Unexpected《2》

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Yang di mulmed itu fotonya Terra Akatsuki ya...
―――――――――――――――――――
AUTHOR POV

Tiba-tiba ....

   "Awas...!!!" teriak Kaori, karena sebuah serangan tiba-tiba datang dari arah belakang Raeden

Dziing!!

Bumm!!

   Suara dentuman keras terdengar karena serangan yang dilancarkan Kaori beradu dengan serangan yang tidak terduga dari mana asalnya itu

   Semuanya hanya diam tak percaya. Ternyata teman baru mereka yang terlihat biasa-biasa saja itu, menyimpan sebuah kekuatan besar

   "I-itu bu-bukan dari kita loh" ucap Raeden terbata-bata, menyatakan kalau serangan itu bukan berasal dari dirinya atau temannya

   "Be-benar" sahut Hisoka yang setuju dengan pernyataan Raeden

   "Su-sugoi..." kagum Kentaro dengan suara yang sangat pelan. Mungkin hanya dia sendiri yang bisa mendengarnya, kecuali satu orang, yaitu ... Kaori

Prok, prok, prok, prok,...

   Suara tepukan tangan terdengar dari arah serangan itu dilancarkan. Sontak mereka menoleh ke arah sumber suara untuk mengetahui siapa pelaku yang melancarkan serangan dadakan itu

   "Wah... Hebat juga ya cucu Kakek"  ucap seseorang dengan suara yang tidak asing lagi di telinga mereka sambil bertepuk tangan

   "Ka..kek..." ucap Kaori

   "Sen..sei..." ucap Kentaro, berbarengan dengan ucapan Kaori

   "Gomen, gomen...⑴ Kakek cuma mau ngetes aja" sahut Genmei ―Kakek Kaori, sekaligus sensei-nya Kentaro dkk― sambil terkekeh-kekeh

   "Ikh, Kakek..." ucap Kaori dengan raut muka cemberut

   "Wah, Kaori... Kamu hebat juga ya. Tokoro de⑵, tadi kamu membalas serangannya Sensei pake jurus apa?" tanya Terra pada Kaori

   "Pake jurus apa?" ucap Kaori mengulangi pertanyaan Terra, lalu berpikir sejenak, "E-eh, ta-tadi bukan e-elemen apapun kan?" tanya Kaori heran. Dia baru sadar, kalau serangan yang dilancarkannya tadi bukanlah salah satu dari sekian elemen yang ada

   "Kayaknya sih emang bukan" jawab Terra 

   "Iya juga ya... Terus tadi kamu pake apa? Masa kamu sendiri ga tau" sambung Hisoka

   "Beneran deh aku ga tau, tadi itu apa ya?" jawab Kaori sambil mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya di pelipisnya, "Kakek tau ga, tadi itu apa?" tanya Kaori pada Kakeknya 

   "Nanti Kakek coba cari tau" jawab Genmei, 'Sebenarnya, kekuatan apa yang tersimpan dalam diri Kaori saat ini. Hmm... Aku akan menyelidikinya'  gumam Genmei dalam hati

   "Hai'..." sahut Kaori. Lalu dia menatap kedua tangannya, masih memikirkan kekuatan apa yang ia gunakan tadi, 'Seharusnya aku hanya bisa mengeluarkan elemen air saja kan? Lalu, tadi itu apa?'  pikiran Kaori terus berkecamuk tentang hal itu.

✯✯✯✪✯✯✯

   "Haah... Akhirnya sampai juga" ucap Renjiro yang masih berada di dalam mobil dan memarkirkannya di halaman rumah seseorang, yang tidak lain adalah rumah milik adiknya Renjiro atau pamannya Kaori, Leiko Hiromasa

   "Ayo kita turun" ajak Renjiro sambil melirik ke kaca spion tengah, melihat Higa yang masih sibuk dengan handphone-nya dan headphone yang terpasang di kedua telinganya

   Higa yang tersadar diperhatikan oleh ayahnya, langsung melepas headphone-nya dan segera membuka pintu mobil di samping kanannya

Tok! Tok! Tok!

