Tahun Baru, Awal Baru

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

L'AMOUR
A Fanfiction

'

Nama, tokoh, karakter dan cerita hanya fiktif,
hasil imajinasi penulis.

💚

"Katakan padaku apa yang terjadi?!" ucap Natha begitu dia bertemu Se Riz sore itu di apartemen sahabat. "Bagaimana mungkin kau berpisah dengan DK segampang ini?"

Se Riz tahu sang sahabat akan menginterogasinya mengenai berakhirnya hubungan dia dengan DK. Atau lebih parah, memarahinya.

"Kami berpisah karena aku tak bisa menjalani hubungan seperti ini lagi, Natha," jawab Se Riz.

"Seperti apa? Bukankah kalian baik-baik saja?" Natha tak mengerti. "Ah, jangan-jangan karena idol itu kau meninggalkan DK? Idol itu berhasil merayumu, iya?"

Se Riz menggeleng. "Bukan karena Do Yeon, Natha. Aku meninggalkan DK karena dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya."

"Bukankah kau sudah tahu dari awal seperti apa DK. Sibuk dan sibuk. Tapi mengapa baru sekarang kau mempermasalahkan hal itu? Jujur saja, apa yang sudah dilakukan idol itu hingga hubungan kalian berakhir?! Aku benar-benar tak terima dia menghancurkan hubungan kalian?!" seru Natha berapi-api.

Se Riz menghela napas. Tak bisakah sahabatnya mengerti perasaannya?

"Jangan menyalahkan Do Yeon, Natha. Kau tak mengerti perasaanku," sahut Se Riz.

"Lalu apakah idol itu mengerti jika dia sudah menghancurkan satu hati di sini? Aku tak menyangka dia perusak hubungan orang lain," cibir Natha.

"Do Yeon tidak seperti itu!" Se Riz berseru tak terima.

"Lalu? Aku tak habis pikir kau berhubungan dengan idol itu lalu meninggalkan DK yang jelas-jelas sangat mencintaimu. Kau bodoh atau apa?" Natha menatap Se Riz.

"Natha, please. Aku tak ingin bertengkar denganmu," ucap Se Riz lelah.

"Wae? Tapi aku ingin. Ayo bertengkar agar kau tahu kau yang salah di sini!" Natha bersedekap menatap Se Riz. Wanita itu diam. Menyadari jika dia salah menjalin hubungan di belakang DK tetapi dia mempunyai alasan.

"Kembalilah pada DK. Kau tak tahu dia hancur?" tanya Natha lembut.

Se Riz menggeleng. "Aku tak bisa. Aku sudah memilih Do Yeon. Aku mencintainya sekarang."

Natha menggeleng. "Kau buta."

Se Riz tak menjawab.

"Aku kecewa padamu, Se Riz."

Se Riz tahu, sahabatnya akan sangat menentang hal ini.

"Kau yakin tak bisa berubah pikiran? Serius meninggalkan Dong Kyu?"

Se Riz mengangguk. "Aku serius, Natha."

Natha menghela napas. "Jika memang ini yang kau mau, aku tak bisa berkata apa-apa lagi. Ini hidupmu, kau berhak menentukan pilihanmu dan aku tak ada kuasa untuk memaksa. Tapi aku hanya ingin menasehatimu satu hal."

Se Riz memandang Natha.

"Menjalin hubungan dengan idol tak akan semudah yang mungkin kau pikirkan," ucap Natha. "Aku harap kau tak menyesal saat memutuskan untuk menjalin hubungan dengan penyanyi itu."

"Kau membenciku, Natha-ya?" tanya Se Riz.

Natha menatap Se Riz. "Tidak, Se Riz. Aku hanya membenci apa yang kau lakukan pada DK tapi aku tidak membencimu. Kau pikirkan lagi keputusanmu. Belum terlambat untuk kembali pada DK."

Se Riz hanya mengangguk.

"Baiklah, aku pergi. Loey sudah menungguku di bawah." Natha berdiri. "Semoga malam tahun barumu menyenangkan, Se Riz."

Se Riz tersenyum saat Natha memeluknya. "You too, Natha."

Sepeninggal Natha, Se Riz menghela napas. Dia bahkan lupa malam ini tahun baru dan sepertinya dia melupakan sesuatu yang lain.

Deringan ponsel yang mengalunkan lagu dari sebuah boygroup yang dia setel sebagai nada dering mengalihkan atensinya. Gadget yang dia letakkan di depan televisi segera dia raih.

"Noona, kami sedang meluncur ke tempatmu. Kuharap kau bersiap," suara Jung Won terdengar di seberang.

Se Riz tersenyum. Ah, dia lupa jika dia ada janji keluar malam ini bersama Jung Won dan Do Yeon, kekasih barunya.

"Baiklah," jawab Se Riz. "Katakan pada Doy tak perlu mengebut."

Se Riz mendengar dua suara yang berbicara.

"Doye hyung bilang, tak apa, karena dia tak sabar ingin bertemu denganmu," kata Jung Won kemudian.

Se Riz tersenyum. "Dasar. Ya sudah. Hati-hati di jalan. Aku akan bersiap."

"Ne."

Setelah panggilan terputus, Se Riz menuju kamarnya. Berganti baju hangat dan memakai sedikit riasan di wajah. Slingbag warna pink dia selempangkan di bahu sebelum meninggalkan kamar dan keluar apartemen. Dia menunggu dua pria yang akan menjemputnya di lobi dengan memainkan sebuah game di ponselnya tetapi dia menghentikan permainannya saat sebuah panggilan masuk.

Appa 🤵

"Ne, Appa," jawab Se Riz sesudah dia menyapa sang ayah. "Aku berniat keluar malam ini .... Kau lupa ini malam tahun baru? Aku ingin menghabiskan waktu dengan temanku .... Tentu saja tidak. Besok aku pulang ke rumah, Appa .... Ne, aku tahu. Aku akan pulang sebelum jam 10.00 .... Ne, love you, Appa."

Se Riz menggeleng begitu menekan tombol mengakhiri panggilan.

"Memangnya aku gadis kecil harus sudah di rumah sebelum jam malam?" Dia bertanya pada diri sendiri.

Ketika Se Riz hendak meneruskan permainan yang terganggu tadi, sebuah panggilan membuatnya menoleh.

"Baby."

Kim Do Yeon berjalan mendekat dan tersenyum begitu matanya bertemu dengan mata Se Riz. Wanita itu segera berdiri.

"Menunggu lama?" tanya Do Yeon begitu dia berdiri di depan Se Riz. Wanita itu menggeleng lalu meraih tangan Do Yeon.

"Ayo pergi."

Mereka berdua lalu menuju mobil sambil berpegangan tangan. Jung Won sudah menunggu keduanya dengan bersandar di pintu mobil

"Noona...!" Jung Won segera memeluk Se Riz. "Ah, aku rindu."

"Nado, Juonku," jawab Se Riz seraya menepuk punggung Jung Won.

"Sudah, sudah. Jangan terlalu lama memeluk Se Riz." Do Yeon menarik Jung Won menjauh dari Se Riz. "Dia kekasihku sekarang kau ingat, Jung Won."

Jung Won memandang Do Yeon. "Dasar posesif! Tapi Se Riz tetap noonaku. Hyung tak bisa melarangku memeluknya."

"Tentu saja bisa," sahut Do Yeon.

"Wae?!"

"Karena aku kekasihnya."

"Posesif."

"Biar saja. Ada masalah?"

Do Yeon dan Jung Won saling pandang dengan kesal.

"Jelas masalah. Meski kau keka–"

"Pokoknya kau dilarang memeluk Se Riz lebih dari tiga detik!"

"Heol. Apa-apaan. A–"

Tak ingin mendengar perdebatan tak penting ini, Se Riz menyela.

"Aku akan kembali ke apartemen saja jika kalian terus bertengkar," ucap Se Riz lalu berbalik.

"Andwae!!!"

