Part 36

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Ada yang udah bangun?

Siap meramaikan kolom komentar?
Oke, cus! Happy reading!

***







'Aktor pendatang baru Langit Candra Alvarizki diduga memiliki kekasih!'

'Netizen awalnya mengira foto yang Langit unggah yakni Anara Alovi. Namun, foto unggahan Anara bersama teman sebayanya justru menjadi sorotan. Nampak seorang gadis pemilik akun @DaraRryu_ itu mengenakan pakaian yang sama dengan gadis yang fotonya diunggah di instagram pribadi Langit.'

Langit mengusap telinganya yang terasa panas ketika Aldo—Managernya terus menerus memarahi Langit perihal unggahannya semalam.

Ya, Langit mana tahu akan tiba-tiba menjadi trending topik begini. Lagipula, ia menganggah foto Dara yang tengah menunduk, Dara tidak terkenal itu, Langit yakin tak akan mudah untuk orang-orang mengetahui siapa gadis di feed instagramnya.

Namun, Langit malah melupakan Anara yang sempat foto bersama Dara. Langit harusnya tidak ceroboh. Anara tipe orang yang apa-apa diabadikan dan dia bagikan pada semua orang.

Huh! Menyebalkan.

Pagi-pagi sekali, Langit sudah didatangi oleh Aldo. Niatnya ingin full time bersama Dara, mesti gagal total.

"Lo tuh harusnya jangan ceroboh gini, lah! Gue gak ada larang-larang lo pacaran, kan? Lo itu masih baru, Lang. Apalagi ini project pertama lo, sekarang gimana?"

"Ya mana gue tau. Terus gue harus gimana?" tanya Langit bingung.

Aldo mengacak rambutnya kesal. Cowok itu menghela napasnya. "Lang, emang gak bisa backstreet dulu sama doi? Demi karir lo, nih."

"Kok jadi gue yang kena imbas, sih? Kan si Anara juga ikut andil di sini. Lagian ngapain sih dia post foto pacar gue, naksir apa gimana?" tanya Langit kesal.

Aldo membelakkan matanya. Ia benar-benar angkat tangan menghadapi Langit.

"Lang, orang-orang tahunya lo itu deket sama Anara. Setelah denger berita ini, gue yakin mereka kecewa. Mereka yang awalnya mau nonton film lo sama Anara keburu ogah gara-gara patah hati."

Langit mendengkus kesal. Cowok itu memilih menatap ke arah ponselnya dan menghiraukan ucapan Aldo.

"Lang …."

"Oke! Gue hapus nih foto doi." Langit langsung menghapus unggahan semalam.

Cowok itu menghela napasnya pelan. Ia harus segera menjelaskannya pada Dara.

Sebenarnya, menurut Langit dihapus ataupun tidak, tak akan berpengaruh apa-apa. Toh, mereka juga sudah tahu siapa yang ada di foto itu.

Namanya juga Netizen, pasti akan diulik sampai akar. Apalagi, mereka yang kerjaannya cuman rebahan sambil main HP, kemampuan stalkernya tak bisa diragukan.

"Besok lo ada talk show, gue yakin yang awalnya bahas film pasti bakal merambat ke masalah ini, nih." Aldo menunjuk ponselnya yang menunjukan artikel tadi.

Langit berdecak pelan. "Yaudah, sih. Kan nanti yang jawab gue. Bukan lo."

"Tenang aja," sambung Langit.

***

Dara saat ini duduk di sofa depan televisi sendirian. Gadis itu menatap notifikasi instagramnya yang mendadak jebol.

Pertama, followersnya bertambah sangat drastis. Kedua, direct message yang biasanya sepi kini banjir. Ketiga, banyak cacian dan juga makian yang menyuarakan mereka tidak setuju Langit bersama Dara.

Namun, tidak semua. Ada juga mereka yang sekedar menyapa salam kenal pada Dara.

Dara menghela napasnya pelan. Ia melihat salah satu unggahan fans Anara dan Langit yang menandai dirinya. Foto itu menunjukan postingan Langit, dan insta story Anara yang digabung.

_____________________

Bucinnya.Langit

[P I C T ]

❤️ Disukai oleh Anaralovi_ dan 23.675 lainnya

Bucinnya.Langit. Pendapat kalian setelah lihat postingan ini?

Lihat lebih sedikit komentar ….

