Kencan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


A Fanfiction
L'AMOUR
'

Nama, tokoh, karakter dan cerita hanya fiktif, imajinasi penulis.

💚

AUTHOR'S POV

Hari Minggu.

Jam menunjukkan pukul 13.25 saat matahari tampak begitu terik, Yoon Se Riz, wanita berusia 26 tahun berambut hitam panjang, terlihat duduk tenang di sofa, tengah menonton acara televisi sementara tangannya sibuk dengan setoples camilan di pangkuan.

Hari Minggu adalah hari bebasnya. Libur dari rutinitas kerja. Jadi sekarang dia sedang menikmati waktu bermalas-malasan di apartemen.

Televisi menjadi pilihannya.

Se Riz mengamati drama yang diputar di layar datar berukuran 32 inchi. Wanita itu menggeleng, mengangguk, bergumam sendiri menanggapi percakapan si tokoh, dan tersenyum kala melihat layar. Sekarang dia tertawa saat adegan di televisi menampilkan scene lucu antara seorang wanita dan pria yang tengah bertengkar tapi tak lama kemudian keduanya berpelukan.

"Pasangan yang aneh sekali." Se Riz berkomentar.

Rupanya dia sedang menonton drama komedi romantis.

"Ah, O Myung Oppa memang daebak," ucapnya sebelum memasukkan keripik ubi ke mulutnya.

Ting!

Perhatian Se Riz teralih dari layar televisi ke ponsel pintarnya yang berbunyi, pertanda ada pesan masuk.

Tangan kirinya yang bebas meraih ponsel di meja yang berada di depannya, masih dalam jangkauannya, tanpa harus beranjak.

Benar saja, nama Juon Kim alias Kim Jung Won adalah si pengirim pesan.

Noona, kau sibuk Minggu ini?

Begitu isi pesannya.

Se Riz langsung membalas.

Kenapa, J-ah?

Bukannya menjawab, Se Riz palah balik bertanya. Dia memang selalu memakai panggilan J-ah untuk pria itu jika berkirim pesan. Terlalu panjang jika harus mengetik Jung Won pikir Se Riz.

Sepuluh menit setelah Se Riz membalas, Jung Won mengirim pesan jawaban.

Mau jalan denganku?

Pertanyaan Jung Won tak langsung Se Riz jawab. Wanita itu sedang berpikir untuk menolak karena dia sudah ada janji sore ini.

Jemari Se Riz baru saja mengetik "Kau" saat layar ponselnya menampilkan panggilan masuk.

"Hai," sapa Se Riz setelah dia menggeser tombol terima. Dia segera duduk tegak di sofa dan meletakkan toples camilan ke meja.

Terdengar suara lembut seorang pria di seberang.

Senyum Se Riz terangkat. "Aku sedang menonton drama. Wae geurae?" Dia bertanya. Untuk beberapa saat wanita itu diam mendengarkan jawaban si lawan bicara. Ekspresi wajahnya perlahan menjadi muram.

"Okay, gwaenchana. We still have another time, next Sunday. Gwaenchana," ucap Se Riz. Mencampur bahasa Korea dan Inggris menjadi satu.

Lawan bicaranya mengatakan sesuatu.

"Mungkin aku akan menghabiskan soreku di depan televisi atau membaca novel yang kau belikan padaku tempo hari. Tak masalah," kata Se Riz. Wanita itu mengangguk saat pria di seberang mengatakan sesuatu. Lalu seulas senyum terbentuk di bibirnya.

"Arraseo... Bye."

Setelah menutup panggilan, Se Riz menghela napas. Kecewa. Janjinya batal karena sesuatu hal.

"Sudahlah. Toh dia sibuk, bukan karena tak mau pergi denganku," ucap Se Riz menyenangkan diri sendiri lalu menyandarkan badannya ke sofa dengan lesu.

Ditatapnya benda pipih yang masih ada di tangannya. Pesannya dengan Jung Won tadi belum selesai.

Apa aku menerima ajakan Juon saja? Batinnya.

"Tak ada salahnya," putus Se Riz.

Wanita itu membuka room chat nya dengan Jung Won dan chat pun berlanjut.

Juon Kim
Mau jalan denganku?

Se Riz
Kau mengajakku kencan?😏

Juon Kim
Begitulah. Hehe. Kebetulan hari ini sedang free.
Bagaimana? Noona mau?

Se Riz
Jam berapa?

Juon Kim
Jam 3 aku jemput ke apart.

Se Riz
Baiklah.
Aku akan bersiap- siap dan berdandan nanti.

Juon Kim
Aniyo, tak usah berdandan. Noona sudah cantik alami.
Lagipula jangan terlalu cantik. Repot jika nanti aku jalan denganmu banyak namja yang melirikmu.

Se Riz
Haha. Kau bisa saja.
Baiklah ayo kita kencan.

Juon Kim
Thank you, Noonaku. 🤗

Se Riz
You're welcome, my Juon. 🤗

~l'amour~

"Aku kira kencan kita batal," ucap Se Riz begitu melihat Kim Jung Won, dengan sebuah mobil Hyundai Elantra putih berhenti di hadapannya yang berdiri menunggu di taman kecil yang ada di depan gedung apartemen.

Jung Won terlambat setengah jam dari waktu janjian.

"Maaf, Noona, ada sedikit gangguan," ucap Jung Won seraya tersenyum menunjukkan deretan giginya yang rapi.

Untung Se Riz tak keberatan menunggu. "It's okay," balasnya.

"Noona duduk di belakang tak apa?" tanya Jung Won.

Se Riz baru sadar Jung Won tak duduk di kursi kemudi. Mungkin dia bersama manajernya, pikir Se Riz.

"Tak masalah selama masih di dalam mobil," jawab Se Riz lalu membuka pintu belakang mobil dari sisi kanan, lurus dengan posisi Jung Won dan terkejut saat mengetahui sosok di belakang kemudi. Bukan manajer ENKOTA ternyata.

"Halo, Se Riz-ssi," sapa sosok itu seraya menoleh pada Se Riz.

Kim Do Yeon.

Se Riz yang tadi terlihat terkejut kemudian tersenyum tipis, "Hai, Do Yeon-ssi," balasnya lalu menatap Jung Won seperti meminta penjelasan.

"Noona tak keberatan Do Yeon hyung ikut bersama kita? Dia bilang jika bosan di dorm," kata Jung Won.

Cukup lama Se Riz terdiam hingga dia menjawab,
"Tentu saja tidak," ucap Se Riz. Dia mencoba melengkungkan bibirnya, tersenyum. Jawabannya sangat berbanding terbalik dengan isi hatinya.

Akan tetapi memangnya dia tega jika harus mengatakan, "Jujur saja aku tak suka pria ini di sini. Aku keberatan dia ikut dengan kita, Jung Won,"

Lagipula Kim Do Yeon ada di dalam mobil, sebagai supir. Haruskah dia berkata agar Do Yeon turun supaya tak mengganggu acara mereka?  Atau dia batal pergi saja dan kembali ke apartemen? Ah, tidak. Rasanya itu tak sopan. Jung Won pasti kecewa.

Aku juga tak ingin Mingguku hanya tiduran di apartemen. Jadi tak apalah dia ikut, batin Se Riz.

Mencoba duduk dengan nyaman, Se Riz melirik ke arah Do Yeon yang mulai membawa mobil keluar area gedung apartemennya.

"Kuharap aku tak mengganggu kencan kalian," ucap Do Yeon.

"Tak masalah," kata Se Riz. "Lagipula bukan kencan sungguhan." Wanita itu meringis sambil memandang sang sepupu. Jung Won berkata mereka akan berkencan pada Do Yeon?

Jung Won mengangguk. "Mungkin akan lebih seru jika kita kencan bertiga seperti ini kan?"

Se Riz tersenyum tipis. Dia memang tak masalah Jung Won menyebut ini kencan. Dia tahu pria muda itu hanya sedikit bercanda. Hanya saja dia khawatir ada kesalahpahaman jika didengar orang lain. Kim Do Yeon misalnya. Dia tak ingin Do Yeon berpikir jika dirinya sungguh-sungguh berkencan dengan Jung Won.

"Berhentilah mengatakan kencan, Jung Won. Orang lain bisa salah paham. Apalagi jika netizen dengar, itu bisa menjadi masalah," kata Do Yeon.

Se Riz memandang Do Yeon.

Ucapan pria berambut hitam kelam itu sama seperti apa yang baru saja dia pikirkan.

"Biar saja," jawab Jung Won enteng.

"Kau mau ditegur Manajer-nim?  Tidak boleh ada skandal kencan," kata Doy.

Jung Won melirik Do Yeon. "Astaga, Hyung. Aku hanya bercanda. Kau serius sekali."

Se Riz mengangguk. Kim Do Yeon terlalu serius. Tapi dia juga tak sepenuhnya sependapat dengan Jung Won.

"Tapi kencan juga bukan hal untuk dijadikan candaan, Jung Won-ah," timpal Se Riz.

Jung Won menoleh ke arah Se Riz.

"Baiklah, maaf," ucap Jung Won. "Jadi kita mau jalan kemana, Noona?"

Se Riz menaikkan alis.

"Bukankah kau yang mengajakku jalan? Seharusnya kau sudah memikirkan tempat kemana kita pergi," jawab Se Riz.

"Iya sih. Tapi kan mungkin noona ingin pergi ke suatu tempat," kata Jung Won.

"Kemana ya?" Se Riz berpikir.

"Laut?" tanya Jung Won. "Noona suka laut kan?"

Se Riz mengangguk. Dia memang sangat menyukai laut tapi kepalanya kemudian menggeleng. "Tapi terlalu jauh," jawabnya. "Sekarang sudah terlalu sore. Aku tak mau pulang terlalu malam apalagi harus menginap," lanjut nya menambahkan.

Di depan Do Yeon mengangguk samar. Setuju dengan apa yang dikatakan Se Riz.

"Ada saran, Hyung?" tanya Jung Won pada Do Yeon yang diam saja.

"Terserah kalian saja. Aku kan hanya sopir yang mengikuti perintah," jawab Do Yeon.

"Kan hyung sendiri yang memaksa ikut dan sukarela menjadi sopir," sahut Jung Won.

Do Yeon menatap tajam Jungwoo. Membuat pria berambut pirang itu mendelik takut.

Se Riz tersenyum melihat mereka.

"Jadi mau kemana?" tanya Do Yeon. Mobil mereka sudah berada di Hannam bridge.

"Lotte World?" ucap Se Riz lirih menyuarakan isi pikirannya.

Do Yeon yang sempat melirik Se Riz lewat kaca spion tengah, bertanya,

"Lotte World Aquarium?"

Se Riz menoleh. Do Yeon mendengarnya?

"Noona ingin ke sana?" tanya Jung Won.

Se Riz mengangguk.

"Aku sudah lama ingin pergi ke Lotte tapi belum sempat. Keberatan jika kita kesana?" tanya Se Riz berharap.

Jung Won menggeleng. "Oke saja," jawabnya.

Do Yeon pun mengangguk. "Baiklah kita meluncur."

Se Riz tersenyum.

Karena jarak yang tak terlalu jauh dari apartemen  Se Riz ke Lotte World Aquarium, mereka bertiga sudah ada di tempat tujuan dalam waktu setengah jam. Kebetulan jalanan tak terlalu ramai meskipun akhir pekan.

Setelah mengantri dan mendapat tiket, ketiganya masuk ke dalam Lotte World yang hari ini ramai pengunjung.

Dua pria Kim, berjalan bersisian mengapit Se Riz  seperti pengawal. Mereka berkeliling akuarium melihat berbagai macam jenis hewan laut di dalam kaca raksasa yang berjajar. Ketiganya begitu antusias melihat apa yang terpampang di sana seperti anak sekolah yang sedang study tour. Berkali-kali Jung Won dan Se Riz bertanya tentang spesies ikan yang mereka lihat dan Do Yeon menjelaskan dengan baik. Se Riz berdecak kagum. Dia tak mengira pria itu cukup pintar.