Do Yeon dan Jung Won sama-sama berseru dan memegang tangan Se Riz. Membuat wanita itu terkekeh.

"Kalian lucu sekali," ucap Se Riz.

"Aku tahu aku kiyowo, Noona," kata Jung Won dengan senyum manisnya.

"Cih, aku lebih lucu darimu." Do Yeon tak mau kalah.

Astaga, apakah mereka selalu seperti ini di asrama?

"Jadi pergi atau kalian akan terus bertengkar seperti anak kecil?" tanya Se Riz.

~l'amour~

Malam bertabur bintang di langit. Suasana sungai Han malam ini terlihat berbeda dibandingkan malam biasa karena sekarang ada perayaan tahun baru. Banyak orang datang untuk menyaksikan pesta kembang api yang biasa diadakan di sungai Han dekat Hannam Bridge.

Se Riz beserta Do Yeon dan Jung Won tampak membaur dengan orang-orang yang duduk di tepi jalan sungai Han menikmati malam.

Pergantian malam tahun baru akan dimulai 3 jam lagi tapi tepian sungai Han di sini terlihat penuh sesak lautan manusia.

"Noona," panggil Jung Won.

Se Riz yang tengah bersandar pada lengan Do Yeon menoleh. "Eum?"

Jung Won berbalik sebelum memberikan paperbag pada Se Riz.

"Aku tahu ini terlambat tapi selamat ulang tahun. Ini hadiah dariku," ucap Jung Won.

Se Riz memandang Jung Won dengan mata berbinar. Bukan karena hadiah yang pria itu berikan tapi karena Jung Won mengingat ulang tahunnya.

"Gomawo, Jung Won," kata Se Riz. "Tapi kau tak perlu memberiku hadiah."

"Tapi aku ingin. Terimalah," kata Jung Won lalu memberikan tas tadi yang berisi beberapa novel terjemahan.

Se Riz menilik hadiah dari Jung Won. Do Yeon di sebelahnya ikut menjulurkan kepala.

"Wah, ini buku dari penulis favoritku." Se Riz memandang novel di tangannya dengan senyum lebar.

"Kau suka membaca?" tanya Do Yeon.

Se Riz mengangguk. "Love it. Terimakasih Jung Won. Kau mau hadiah apa untuk ultahmu besok?" tanya Se Riz setelah memasukkan novel kembali ke dalam tas.

"Aku ingin .... Apapun aku terima jika noona yang memberiku," jawab Jung Won.

"Oke, aku akan memikirkannya dari sekarang. Kau suka jaket atau sepatu atau tas?"

Di sampingnya Do Yeon memberengut.

"Kenapa, Hyung?" tanya Jung Won melihat raut asam wajah pria yang sudah dia anggap kakak sendiri.

"Baby." Do Yeon memandang Se Riz.

"Apa?" Se Riz menoleh.

"Kau tak bertanya apa yang aku inginkan saat ulang tahun?"

"Kapan kau ultah?" tanya Se Riz balik.

Mata Do Yeon menajam. "Kau bahkan tak tahu kapan kekasihmu ulang tahun?" Pria itu merasa kecewa. Membuat Jung Won tertawa.

"Kasihan. Kekasih sendiri tak tahu kapan kau ulang tahun," ejek Jung Won.

Se Riz pun ikut tertawa saat Do Yeon membalikkan badannya, merajuk.

"Aku tahu kalian merayakan ulang tahun di bulan yang sama," ucap Se Riz kemudian lalu mengusap lengan Do Yeon. "Katakan hadiah apa yang kau inginkan, hm?"

Do Yeon hanya melirik Se Riz dengan ujung matanya.

"Ck, merajuk seperti anak kecil. Childish!" Cibir Jung Won.

Se Riz terkekeh. Dia baru tahu jika sang kekasih se-childish ini.

"Akan aku pikirkan," jawab Do Yeon kemudian.

"Oke. Beritahu aku jika kau sudah tahu. Aku akan berikan yang kau minta," kata Se Riz.

"Apapun?" tanya Do Yeon.