   "Gomen kudasai..." ucap Renjiro sambil mengetuk-ngetukkan pintu rumah Leiko beberapa kali

   Tidak ada jawaban apapun dari dalam rumahnya, "Lei—" ucap Renjiro yang terpotong karena tiba-tiba pintu yang ada dihadapannya terbuka dan menampakkan sosok laki-laki berambut cokelat tua yang sangat dikenalnya sejak kecil

   "Ohisashiburi, Renjiro-niisan, Megumi-neesan" ucap Leiko dengan nada dingin

   "Hisashiburi, Leiko... Ogenki desuka?⑸" sahut Renjiro dengan nada ramah, berbanding terbalik dengan Leiko yang terkesan tidak suka 

   Sementara, Megumi hanya menanggapinya dengan anggukan kepala sambil tersenyum

   "Genki desu⑹" jawab Leiko singkat. Suasana saat ini menjadi sangat canggung diantara kakak beradik ini

   "Hisashiburi, Oji-san wa genki?⑺" ucap Higa, mencoba untuk mengakhiri kecanggungan diantara mereka berdua

   "Hai', Oji wa genki desu. Higa wa?⑻" jawab Leiko dengan nada yang lebih ramah pada Higa dibandingkan dengan Renjiro yang terkesan cuek

   "Watashi mo genki desu⑼" jawab Higa dengan senyuman tipisnya yang hampir tidak terlihat

   "Ayo Higa, silakan masuk!" ucap Leiko mempersilakan Higa untuk masuk, lalu mengambil koper Higa. Ya, hanya Higa yang diperbolehkan masuk, sementara Renjiro dan Megumi masih tetap diam di tempatnya berdiri

   "Biar Higa saja yang bawa, Paman" ucap Higa sambil mengambil kopernya yang dipegang Leiko

   "Ya sudah, kamu masuk duluan saja" pinta Leiko 

   "Sebentar, Paman" jawab Higa, lalu membalikkan badan dan membungkuk 30° pada kedua orangtuanya, Renjiro dan Megumi. "Ayah, Ibu... Aku masuk dulu ya" 

   "Iya, baik-baik ya disini..." jawab Megumi

   "Nanti Ayah akan jemput kamu 2 hari sebelum masuk sekolah ya..." sahut Renjiro

   "Tidak usah dijemput, Yah... Higa bisa pulang sendiri" jawab Higa

   Higa membungkukkan badan sekali lagi pada kedua orangtuanya, lalu berbalik dan masuk ke dalam rumah pamannya itu

   "Kamu tunggu di ruang tamu dulu ya, Paman mau bicara dengan Ayah kamu dulu" ucap Leiko sambil berbisik pada Higa

   "Baik, Paman" jawab Higa. Pintu yang ada di hadapannya pun di tutup oleh Leiko. 'Paman mau bicara apa ya sama Ayah? Kenapa gak ngobrol di dalam aja?' pikirnya

   Sekarang hanya ada Renjiro, Megumi, dan Leiko yang masih berada di luar rumah. Hening. Tidak ada yang mengeluarkan sepatah kata pun diantara mereka bertiga.

   Karena suasana saat ini sangat membuat tidak nyaman, Renjiro pun memutuskan untuk pamit pulang, "Kalau begitu, aku pamit pulang dulu, Leiko" ucap Renjiro pada Leiko

   Leiko hanya diam tidak menanggapi ucapan Renjiro yang ingin pamit pulang

   "Megumi, ayo kita pulang" ucap Renjiro pada istrinya, Megumi

   Megumi membungkuk ke arah Leiko singkat, lalu berbalik arah menuju mobil

Di perjalanan pulang...

   "Ayah, sebenarnya ada masalah apa dengan Leiko?" tanya Megumi pada Renjiro, penasaran dengan masalah yang dimiliki oleh kakak beradik itu

   "Nanti Ayah ceritakan di rumah ya..." jawab Renjiro, menoleh ke arah Megumi singkat lalu fokus ke jalan yang ada di hadapannya lagi

   "Ya udah deh..." ucap Megumi, merasa tidak puas dengan jawaban Renjiro. Renjiro hanya menoleh dan tersenyum singkat padanya.

✯✯✯✪✯✯✯

   "Ekhm, jangan melamun terus..." ucap Hisoka sambil menepuk bahu Kaori, membuat Kaori tersentak dan tersadar dari lamunannya

   "Bikin kaget aja deh" protes Kaori

   "Udah deh, Kaori-san... Ga usah dipikirin. Mungkin itu kekuatan tersembunyi kamu..." sahut Terra

   "Mungkin... Oh iya, aku belum tau nama lengkap kalian loh" ucap Kaori, sambil menatap keempat cowok yang ada di hadapannya

   "Oh iya! Kenalin, nama aku Hisoka Genkichi, biasa dipanggil Hisoka" ucap Hisoka sambil mengulurkan tangan pada Kaori

   "Salam kenal, Hisoka-san" jawab Kaori sambil membalas uluran tangannya. 'Hmm... Aku merasa seperti ada angin di sekitar telapak tanganku ini, apa dia mempunyai elemen angin ya?' pikirnya