Selama kurang lebih satu jam setengah mereka berkeliling. Hingga dua pria itu tampak lelah dan memutuskan berhenti dan duduk di depan kaca akuarium besar yang ada di samping kiri bagian Lotte Aquarium.

Se Riz mengikuti. Kaki nya pun sudah tak kuat berjalan. Dia duduk di belakang dua pria itu.

Wanita itu tersenyum memperhatikan Jung Won dan Do Yeon yang melihat takjub ikan-ikan yang bergerak kesana kemari. Apalagi saat ikan pari besar lewat di depan mereka. Dua pria itu membuka mulut lebar.

"Whoa, daebak. Hyung, ikan pari bisa sebesar ini?" Celetuk Jung Won.

"Ikan pari bisa memiliki lebar sampai 7 meter diukur dari ujung sirip dada ke ujung sirip lainnya," jelas Do Yeon.

"Wah itu keren," balas Jung Won.

Tanpa sepengetahuan dua pria itu, Se Riz mengambil foto mereka.

Sayang sekali aku tak membawa kamera kesayanganku. Hasilnya pasti lebih bagus, batinnya sambil memandang hasil foto di ponselnya.

Se Riz kemudian menatap Jung Won dari belakang. Wanita itu teringat sang adik. Ya, Se Riz memang mempunyai adik laki-laki seumuran dengan Jung Won.

Sudah berapa lama aku tak bertemu dengannya? Kapan terakhir aku jalan bersamanya? Ah, aku rindu dengan celotehnya. Begitu batin Se Riz.

Karena Jung Won lah rasa rindu Se Riz sedikit terobati. Jung Won dan adiknya banyak memiliki persamaan. Salah satunya mereka mempunyai sifat manja. Seperti Jung Won padanya.

Se Riz tersenyum sendiri mengingat sang adik yang sedang mengejar mimpinya. Bergabung dengan sebuah band.

Tanpa disadari, Do Yeon menangkap pandangan lembut Se Riz pada Jung Won. Alis pria itu naik. Tanda dia sedang berpikir.

"Ekhem...!"

Do Yeon berdehem. Membuat Se Riz memalingkan pandangan dari Jung Won dan menoleh padanya. Wanita cantik itu menelengkan wajah memandang Do Yeon.

"Kenapa, Do Yeon-ssi?" tanya Se Riz.

Do Yeon menggeleng.

Jung Won menatap Do Yeon dengan heran. Lalu dia berpaling pada Se Riz dan tersenyum.

"Noona, bisa tolong ambilkan gambar kami?" tanya Jung Won lalu memberikan ponsel miliknya pada Se Riz.

"Tentu," jawab Se Riz lalu berdiri setelah meraih ponsel Jung Won.

Wanita yang sebenarnya bekerja sebagai fotografer di salah satu studio ternama di kawasan Gangnam itu mundur, mengambil jarak dari Jung Won dan Do Yeon demi mengambil angle yang pas. Beberapa foto apik pun terambil.

"Wah, jepretan seorang fotografer memang beda," komentar Jung Won saat dia memeriksa foto yang baru saja diambil kakak sepupunya itu.

"Tentu saja. Dan kau harus membayarku, Juon-ah." Se Riz memanggil nama panggilan khusus untuk Jung Won. "Aku bukan fotografer gratisan," tambahnya bercanda.

"Baiklah. Bisa di atur." Jung Won mengedipkan sebelah matanya.

Do Yeon hanya diam memperhatikan interaksi Se Riz dan Jung Won meski pikirannya bertanya banyak hal.

"Hei, Noona. Sekarang giliranmu." Jung Won menarik tangan Se Riz. Membuatnya berdiri di sebelah Do Yeon.

"Giliran apa, Juon?" tanya Se Riz.

"Kau belum mengambil foto satu pun kan? Sekarang aku akan mengambil gambarmu. Dengan Do Yeon Hyung," jawab Jung Won.

Do Yeon memandang Jungwoo. "Jung Won..."

"Untuk kenang-kenangan, Hyung," kata Jung Won. "Ayo noona mendekat pada Do Yeon Hyung," lanjutnya memberi arahan.

Se Riz melambaikan tangannya. "Tak perlu, Juon. Aku bisa--"

"Noona, kapan lagi bisa berfoto dengan main vocal kami. Kau bisa membuat sahabatmu atau pengikut SNS mu iri saat tahu kau berfoto dengan siapa. Iya kan, Hyung?" Jung Won menatap pria yang lebih tua itu.

Do Yeon tak menjawab. Dia melirik Se Riz yang tampak canggung.

Membuat pengikutku iri? Ide bagus, ucap Se Riz dalam hati. Akan tetapi bukan berfoto dengan Do Yeon yang dia inginkan.

"Juon-ah..." Se Riz membuka mulut tapi Jung Won sudah kembali menyela.

"Ayo, Noona. Mendekat pada Do Yeon Hyung," pinta Jung Won.

Se Riz menggeleng.

"Ayo, lakukan saja. Jangan membuat ini menjadi lama," ucap Do Yeon sambil mendekat pada Se Riz.

"Hah?" Se Riz memandang Do Yeon.

"Ayo lihat kemari, kalian berdua!" seru Jung Won yang sudah mengangkat ponsel siap mengambil gambar.

"Tung–"

Kalimat Se Riz terpotong saat tiba-tiba Do Yeon merangkul bahunya.

Hei, apa-apa an dia seenaknya menyentuhku? Gerutu Se Riz di dalam hati tak suka.

"Lihat kamera," perintah Do Yeon berbisik.

Tak ada pilihan, Se Riz terpaksa menurut. Memandang Jung Won yang tersenyum dengan ponselnya.

"Say cheese..!" seru Jung Won.

Se Riz mencoba tersenyum senatural mungkin meski dia tak nyaman Do Yeon memeluknya.

Dan Se Riz menghela napas begitu Jung Won selesai mengambil foto. Segera, dia menjauh dari Do Yeon.

"Kenapa?" tanya Se Riz saat mengetahui Do Yeon tengah menatapnya. Pria itu menaikkan alis lalu menggeleng.

Aneh, batin Se Riz.

"Juon," Se Riz memanggil Jung Won. Pria itu lantas mendekat.

"Lihat foto kalian bagus sekali," komentar Jung Won sambil menunjukkan hasil jepretannya tadi. Do Yeon memandang layar ponsel Jung Won dengan senyum tipis yang tak disadari kedua orang di depannya. Sedangkan Se Riz langsung memandang Jung Won, tak peduli foto seperti apa yang terambil tadi.

"Jung Won," panggil Se Riz.

"Bagus, Hyung?" Tanya Jung Won pada Do Yeon yang dijawab dengan anggukan.

"Kim Jung Won!" Se Riz mengulangi panggilannya sedikit kesal karena Jung Won mengabaikannya tadi.

"Kenapa, Noona?" Seketika Jung Won menoleh.

"Apa kau lapar? Kita sudahi saja keliling akuariumnya lalu kita makan malam," usul Se Riz. "Sudah jam 18.00," lanjutnya seraya menilik jam tangannya.

Do Yeon menaikkan alis. Mengapa hanya bertanya pada Jung Won? Pikirnya. Apa dia tak ingat ada dirinya juga di sini?

"Bagaimana, Do Yeon-ssi? Kau lapar?" tanya Se Riz lalu ganti memandang Do Yeon.

Tak menyangka Se Riz bicara padanya, Do Yeon mengerjapkan matanya lalu mengangguk.

"Oke. Kita makan," ucap Jung Won.

Se Riz mengangguk. "Aku yang traktir kalian."

Jung Won tersenyum lebar. "Oke, kajja."

Se Riz tersenyum lalu meraih tangan Jung Won dan berjalan di sebelah pria itu, sedangkan Do Yeon mengikuti dari belakang. Memperhatikan Se Riz yang tertawa pada Jung Won. Pria itu merasa sedikit terabaikan disela "kencan" mereka.

Baru lima langkah berjalan, Jung Won tiba-tiba berhenti.

"Ada apa, Jung Won-ah?" tanya Do Yeon yang hampir menabrak Jungwoo.

"Sebentar. Sepertinya aku tak bisa ikut," ucap Jung Won sambil menatap ponsel di tangannya.

"Kenapa?" tanya Se Riz.

Jung Won mengangkat ponselnya. "Luke baru saja mengirim pesan. Aku harus kembali."

"Ada apa?" tanya Do Yeon.

"Luke siapa? Penting?" Se Riz ikut bertanya.

"Luke anak HOSPOT," jawab Jung Won menyebut member dari sub unit ENKOTA.

Se Riz yang  tak paham hanya diam tak berkomentar. Beda dengan Do Yeon yang ber-oh dan mengangguk. Jung Won kembali melirik ponselnya.

"Luke meminta bantuanku. Dia ada di dorm sekarang," kata Jung Won.

"Kalau begitu kalian pulang?" tanya Se Riz.

Jung Won memandang Do Yeon dan Se Riz bergantian.

"Um, noona makan malam dengan Do Yeon Hyung saja ya," jawab Jung Won.

Se Riz memandang Do Yeon. Makan berdua dengan pria ini? Rasanya bukan ide yang bagus. Bagaimana pun ini adalah acara "kencan" mereka berdua dan kenapa Jung Won harus pergi dan meninggalkannya dengan Do Yeon?

Do Yeon hanya menggaruk pipinya sambil mencuri pandang pada Se Riz.

"Aku titip noona ku padamu, Hyung. Jangan lupa antarkan dia pulang dengan selamat," ucap Jung Won sebelum dua orang di depannya menjawab.

"Jung Won-ah."

"Nikmati malam kalian." Jung Won memotong ucapan Se Riz. "Bye, Noona. Bye, Hyung."

Jung Won sudah berlari meninggalkan Se Riz dan Do Yeon yang saling pandang dengan canggung.

Se Riz menghela napas melihat sepupunya menjauh lalu memandang Do Yeon yang sudah dulu memandang ke arahnya.

"Kau..."

"Kita..."

Keduanya menaikkan alis saat mereka bicara bersamaan.

Se Riz tersenyum tipis sedangkan Do Yeon menggaruk hidungnya.

"Em, seperti kata Jung Won aku akan mengantarmu pulang. Setelah makan malam," kata Do Yeon lebih dulu. "Kau keberatan?"

Se Riz tampak berpikir.

"Tidak," jawab Se Riz akhirnya tak bisa menolak. Dia sudah berjanji akan mentraktir makan bukan? Janji harus ditepati.

Do Yeon menghela napas lega. Dia takut wanita di depannya menolak ajakannya.

"Kau tahu tempat makan yang enak, Do Yeon-ssi? Aku lapar," kata Se Riz saat mereka berdua keluar Lotte Aquarium.

Do Yeon memandang Se Riz lalu mengangguk. "Aku punya tempat makan favorit di Gangnam. Kau ingin ke sana?"

Se Riz mengangguk. "Call."

💚


---- Notes

Scene : adegan

Angle : Sudut

Oppa : Sebutan untuk laki-laki oleh wanita yang lebih muda
Daebak : Keren

Wae geurae? : Ada apa?

Gwaenchana : Tak apa-apa

We still have another time : Kita masih punya lain waktu

Next Sunday : Minggu besok

Arraseo : Baiklah

Bye : Dadah

Room chat : Ruang obrolan

Aniyo : Tidak

Bridge : Jembatan

Study tour : Karya wisata

Netizen : Warga/masyarakat internet
Main Vocal : Vokalis utama

Say cheese : Katakan Cheese

Kajja : Ayo

Member : Anggota

Dorm : Asrama

Call : Bahasa gaul Korea yang berarti setuju.

----
Se Riz Yoon
30.08.2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro

#nubargwp