Se Riz mengangguk. "Selama aku bisa."

Do Yeon menarik ujung bibirnya.

"Ah, kapan pestanya dimulai? Aku tak sabar," celetuk Jung Won.

"Ah, kau benar. Lama sekali padahal appa menyuruhku pulang tak lebih dari jam 10 malam," sahut Se Riz.

Meskipun niatnya Se Riz pulang seperti yang ayahnya perintahkan, nyatanya wanita itu baru kembali ke apartemen pada pukul 01.25 dini hari. Dia beserta Do Yeon dan Jung Won menikmati pesta kembang api di sungai Han. Mengingkari janji yang dia ucapkan pada sang ayah.

"Pesta tahun baru hanya sekali dalam setahun dan aku melewatkan begitu saja karena ayah melarangku? Hell, no!" kata Se Riz saat Do Yeon berkata mereka sebaiknya pulang. Dia takut dinginnya malam membuat kekasihnya sakit lagi.

"Aku tak mau kau sakit, Se Riz," ucap Do Yeon. "Udara dingin malam ini."

"Tidak akan," kata Se Riz. "Aku sudah memakai baju hangat dan mantel. Lagipula jika kedinginan kan aku bisa memelukmu."

Do Yeon tersenyum tipis lalu menarik Se Riz mendekat dan memeluknya.

Sementara itu Jung Won sedang asyik memandang sekumpulan gadis yang duduk tak jauh dari mereka. Tiga gadis yang tengah tertawa. Gadis pertama, berambut pendek sebahu dengan wajah tegas, yang kedua berambut cokelat dengan wajah bulat menggemaskan dan terakhir yang menarik perhatian Jung Won adalah gadis berambut panjang diikat tinggi dengan wajah manis.

"Wah, dia cantik," gumam Jung Won. Pria yang sangat suka anjing itu masih menatap gadis yang menarik perhatiannya tadi hingga dia meringis begitu sosok tadi tiba-tiba menoleh dan menatapnya. Jung Won segera menunduk. Gadis itu tersenyum sebelum memalingkan wajah kembali berbicara dengan dua kawannya.

"Jadi besok apa yang akan kau lakukan?" tanya Do Yeon sambil mengusap lengan Se Riz.

"Karena besok libur, aku ingin pulang," jawab Se Riz.

"Ke rumah?"

Se Riz mengangguk. "Ayah sudah mengingatkanku untuk pulang. Tiap tahun baru kami semua selalu berkumpul."

"Jadi kau akan pulang ke Itaewon besok?" Do Yeon menyebut kampung halaman rumah Se Riz.

"Iya. Kenapa? Ingin ikut?"

Do Yeon hendak mengangguk tapi batal. "Tahun baru besok ENKOTA ada schedule di acara televisi," jawabnya.

"Ah, begitu. Tak ada libur?" tanya Se Riz.

Do Yeon menggeleng.

"Baiklah, jadi malam ini kita nikmati kebersamaan kita karena besok kita tak akan bertemu," ucap Se Riz.

Do Yeon tersenyum. "Jika bisa aku tak ingin malam ini berakhir."

Tapi tetap saja, malam semakin beranjak dan jam hampir menunjukkan pukul 12 malam. Saat jarum mulai bergerak dan malam pergantian tahun di depan mata, puluhan kembang api  mengudara. Meletup di langit tinggi dengan kemilau cahaya berpendar indah memanjakan mata tiap orang yang duduk bergerombol di tepi sungai Han.

Riuh tepuk tangan terdengar saat kembang api meledak di udara. Euforia tahun baru membuat tiap orang bersemangat. Doa tahun baru pun dibisikkan setiap manusia di seluruh penjuru dunia, tak terkecuali pasangan kekasih yang tampak takjub melihat pancaran warna-warni cahaya di langit.

"Semoga tahun baru ini menjadi awal yang baik untuk kita," ucap Do Yeon.

Se Riz mengangguk. "Aku berharap yang terbaik untuk hubungan kita."

💚

----
Se Riz Yoon
28.10.2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro

#nubargwp