Awal Pertemuan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

A Fanfiction
L'AMOUR

'
Nama, tokoh, karakter dan cerita hanya fiktif, imajinasi penulis.

💚

"Lihat, Jae Hyuk tampan sekali!"

"Kya, aku suka Jung Won yang sangat imut!"

"Ah, aku ingin kekasih seperti Tae Lee!"

Kalimat-kalimat seruan itu aku dengar dari sekelilingku di mana banyak yeoja yang sedang duduk rapi, berkumpul memandang sembilan pria tampan di panggung.

Siang ini aku sedang berada di acara fansign salah satu Boy Group terkenal Korea yang diadakan di salah satu pusat perbelanjaan di kota Gangnam. Dengan memegang kamera di tangan, aku membidik satu per satu wajah tampan member ENKOTA dari tempatku duduk. Mencari gambar untuk menambah koleksiku.

Sebenarnya aku bukan fangirl atau fansite dari salah satu member ENKOTA yang sedang melambai dan tersenyum di depan kami. Aku hanya seorang wanita beruntung karena memenangkan undian acara fansign boy group ini. For your information, kebetulan aku bersaudara dengan salah satu anggota ENKOTA tadi, Kim Jung Won atau yang biasa disapa Zeus.

Aku membidik Jung Won. Mencari pose saat dia terlihat menggemaskan. Entah sudah berapa fotonya yang kuambil. Selain itu aku juga mengambil beberapa foto member lain khususnya Taeyeo. Banyak foto pria itu yang aku ambil. Oia, ngomong-ngomong dia bias ku. Yah meski aku bukan fans mereka setidaknya ada seseorang yang paling aku sukai dari semuanya.

Puas dengan hasil bidikanku, aku meletakkan kameraku ke pangkuan. Rasanya sudah cukup banyak gambar yang ku ambil. Kemudian ku rogoh tasku, mencari sebuah kue yang tadi aku masukkan ke sana. Aku lapar by the way, sementara sekarang pukul 13.25 dan aku melewatkan jam makan siangku.

Sambil menunggu antrian maju ke depan, bertatap muka dengan sang idola, aku mengalihkan perhatianku dari member ENKOTA yang sedang sibuk dengan penggemar yang berdiri di depan mereka, pada ponselku.

Aku mengecek beberapa pesan masuk. Membalas beberapa yang penting dan mengabaikan pesan usil.

Aku pun membuka akun media sosialku. Meng-scroll akun Instagram dan Twitter.

Tak lupa juga, aku mengunggah foto jika sedang berada di fansign ENKOTA dan berhasil membuat pengikut-pengikutku berkomentar iri.

Cukup lama aku membalas komentar-komentar di akunku, hingga seseorang mencolek bahuku.

Aku segera menoleh.

"Kau tak ingin maju?" Seorang gadis yang memegang kipas transparan bergambar Mwark menunjuk ke depan.

"Ah giliranku," ucapku setelah menoleh ke arah panggung kecil di mana member ENKOTA duduk. "Gomawo sudah mengingatkanku." Aku mengangguk pada gadis tadi sebelum beranjak meninggalkan kursiku dan melangkah ke stage yang dipakai untuk fansigning.

Aku memang bukan ENKOTAk -sebutan untuk penggemar ENKOTA- tapi entah mengapa aku berdebar. Lagipula bagaimana mungkin kau tak berdebar jika harus menghadapi sembilan pria tampan. Iya kan?

Aku tersenyum kikuk pada member pertama yang kutemui. Sang leader, Lee Taeyeo. Leader yang serba bisa. Mencipta dan mengkomposer lagu-lagu mereka juga membuat koreo untuk dance sendiri. Dancing machine atau member dengan tari paling handal di dalam group adalah julukannya dari para fans. Dan aku selalu jatuh hati pada dancer.

"Annyeong¹." Dia menyapaku begitu aku berdiri di depannya. Aku tersenyum lalu membungkuk memberi salam.

"Annyeong," ucapku lirih membalas sapaannya tadi. Lalu kusodorkan buku album ke hadapannya agar bisa dia tandatangani.

"Namamu?" tanya Taeyeo.

"Se Riz," jawabku.

Taeyeo mengangguk lalu menuliskan namaku sebelum dia membubuhkan tanda tangannya yang dia tulis dalam satu kali menarik garis tanpa putus. Indah sekali.

Diam-diam kuperhatikan member yang tahun lahirnya sama denganku itu. Dari dekat dia terlihat un-real. Wajahnya mempesona sangat mirip tokoh dalam manga kesayanganku.

"Em, aku selalu menyukai perform mu saat dancing," ucapku memulai percakapan. Bukankah sudah lumrah jika acara seperti ini kita bisa mengobrol santai dengan idola? Dan aku tak ingin melewatkan kesempatan ini hanya dengan diam membisu.

"Benarkah?" tanya Taeyeo lalu menoleh.

Aku mengangguk. "Kau terlihat begitu seksi saat menari," bisikku memuji.

Taeyeo menatapku sesaat lalu tersenyum.

"Terimakasih atas pujianmu." Dia terlihat malu-malu. "Apa kau bisa menari?" Lanjutnya bertanya.

Aku mengangguk. "Sedikit," jawabku.

"Benarkah? Jika ada kesempatan kau bisa menari bersamaku," sahutnya.

Tak kuduga dia mengedipkan sebelah matanya.

Aku tertawa. "Aku akan menantikan saat itu."

Taeyeo tersenyum lalu menutup albumku.

"Kamsahamnida," ucapku begitu dia selesai dan menyerahkan albumku. "Oh iya. Sebentar," lanjutku saat teringat sesuatu.

Taeyeo mengerutkan dahinya. "Ada apa?"

Aku membuka tas ranselku dan mengambil sesuatu dari dalam sana.

"Aku tak tahu boleh atau tidak memberi hadiah, tapi terimalah," ucapku sambil mengangsurkan sebuah kotak persegi kecil padanya.

"Apa ini?" tanya Taeyeo.

"Anting," jawabku. "Kau bisa memakai nya jika suka. Aku tahu kau sangat menyukai anting bukan?"

Taeyeo meraih kotak hadiah ku lalu tersenyum manis menatapku.

"Kamsahamnida, Se Riz-ssi. Akan aku pakai di perform besok," ucapnya.

Aku mengangguk. "Annyeong²," pamitku lalu melambai.

Taeyeo balas melambai seraya tersenyum. Ah, dia benar-benar mirip tokoh anime hidup yang keluar dari manga. Tapi dia lebih seksi.

Aku sangat menyukai Lee Taeyeo. Aku menginginkannya menjadi kekasihku. Tapi ah, aku menghela napas. Lupakan saja. Seorang idol tak mungkin mau menjalin kasih dengan orang biasa sepertiku. Haluku berlebihan.

Aku kemudian bergeser. Berhadapan dengan member selanjutnya secara bergantian. Tae Lee, main vocal dengan suara merdu. Yoshiro, si pria Jepang yang suka melukis. Ha Joon, pria Chicago yang begitu ramah. Lee Chan, maknae yang selalu ceria, dan Mwark, pria Kanada lucu yang tak berhenti tertawa saat aku ajak bicara.

Mereka semua begitu ramah. Apalagi Lee Chan. Dia tipe manusia yang bisa membuat suasana di sekitarnya menjadi lebih hidup. Tak heran dia adalah mood booster di grup.

Setelah bertatapan dengan enam member ENKOTA tadi, kali ini aku berdiri di depan Jung Jae Hyuk, member yang disebut sebagai visual di group ENKOTA. Aku tersenyum memandang wajahnya. Apakah dia manusia?

"Annyeong," sapa Jae Hyuk lebih dulu.

Aku bergeming. Masih menatap visual grup itu.

"Kau hanya akan menatap wajahku?" Lambaian tangan Jae Hyuk di depan wajahku membuatku mengalihkan pandangan.

"Ah, mianhae. Kau terlalu tampan. Membuatku terpana," ucapku malu.

Jae Hyuk tersenyum simpul. Menunjukkan dimple di kedua pipinya.

Ah, aku menjadi teringat seseorang dengan cacat yang sama.

Tanpa basa-basi aku menyerahkan albumku pada Jae Hyuk. Sementara menunggu dia menandatangani bukuku dan entah menuliskan apa di sana, aku menoleh ke arah member sebelah kiri Jae. Jung Won, saudaraku.

Dia melambai padaku saat kami bertemu pandang. Aku tersenyum.

"Se Riz - ssi,"

Panggilan Jae Hyuk membuatku menoleh. Dia sudah selesai rupanya.

"Terimakasih," ucapku lalu meraih buku albumku. Tapi Jae Hyuk menahannya.

"Kenapa?" tanyaku.

"Aku hanya penasaran. Apa kau diam-diam berkencan dengan Jung Won?"

Aku tertawa mendengar pertanyaan Jae Hyuk. "Aniyo. Bagaimana kau berpikir begitu?" Tanyaku.

"Kalian terlihat dekat. Siapa tahu kalian menjalin hubungan tanpa sepengetahuan agensi," kata Jae Hyuk lirih. "Sepertinya dia juga beberapa kali menyebut namamu saat bercerita. Se Riz Noona, begitu."

Aku tersenyum singkat lalu menggeleng. "Kami memang dekat tapi bukan seperti itu. Aku hanya kakak sepupunya." Aku memberitahu fakta sebenarnya.

"Kakak sepupu? Benarkah? Kau lahir tahun berapa?" tanya Jae.

"Aku kelahiran '95," jawabku.

"Wah, berarti kau noona?" Dia tampak terkejut. "Pantas Jung Won memanggilmu noona."

Aku mengangguk kemudian mengusap tengkukku. "Kau pikir berapa usiaku?"

"Aku pikir di bawahku," jawab Jae Hyuk.

Aku hanya tersenyum tipis. "Tidak. Justru kau yang di bawahku."

Jae Hyuk lalu menatapku. "Lalu apa noona berkencan dengan seseorang?"

Aku memandang Jae Hyuk dengan berbagai pertanyaan. Untuk apa dia bertanya sesuatu yang personal seperti itu?

"Ah, maaf aku tak seharusnya bertanya hal yang pribadi seperti itu," kata Jae Hyuk saat aku tak menjawab.

Baguslah dia mengerti.

"Apa noona model? Aku seperti tak asing dengan wajahmu," kata Jae Hyuk lagi.

Alisku menyatu. Kenapa sih? Mengapa dia banyak bertanya tentangku? Apa memang Jung Jae Hyuk secerewet itu? Tapi aku cukup terkejut mendengar dia berkata tak asing dengan wajahku. Apakah iya atau wajahku sangat pasaran?

"Aku seperti pernah melihatmu di majalah," kata Jae Hyuk. "Dan televisi kupikir."

Aku mengangguk pelan. Oh, dari sana.

"Aku FG," jawabku singkat.

"Hah?" Jae Hyuk menyatukan alisnya.

"Fotografer," jelasku. "Dan aku memang pernah menjadi model majalah."

"Oh, pantas saja." Jae mengangguk.

Aku tersenyum lalu mencoba menarik albumku saat dia hendak membuka lagi bibirnya. Tapi staf yang ada di belakang Jae Hyuk menyuruhku bergeser.

"Senang bertemu denganmu, Jae Hyuk," ucapku.

"Aku juga, Noona," Jae melambai.

Kemudian aku beranjak.

"Noona lama sekali. Apa yang kau obrolkan dengan Jae Hyuk Hyung?" Tanya Jung Won dengan wajah cemberut lalu langsung menarik buku albumku begitu aku sampai di depannya.

"Hei, memangnya aku meminta signmu?" Tanyaku pada Jung Won.

Pria itu menoleh padaku. "Lalu untuk apa kau ikut fansign?"

Aku memandang Jung Won. "Aku datang karena aku dapat undian tentu saja. Beruntung sekali kan," jawabku sedikit sombong.

Jung Won mendecih lalu memandang kamera yang tergantung di leherku.

"Noona tak bilang padaku jika akan ikut acara ini," kata Jung Won.

Aku mengangkat bahu. "Aku lupa," jawabku. Kuperhatikan pemuda berambut pirang itu yang sedang mencoret albumku dengan tanda tangannya.

"Lalu apa kau mengambil banyak fotoku?" tanya Jung Won kemudian menoleh.

Aku menggeleng. "Aku lebih banyak mengambil foto Taeyeo dan Jae Hyuk," bisikku. Berbohong. Aku hanya mengambil satu foto Jae Hyuk, itupun berdua dengan Jung Won.

Sepupuku itu memberengut padaku. Membuatku tertawa karena dia terlihat cute.

Tapi tawaku tiba-tiba berhenti saat Kim Do Yeon, member terakhir yang berada di sebelah Jung Won menoleh dan menatapku tajam.

Buru-buru kualihkan pandangan ku. Aku merasa tak nyaman dengan tatapannya.

"Noona malam ini ada acara?" tanya Jung Won.

Aku menggeleng. "Tidak. Kenapa?"

"Temani aku bisa? Aku butuh bantuan."

Aku mengangguk. "Untukmu, aku selalu bisa, Jung Won-ah. Hubungi aku kapanpun kau perlu bantuanku."

Jung Won meraih tanganku. "Gomawo, Noona."

Aku tersenyum. Kutepuk tangan Jung Won.

"Jung Won-ah, jangan bermesraan saat fansign!"

Celetukan Kim Do Yeon membuatku menoleh padanya. Apa dia bilang? Bermesraan? Aku merotasikan bola mataku.

"Ck, Do Yeon Hyung. Bilang saja kau iri," cibir Jung Won.

Aku tertawa tanpa suara. Kalimat sepupuku sama seperti apa yang aku pikirkan. "Baiklah. Aku juga tak mau membuat yang lain menunggu lama," ucapku sambil menepuk tangan Jung Won lagi.

"Aku hubungi nanti ya. Semoga manager-nim mengijinkan," kata Jung Won.

Aku mengangkat tanganku membentuk simbol oke. "Bye, Dongsaeng."

Kemudian aku menghela napas begitu aku berada di depan member terakhir ENKOTA.

Kim Do Yeon.

Setelah mengambil napas dalam, aku dan pria itu saling pandang.

"Kau tak butuh sign milikku?" Dia bertanya ketika melihatku hanya berdiri terdiam.

Aku menggeleng. "Tak perlu karena kau bukan biasku. Aku tak suka padamu," ucapku asal.

Oke, aku sadar ucapanku terdengar tak sopan dan jahat tapi entahlah aku tak mood melihat pria satu ini.

Dia menatapku tajam. Lebih tajam dari pedang Zorro. Jujur aku bergidik.

Tapi dia tiba-tiba saja sudah meraih buku album yang aku dekap. Membukanya dan membubuhkan coretan di salah satu fotonya.

"Hei, aku bi-"

"Kau tak perlu datang jika tak berniat!" potong Do Yeon. "Masih banyak orang yang kurang beruntung dan ingin mengganti tempatmu yang tak menghargai event ini," tambahnya lalu menyerahkan album milikku.

Aku berdecak kesal mendengar kalimatnya.

Tak menghargai? Yah, meskipun aku bukan ENKOTAk tapi aku bukan tak berniat ikut acara ini. Justru aku penasaran rasanya ikut fansign. Aku hanya tak berniat setelah melihat pria bermata tajam itu. Selain matanya yang tajam, mulutnya juga.

Dan satu lagi, wajahnya. Apakah dia tak bisa sedikit tersenyum? Mengapa ekspresinya datar sekali? Apakah dia ada masalah denganku atau ada masalah dengan hidupnya?

Jika ku ingat dia tadi bisa tersenyum manis pada yeoja-yeoja sebelum aku, tapi padaku?

"Aku tak tahu bagaimana para yeoja itu menyukai pria dingin bermulut tajam sepertimu," ucapku lalu meraih bukuku dari tangannya. "Dan satu lagi. Apa kau tak bisa tersenyum padaku? Apa kau mempunyai dendam padaku? Kita bukan musuh di kehidupan sebelumnya benar? Bukan kekasih yang tak saling mencintai kan? Mengapa kau terlihat tak suka padaku? Tapi tak masalah. Aku juga tak me-nyu-ka-i-mu!"

Tiba-tiba saja aku memberondong, meluapkan kekesalanku tanpa aku rencanakan.

Do Yeon terlihat terkejut mendengar kalimatku yang panjang. Apalagi saat aku mengatakan jika aku tak menyukainya. Ekspresinya berubah.

Dan aku sudah beranjak pergi sebelum dia sempat membalas ucapanku.

Kim Do Yeon berbeda sekali dengan Jung Jae Hyuk atau member yang lain. Kim Do Yeon menyebalkan! Rutukku dalam hati.

Sebelum aku duduk kembali ke kursi ku, aku menoleh ke arah stage. Saat itu Kim Do Yeon secara kebetulan pun sedang melihat ke arahku. Kami bertatapan untuk waktu yang lama hingga akhirnya aku menjadi orang yang mengalihkan pandangan terlebih dahulu.

Tatapan matanya sangat sangat menggangguku.

Sebelum aku memasukkan buku albumku ke dalam tas, aku membukanya secara acak dan berhenti di halaman di mana Do Yeon tadi memberi tanda tangan.

Alisku naik membaca pesan singkat di atas tanda tangannya.

Our beginning.

Apa maksudnya?

💚

---- Notes
Yeoja : Perempuan
Fansign : Penandatanganan album idol
Fansite : Fans idola yang mengikuti sang idola tersebut kemana pun dengan mengambil gambar
Bias : Idol favorit
Gomawo : Terimakasih
Leader : Pemimpin
Annyeong¹ : Hai, Halo
Kamsahamnida : Terimakasih (formal)
Annyeong ² : Dadah
Maknae : Termuda
Mianhae : Maaf
Aniyo : Bukan
Noona : Sebutan kakak perempuan oleh laki-laki yang lebih muda
Hyung : Sebutan kakak laki-laki oleh laki-laki
Dongsaeng : Sebutan adik

---- Cast

Doyoung NCT as Kim Do Yeon





----
Se Riz Yoon
26.08.2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro

#nubargwp