   "Eum... Perkenalkan, namaku Kentaro Daisuke, panggil saja Kentaro..." ucap Kentaro, lalu mengulurkan tangannya pada Kaori juga

   "Salam kenal, Kentaro-san" jawab Kaori, membalas uluran tangannya juga. 'Aduh... Kok tangan aku terasa panas ya? Kayaknya dia punya elemen api nih' pikirnya lagi

   "Namaku Akinobu Makoto"  ucap Kino, melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan Hisoka dan Kentaro tadi

   "Ah, salam kenal, Mako—" ucapan Kaori terpotong oleh Akinobu

   "Panggil Kino saja" ucap Akinobu

   "Baiklah, Kino-san" jawab Kaori

   "Yo! Kaori-san... Namaku Raeden Gokomatsu, kamu bisa memanggilku Raeden saja" ucap Raeden bersemangat, sambil mengulurkan tangannya juga

   "Ryoukai, Raeden-san⑽" jawab Kaori dengan semangat juga, lalu membalas uluran tangan Raeden

   "Oh iya, Kaori-san... Apakah kamu bisa membaca pikiran?" tanya Kentaro

   "Hmm... Ya begitulah~" jawab Kaori

   "Wah, berarti kita tidak bisa merahasiakan sesuatu pada Kaori-san dong ya..." sahut Hisoka

   "Benar juga ya, nanti pasti Kaori-san bisa tau kalau kita menyembunyikan sesuatu..." sambung Raeden

   "Hehe... Kalian tidak bisa bohong padaku loh~" jawab Kaori dengan nada yang dibuat-buat, sambil tersenyum miring

   "Ah... Kaori-san ga seru..." sahut Terra dengan muka cemberut

   "Hehehe..." ucap Kaori masih dengan senyuman miringnya

   Sementara teman-temannya yang lain hanya bergidik ngeri melihat Kaori yang seolah-olah seperti seorang penjahat saat ini

   "Oh iya, kalian bisa mengendalikan elemen kan?" tanya Kaori, yang sudah kembali menjadi pribadi yang ceria lagi

   "Eh? Kok kamu bisa tau?" sahut mereka bersamaan, kecuali Yuki dan Akinobu yang hanya menunjukkan ekspresi wajah heran

   Mereka terdiam sejenak, lalu...
Tawa pecah diantara mereka berlima

   "Kok kita bisa barengan sih ngomongnya?" ucap Terra di sela-sela tawanya

   "Mungkin jodoh..." sahut Hisoka, yang masih tertawa juga

   Tiba-tiba semuanya berhenti tertawa, lalu menatap Hisoka tajam

   "Itu mah kamu sama Terra aja kali" ucap Raeden

   "E-eh?" sahut Terra dan Hisoka bersamaan

   "Tuh kan, barengan..." sambung Kentaro, menggoda Terra dan Hisoka

   "A-apaan sih!" protes Hisoka. Sementara, Terra memalingkan wajahnya dengan pipi yang sudah merah padam

   Kaori terkekeh, "Kalian itu seru juga ya" ucapnya, dia merasa senang melihat kelakuan teman-teman barunya yang sangat asyik itu

   Semua terdiam lalu mengalihkan pandangannya ke arah Kaori yang masih terkekeh-kekeh

   "Ah iya, Kaori-san... Kenapa kamu bisa tau kalau kami mempunyai elemen masing-masing?" tanya Kentaro

———————————————————
⑴ Maaf, maaf...
⑵ Ngomong-ngomong
⑶ Permisi...
⑷ Lama tidak berjumpa, Kak Renjiro, Kak Megumi
⑸ Lama tidak berjumpa... Leiko, apa kabar?
⑹ Baik
⑺ Lama tidak berjumpa, Paman sehat?
⑻ Iya, Paman baik-baik saja. Kalau Higa?
⑼ Aku juga baik-baik saja
⑽ Oke, Raeden-san

✯✯✯✪✯✯✯







T
B
C





Konbanwa mina-san...
Ano... G-Gomen nasai, minna...
(Ano... Maafkan saya, semuanya...)
Author udah hiatus dua minggu tanpa kabar sama sekali. Udah gitu, author sekarang update-nya kemaleman lagi. Pokoknya...
Hontou ni gomen nasai, minna...
(Saya benar-benar minta maaf, semuanya...)

Makasih yang udah vote cerita ini, walaupun authornya malas kayak begini. Maklumi saja, author sekarang  udah kelas 9, jadi banyak tugas yang menumpuk. Kalian tau sendiri lah ya...

Jangan lupa klik ⭐ dan 💬 nya ya, agar author semangat ngelanjutin cerita ini

Sampai jumpa di chapter selanjutnya...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro