dan mengingatkan teman-temannya untuk mengerjakan tugas yang diberikan

   "Bener tuh kata Kiyono, ayo kita kerjain!" ucap Haruna, membenarkan perkataan Kiyono dan mengajak teman-temannya mengerjakan tugas agar tidak dihukum berjamaah karena tidak mengerjakannya

   "Eh iya Kaori, kan seharusnya kita ga dikasih tugas lagi, soalnya kan sebentar lagi kita mau bagi raport" ucap Reika heran

   "Hehe... Sebenarnya, kita dikasih tugas, karena kita dihukum" ucap Kaori sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

   "NANI!!!" ucap semua murid kaget, kecuali Kaori yang memberitahukan itu

   "Kita disuruh nulis kalimat ini biar kita ga berisik dan ganggu kenyamanan kelas lain" jelas Kaori sambil cengengesan

   Murid yang lain hanya menghela napas pasrah, lalu kembali ke tempat duduknya masing-masing. Kaori pun membagikan kertas-kertas itu satu persatu pada setiap murid

   "Gue ke toilet dulu ya" ucap Rizaki meminta izin untuk ke toilet sebentar pada salah satu murid, atau... Ketua Kelas yang sikapnya sama seperti murid yang lainnya, GAK BISA DIEM. Seharusnya Ketua Kelas itu mencontohkan yang baik pada murid yang lain, tapi ini malah ikut-ikutan berisik dengan nyanyi-nyanyi ga jelas, tidak patut untuk dicontoh!

   "Ya udah sana" jawab Kaichou (ketua kelas) itu sambil terkekeh yang dibalas tatapan tajam dari Rizaki,  mengizinkannya untuk pergi ke toilet sebentar membersihkan wajahnya yang terdapat coretan itu

KAORI POV

   'Haah... Kenapa jadi harus dihukum begini sih, Kaichou juga ikut-ikutan lagi, bukannya memberitahukan yang lain untuk diam, malah nyanyi-nyanyi ga jelas' gerutuku dalam hati sambil menggeleng-gelengkan kepalanya

   "Kamu kenapa Kaori-chan?" tanya Haruna yang melihatku menggelengkan kepalaku tanpa sebab yang jelas

   "Ah, gapapa kok, aku cuma heran aja sama Kaichou kita yang ga bener itu" jawabku

   "Iya sih, Kaichou-nya juga ga bener, jadi yang lain juga ikutan deh" ucap Haruna, yang merasa dibicarakan oleh kami berdua, menatap mereka  dengan tatapan kesal

   "Hehe... Gomen, gomen..." ucap kami spontan karena ditatap oleh sang Kaichou yang sedang jadi bahan pembicaraan kami berdua

   "Seharusnya kamu yang jadi Kaichou" ucap Haruna sedikit berbisik

   "Eeehh?" jawab Kaori dengan suara pelan

   "Aku setuju kalo Kaori jadi Kaichou" ucap Kiyono yang tiba-tiba muncul di sampingku

   "Ah, Kiyono-san kau mengagetkan aku saja" ucapku yang kaget karena Kiyono tiba-tiba muncul di sampingku

   "Gomen..." ucap Kiyono sambil menyengir kuda

   "Hmm, hmm" dehemku dan Haruna sambil menganggukkan kepala

   "Aku juga setuju kalo Kaori jadi Kaichou-nya" ucap Reika yang tiba-tiba muncul di samping Haruna juga

   "Ah, Reika-san kamu juga ngagetin aja deh" ucap Haruna kaget karena Reika sudah berada di sampingnya

   "Hehe, gomen ne..." ucap Reika yang dibalas anggukan Haruna

   "Tapi itu sudah telat kan, dikit lagi kita juga keluar dari sekolah ini" ucapku menyangkal pernyataan tiga sahabatku ini

   "Iya juga sih..." jawab mereka bertiga bersamaan

   "Oh iya, kenapa kelas kita ketahuan berisik ya, padahal kan kelas kita paling ujung?" tanya Kiyono

   "Iya tuh, bener" sambung Haruna

   "Kok bisa ketahuan, Kaori?" tanya Reika, mereka bertiga penasaran kenapa kelas mereka yang paling ujung bisa ketahuan berisik sama guru

   "Jadi gini..." ucapku, mulai menjelaskan apa yang terjadi

〜〜〜Flashback on〜〜〜
  
   Di kelas saat ini sedang sangat ramai seperti di pasar, semua sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Parahnya lagi, bukannya Ketua Kelas menenangkan yang lainnya, ini malah nyanyi-nyanyi ga jelas lagi, 'Hhh, tak patut...' gumamku dalam hati. Tiba-tiba ada seorang siswa yang muncul di depan pintu kelasku

   "Permisi..." ucapnya, semuanya mengalihkan pandangannya pada siswa itu, "Hiromasa-san, diminta untuk menemui Minori-sensei di ruangannya sekarang" lanjutnya, memintaku menemui Minori-sensei di ruangannya sekarang

   'Ada apa ya?' pikirku heran, "Hai', wakarimashita⑽" jawabku, aku pun bergegas menuju ruangan Minori-sensei untuk mengetahui ada maksud apa beliau memanggilku

   Setelah beberapa menit aku berjalan menuju ruangan Minori-sensei, akhirnya aku tiba di depan pintu ruangannya. Aku pun menghela napas panjang sebelum mengetuk pintu yang ada di hadapanku ini

Tok! Tok! Tok!

   Aku pun memberanikan diri mengetuk pintu ruangannya, "Permisi... Ini Kaori Hiromasa dari kelas Ⅸ-G, Minori-sensei..." ucapku

   "Masuk...!" jawab Minori-sensei dari dalam, mempersilahkanku masuk

   Aku pun membuka pintu dengan perlahan, lalu terlihatlah Minori-sensei sedang duduk di meja kantornya sambil menopang dagunya di meja yang dipenuhi dengan tumpukan-tumpukan kertas

   "Silahkan duduk Kaori-san!" titah Minori-sensei, menyuruhku untuk duduk di kursi yang ada di depan mejanya

   "Maaf sebelumnya, sebenarnya ada apa Minori-sensei memanggil saya?" tanyaku sopan

   "Jadi begini, tadi ada yang melapor pada saya, kalau kelasnya Kaori-san sangat berisik, jadi saya memanggilmu untuk memberikan tugas pada semua murid kelas Ⅸ-G agar mereka tidak berisik lagi" jawab Minori-sensei menjelaskan apa penyebabnya beliau memanggilku kali ini

   Aku hanya bisa tertunduk saat ini atas apa yang teman-temanku lakukan, padahal mereka yang melakukannya tapi aku yang terkena dampaknya. Harusnya kan Kaichou yang dipanggil Minori-sensei, bukan aku. Ini namanya mencemarkan nama baik kelas Ⅸ-G, dan aku Sekretaris Kelasnya. 'Menyebalkan!' batinku

   "Maaf, kalau kelas saya sudah menganggu kenyamanan kelas lain, Minori-sensei..." ucapku, mewakili permintaan maaf kelasku itu

   "Ah, tidak apa-apa Kaori-san, saya tau kamu tidak akan ikut-ikutan melakukan itu kan?" ucap Minori-sensei yang sukses membuatku tersenyum lega

   'Akhirnya Minori-sensei mengerti perasaanku juga' batinku senang

   "Jadi... Apa tugasnya Minori-sensei?" ucapku menanyakan tugas apa yang akan beliau berikan

   "Oh iya, ini tugasnya" jawab Minori-sensei sambil memberikan setumpuk kertas portofolio kosong padaku, lalu memberikan selembar kertas lagi yang bertuliskan sesuatu

   "Ini...?"

―――――――――――――――――――
⑴ Semuanya... Tenanglah!
⑵ Ada apa sih, Kaori-san?
⑶ Sudah kuduga...
⑷ A-apa?
⑸ Makasih, Nn. Nakazawa
⑹ Maaf ya, Reika-san
⑺ Aku bodoh/idiot
⑻ Hhh... Elo!!
⑼ Bu Minori
⑽ Iya, baiklah

✯✯✯✪✯✯✯





T
B
C





Konbanwa, minna-san... (selamat malam, semuanya...) Maaf nih, author telat update, sebenarnya sih bukan telat tapi kemaleman update-nya karena author lagi kehabisan ide, hehe...

Makasih ya yang udah mau baca walaupun sider (silent reader), author maklum kok, soalnya author juga sider yang suka nge-vote doang :v

Jangan lupa tinggalkan jejak seperti vote atau coment-nya, biar author semangat ngelanjutin ceritanya

Sampai jumpa di chapter selanjutnya...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro