All About You

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

L'AMOUR
A Fanfiction

'
Nama, tokoh, karakter dan cerita hanya fiktif,
Hasil imajinasi penulis

💚

"Kau punya kekasih?"

"Tidak."

"Lalu?"

"Aku kencan dengan kekasih orang."

O Myung menatap Do Yeon lalu mengangkat tangannya.

Ctak!!!

"Awww!" Do Yeon mengaduh saat sang kakak menyentil dahinya. "Kenapa kau memukulku, Hyung?!"

"Aku tak memukulmu," kata O Myung. "Hanya menyentil."

"Sama saja sakit."

"Ck, seperti perempuan, begitu saja sakit."

"Tapi tenagamu besar. Tetap saja sakit." Do Yeon mengusap dahinya yang tampak sedikit memerah.

O Myung memandang sang adik lalu meniup dahinya.

"Huf, sembuh," ucapnya seperti merapal mantra. "Maaf ya, Dongsaeng."

Do Yeon mengangkat ujung bibirnya.

"Coba ceritakan padaku. Apa yang kau maksud berkencan dengan kekasih orang?" O Myung mulai menginterogasi.

"Ah, itu-"

"Jangan bilang kau menjadi pihak ketiga dalam hubungan orang lain?!"

"Astaga, Hyung. Bukan begitu," jawab Do Yeon masih mengusap dahinya.

"Tapi....?"

"Aku pergi dengan temanku, Hyung," Do Yeon mulai bercerita. "Dia awalnya berniat kencan dengan kekasihnya tapi batal jadi aku menggantikan kekasihnya itu."

"Temenmu itu wanita?"

"Iyalah. Masa aku berkencan dengan pria. Aku bukan gay, Hyung."

"Siapa tahu."

O Myung tertawa mendapati sang adik melayangkan tatapan tajam. Berwajah dingin dan jutek adalah keahlian adik tersayangnya itu.

"Jadi itu urusan pentingmu sehingga tak pulang makan malam bersamaku?"

Do Yeon mengangguk. "Kasian dia duduk menunggu kekasihnya yang tak datang. Bayangkan saja jika aku tak ada mungkin dia menangis."

"Memangnya dia menangis?"

"Ya tidak, tapi siapa tahu." Do Yeon mengangkat bahu.

"Jadi dia memutuskan pergi denganmu begitu?"

Do Yeon mengangguk. Tak jujur jika dia yang menyarankan agar kencan dengannya.

"Memangnya kau punya teman wanita? Yang mana?" O Myung seperti tertarik karena sang adik semenjak masuk ke agensi musik terbesar di Korea ini jarang bersosialisasi dengan wanita. Teman wanita Do Yeon hanya dari keluarga dekat saja dan O Myung pikir bukan salah satu dari mereka.

"Teman baru," jawab Do Yeon pendek.

"Teman baru? Siapa? Aku mengenalnya? Idol? Artis?"

"Bukan, Hyung. Dia fotografer. Kebetulan beberapa hari yang lalu aku melakukan pemotretan dengannya. Aku, Jung Won dan Jae Hyuk," jelas Do Yeon.

"Oh, fotografer. Aku ada kenalan fotografer wanita di Gangnam," ucap O Myung.

"Gangnam?" Alis Do Yeon naik. Bukankah Se Riz juga berkerja di daerah itu. Jangan bilang...

"Yoon Se Riz," kata O Myung.

Mata Do Yeon membulat.

"Dia salah satu kenalan fotograferku. Wanita mandiri yang manis." Sang kakak tersenyum.

"Yak. Kenapa kau tersenyum seperti itu. Menjengkelkan!" Do Yeon cemberut mendengar sang kakak menyebut nama Se Riz, apalagi tahu jika saudaranya itu sudah mengenal Se Riz.

"Lalu kenapa kau emosi? Memangnya kenapa?" tanya O Myung. "Aku hanya mengatakan fotografer kenalanku manis."

"Iya fotografer kenalan hyung itu adalah wanita yang tadi kencan denganku!"

O Myung memandang sang adik. "Iyakah? Bagaimana bisa?"

"Dia itu teman baru yang aku maksud. Sepupu Jung Won. Aku dekat dengannya sebulan ini."

"Ah, begitu."

Do Yeon mengangguk.

"Lalu bagaimana menurutmu? Se Riz manis kan?" O Myung menaik turunkan kedua alisnya.

Sang adik memutar bola matanya. "Kalau manis hyung mau apa?"

"Yah mungkin aku bisa mendeka—"

"Tak bisa!" Seru Do Yeon hampir membuat kakaknya melompat kaget.

"Wae?" O Myung tak mengerti. "Kau aneh sekali, Do Yeon."

Do Yeon menggigit telunjuknya. "Aneh bagaimana?"

"Aneh. Pertama, kau kesal saat aku mengatakan dia manis. Dan kedua kau melarangku dekat dengan wanita itu. Kenapa?" O Myung menatap adiknya bingung. "Jangan-jangan ...."

"Tentu saja hyung tidak boleh mendekatinya karena... dia sudah punya kekasih," ucap Do Yeon.

Padahal sebenarnya dia kesal karena takut sang kakak akan benar-benar mendekati Se Riz. Wanita pujaannya.

O Myung membulatkan bibirnya. "Jadi Se Riz punya kekasih?"

"Aku tadi sudah bilang. Se Riz itu wanita yang batal kencan dengan kekasihnya," kata Do Yeon. "Memangnya kau tak tahu? Katanya dia kenalanmu."

"Iya tapi kan aku tidak terlalu dekat. Apalagi aku sudah lama tak ada jadwal pemotretan dengannya. Aku juga bukan pria kepo yang suka bertanya untuk hal pribadi seperti hubungan asmara seseorang."

Do Yeon tahu.

"Jadi kau pergi dengan Se Riz karena kekasihnya membatalkan janji?" Tanya O Myung.

Do Yeon hanya mengangguk.

"Wah, sayang sekali wanita manis itu sudah mempunyai kekasih." O Myung menghela napas.

"Sayang kenapa?" Tanya Do Yeon. "Jangan bilang hyung ingin mendekatinya untuk dijadikan kekasih," cibirnya tak suka.

O Myung tersenyum. "Tidak juga."

"Lalu?"

"Kupikir, aku mendekatinya agar mau berkenalan dengan adikku. Siapa tahu kalian dekat dan bisa menjalin hubungan," jawab O Myung.

Do Yeon menelengkan kepala. "Hyung berniat menjodohkanku dengan Se Riz?"

"Aku pernah berniat mengajak dia makan malam agar kita bertiga bertemu tapi dia sibuk dan rencana itu tak pernah terjadi," jawab O Myung.

Entah mengapa Do Yeon tersenyum.

"Kenapa kau?" Alis O Myung naik melihat ekspresi adiknya.

"Itu artinya kau ingin aku dekat dengan Se Riz, Hyung? Dan mempunyai hubungan lebih?" Tanya Do Yeon.

O Myung mengangkat bahu. "Yah, setidaknya kau ada teman wanita. Siapa tahu kalian dekat dan menjalin hubungan ke depannya. Ya aku tahu kau idol tidak diperbolehkan menjalin hubungan selama masih di bawah kontrak tapi kan setidaknya kau bukan pria yang sama sekali tak boleh mengenal wanita."

Do Yeon mengangguk.

"Tapi karena katamu Se Riz sudah mempunyai kekasih kita lupakan saja pembicaraan tadi," ucap O Myung lalu turun dari ranjang.

"Tapi hyung," Do Yeon angkat bicara. Membuat sang kakak yang berniat keluar kamar berhenti melangkah. Dia berdiri di depan pintu dan memandang Do Yeon. Menunggu sang adik melanjutkan kalimatnya.

"Aku sebenarnya cukup dekat dengan Se Riz dan aku, rasanya aku ...." Do Yeon bingung apakah harus mengakui perasaannya terhadap wanita itu pada sang kakak.

"Rasanya aku apa?" tanya O Myung.

"Aku jatuh hati padanya," ucap Do Yeon mengaku.

"Apa?!"

"Aku menyukai Se Riz, Hyung," ulang Do Yeon. Aku menyukai segala tentang dia, tambahnya dalam hati.

"Tapi kau bilang dia sudah mempunyai kekasih."

"Iya tapi aku tetap menyukainya," jawab Do Yeon. "Memangnya salah?"

O Myung diam sesaat sebelum menjawab, "Perasaan sukamu tidak salah tapi kau salah menyukai orang, Do Yeon. Wanita itu milik orang lain. Lupakan saja perasaanmu itu."

~l'amour~

Se Riz menatap langit-langit kamarnya. Pukul 23.25 saat itu tapi matanya masih awas padahal sewaktu dia berada di dalam taksi dalam perjalanan pulang dari kencan tadi, dia begitu mengantuk. Akan tetapi setelah menginjakkan kaki di apartemen dan merebahkan diri di ranjang, rasa kantuk itu entah pergi kemana.

Se Riz menolehkan kepala ke arah ponsel yang tergeletak di samping bantal dia berbaring. Berharap ada pesan atau panggilan dari seseorang. Tapi harapan itu hilang karena seseorang yang dia harapkan sama sekali tak menghubunginya.

"Apa DK begitu sibuk sampai lupa menghubungiku? Padahal dia janji akan menelpon begitu urusannya selesai," ucap Se Riz.

Mengalihkan kepala dari ponsel, wanita itu menghela napas. Dia mencoba memejamkan mata. Menghilangkan DK yang ada di pikirannya.

Se Riz kemudian menghitung domba dalam benaknya. Seperti yang biasa dia lakukan jika tak bisa tidur ketika masih kecil dan dewasa ini.

Satu domba melompat. Ucapnya dalam hati.

Dua domba.

Tiga domba.

Empat domba.

Lima domba.

Enam domba.

Tu—

Ting!

Se Riz segera membuka kelopak matanya begitu telinganya mendengar denting ponsel di kamar yang hening.

Dia mendudukkan badan lalu meraih ponselnya. Senyum mengembang dibibirnya saat berpikir DK yang mengirim pesan tapi,

3 Pesan baru
Kim Do Yeon

Se Riz yang sedikit kecewa karena berharap notif itu berasal dari sang kekasih menghela napas. Diletakkannya benda pipih itu di ranjang. Dia hendak kembali merebahkan diri tapi rasa ingin tahunya membuat wanita itu kembali meraih  ponsel. Dibukanya pesan dari Do Yeon.

Kim Do Yeon
Apa kau sudah tidur, Se Riz?

Maaf aku mengganggu tapi ada hal yang ingin kutanyakan.

Apa kau menyukai hadiah dariku tempo hari?

Se Riz menggigit bibir sebelum menepuk dahinya sendiri.

"Aku bahkan lupa belum membuka paperbag itu," ucap Se Riz lalu turun dari ranjang dan membuka lemari pakaiannya. Dia meraih tas pemberian Do Yeon.

"Apa ya?" tanya Se Riz saat dia kembali duduk di ranjang. Dibukanya tas kertas berwana biru itu dan dia menemukan sebuah kemeja.

"Mengapa sama seperti ini?" tanya Se Riz begitu dia mengangkat kemeja di depan wajahnya.

Dari dalam paperbag yang Do Yeon bilang hadiah untuknya, Se Riz menemukan kemeja bergaris berwarna biru dan putih. Sama persis seperti kemeja yang dia pilih untuk Do Yeon kemarin.

Se Riz tersenyum tipis. "Kebetulan atau dia sengaja?" Dia bertanya. "Tapi kapan dia memilih kemeja ini? Tiba-tiba saja dia memberiku ini saat di kasir."

Se Riz sedang memikirkan jawaban dari pertanyaannya saat ponselnya berdering.

"Do Yeon?" Gumam Se Riz begitu melihat nama Kim Do Yeon tertera di layar.

"Halo?" Sapa Se Riz begitu dia mengangkat panggilan.

"Hai, Se Riz. Apa aku mengganggu tidurmu?" Suara lembut Do Yeon menyapa.

"Ani. Aku memang belum tidur," jawab Se Riz.

"Belum tidur? Kenapa?"

"Entahlah. Hanya belum mengantuk."

"Sering seperti ini?"

"Tidak juga."

"Mungkin kau sedang banyak pikiran?" tebak Do Yeon.

Se Riz tak menjawab. Mungkin karena aku memikirkan DK? Batinnya.

"Jadi bagiamana? Apa kau suka dengan hadiahku?" tanya Do Yeon kemudian saat Se Riz tak menjawab pertanyaannya tadi.

Se Riz memandang kemeja di pangkuannya. "Kenapa kau memberiku kemeja?"

"Ingin saja. Kau tak suka?"

"Aku suka hanya saja..." Se Riz menggantung ucapannya. "Apa kau selalu memberi hadiah pada teman yang belum dekat denganmu? Wanita contohnya?"

"Hei, apa menurutmu kita belum cukup dekat?" tanya Do Yeon.

Se Riz menggeleng seakan Do Yeon bisa melihatnya. "Entah. Dekat seperti apa yang kau maksud."

"Kau dan aku kan sudah sepakat menjadi teman dan kita sudah beberapa kali bertemu, menghabiskan waktu bersama jadi kupikir itu sudah membuktikan jika kita dekat."

"Oke." Se Riz mengangguk. "Tapi membelikan teman dekatmu baju itu sedikit berlebihan menurutku, Doy."

Ada jeda cukup panjang sebelum Do Yeon menjawab,

"Kau sepertinya tak suka hadiah dariku. Baiklah. Kau bisa mengembalikan barang itu padaku," ucap Do Yeon sedikit kecewa.

"Tidak, tidak. Tidak seperti itu. Aku suka," ucap Se Riz sambil melambaikan tangannya. "Tak mungkin aku mengembalikan  pemberian seseorang. Itu tidak sopan." lanjut Se Riz.

"Yakin?  Tak masalah jika kau ingin mengembalikan kemeja itu."

"Tidak, Doy. Aku akan menyimpannya. Terimakasih. Aku suka kemeja ini." Se Riz tersenyum.

"Syukurlah jika kau suka. Aku memberimu kemeja itu karena kau sudah memilihkan kemeja yang cantik untukku waktu itu."

Se Riz hanya mengangguk. "Tapi mengapa bisa sama begitu? Corak dan warnanya?" Dia mengeluarkan pertanyaan yang tadi terlintas di pikirannya.

"Aku ingin couple-an denganmu."

Se Riz membulatkan bibirnya mendengar jawaban Do Yeon. Couple-an? Bukankah hal itu hanya dilakukan oleh sepasang kekasih sementara mereka hanya teman?

Tiba-tiba Se Riz teringat perasaan Do Yeon jika pria itu menyukainya. Apakah dia ...?

"Doy?"

Sebelum Se Riz membuka suara, Doy sudah menyela.

"Aku harap kau bisa memakai kemeja dariku saat kau bekerja atau kapanpun itu. Dan kupikir ini sudah terlalu malam untuk mengganggumu jadi aku tutup dulu."

"Ah, baiklah," jawab Se Riz. Niatnya untuk menanyakan sesuatu pada Do Yeon urung.

"Selamat beristirahat, Se Riz," ucap Do Yeon.

"Kau juga, Doy," Balas Se Riz. "Terimakasih untuk kemeja cantik ini."

"Cheonmanaeyo."

Panggilan pun berakhir setelah mereka saling mengucap "Annyeong".

"Cantik," ujar Se Riz saat dia mengangkat kemeja biru pemberian Do Yeon. Dilipatnya kemeja itu sebelum meletakkannya ke dalam lemari.

Kemudian Se Riz kembali naik ke atas ranjang.

"Oke waktunya beristirahat," ucap Se Riz sembari menutup tubuhnya dengan selimut. Udara mulai terasa dingin.

Setelah mengucap doa, wanita itu menutup mata.

Ting!
Ting!

Apalagi? Batinnya lalu dengan enggan membuka kelopak matanya mendengar ponselnya kembali berdenting.

Do Yeon lagi?

Alisnya naik melihat pria itu mengirim sebuah video.

Penasaran, diputarnya video tersebut dan terdengarlah sebuah lagu mengalun. Se Riz tersenyum begitu menyadari jika itu suara Do Yeon. Pria itu mengirim cover lagu seperti yang biasa dia unggah di akun resmi ENKOTA. Bedanya di video ini hanya terlihat sebuah lampu duduk dengan boneka landak, bukan video dirinya.

Didengarkannya lagu itu dengan seksama. Se Riz tahu lagu itu. All About You milik Taeyeon.

"Suara Do Yeon memang selembut dan seindah ini? Kenapa aku baru sadar?" tanya Se Riz. "Aku menyukainya."

Dan sebuah pesan di bawah video itu membuat senyum Se Riz mengembang.

Kim Do Yeon
Good nite, Se Riz. Sweet dream. @.@

~l'amour~

Pagi menjelang.

Se Riz tersenyum lebar di atas ranjang begitu dia mendapat pesan dari seseorang.

DK Sunshine

Good morning, my lovely noona. Maaf atas kencan kita yang batal kemarin. Semalam aku ingin menelponmu mengingat aku begitu merindukanmu tapi aku takut menganggu.

So are you busy this Sunday? I'll pick you up at 09.00. I want to take a walk with you.

See you soon, Love. ❤️

Ah, semoga Minggu Se Riz secerah mentari yang bersinar pagi ini.

💚

----Notes

Cheonmanaeyo : Sama-sama

Pick you up : Menjemput

Take a walk : Jalan-jalan

----
Se Riz Yoon
21.09.2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro

#nubargwp