LanaraLovers_ Kak @DaraRryu_ mending mundur, deh. Sadar diri itu perlu.

Sofya123 Biasalah, kalau udah terkenal mah di pepet. Siapa yang tahu kan waktu Langit masih belum jadi apa-apa dia ogah-ogahan?'

Basocolokgorengdadakan. Cantikan Anara ke mana-mana. Jauh banget mon maap.'

Gajah.Terbang. Sederhana banget penampilannya anjir. Gue tebak, ini mah pasti Langit yang bucin

Nampakboong_. Itu yang nyinyir, serah Langit lah mau sama siapa aja!

Burungmeletus.Duar. Cowok-Cowok harus belajar dari Langit, nih. Menyukai gadis sederhana, disaat dia udah mulai naik ke atas meja—eh?

Tahubulat123. Paling juga pengen duitnya doang

Digorengdadakan. Mata lo ketiban apaan? Gajah? Kalau itu cewek niat morotin Langit, ngapain jajan bakso doang? Enggak sekalian jajan gedung sekolah?! Mikir!

Limaratusan_. Muka ceweknya judes gitu. Beda banget sama Anara, dia kelihatan lebih ramah, lucu juga. Cocokan sama Anara udah!

Hallo_. Dahlah, males gue nonton filmnya kalau kek gini caranya

Masasih. Pelakor nih keknya

_________________

Dara menghela napasnya. Ia memilih menghentikan aktivitasnya itu. Karena, rasanya percuma, yang ada dirinya malah sakit hati jika diteruskan.

Dara melempar ponselnya ke sampingnya. Punggungnya bersandar pada sofa dan menatap langit-langit rumah. "Gue gak suka jadi sorotan kayak gini."

Reza datang dari arah dapur. Cowok itu hanya mengenakan kaos oblong dan juga celana boxser. Tangannya memegang handuk kecil yang tengah ia gosokan pada rambutnya yang basah. "Suntuk amat muka lo. Kenapa?" tanya Reza seraya duduk di samping Dara.

Dara mengedikan bahunya tak acuh. "Gak tau deh. Pusing gue." Dara memijat pelipisnya pelan.

"Yaudah, copot aja kepalanya," kata Reza.

Dara mendelik. Tangannya mengikut perut Reza hingga cowok itu mengaduh. "Sakit, Dar!"

"Lebay," cibir Dara.

Gadis itu memilih beranjak dari duduknya. Kemudian, memilih menaiki satu persatu anak tangga menuju kamar.

***

Danu, Tora, Pandu, dan juga Melly datang ke rumah Dara dan mengajaknya main. Sepertinya, mereka sudah mendengar kabar soal hubungan Langit dan juga Dara yang tengah menjadi sorotan.

Mereka seakan mengerti perasaan Dara saat ini.

Tujuan mereka sekarang rumah Pandu. Karena, kata Tora, tak ada tempat terindah untuk berteriak selain rumah Pandu.

Mereka saat ini tengah duduk di teras rumah rumah dengan rujak yang menemani mereka.

"Terus, Dar, perasaan lo sekarang gimana?" tanya Tora.

Dara mengedikan bahunya. "Gak tau. Bingung, baru kali ini gue jadi sorotan kayak gini. Tapi ya mau gimana lagi, orang udah kejadian juga, kan? Toh, mereka yang jelek-jelekin gue gak tau kehidupan asli gue sama Langit kayak gimana."

"Namanya juga fans sama haters Dar. Mereka menilai apa yang mereka lihat di sosial media. Asal ngomong, asal nilai, cocokin idolanya sama cewek inilah, itulah, terus maksa-maksa. Padahal, mereka gak tahu kan perasaan idolanya gimana?"

"Harusnya, jadi fans ya yang wajar-wajar aja, sih," sambung Melly.

Pandu mengangguk setuju. "Nah itu dia! Kadang ada juga nih, shippers yang maksa mereka harus bareng. Pas ada berita salah satu di antaranya dikabarin Pacaran sama yang lain, eh marah-marah, terus nentang. Suka pengen ngakak gue." Pandu berkata dengan mulutnya yang terasa panas akibat rujak yang ia makan.

"Yang paling parah ribut antar shippers! Gak ngerti lagi gue sama yang kayak gitu." Tora tertawa keras.

Melly kira, yang suka memperhatikan perihal begitu hanya cewek-cewek saja.

Entah Melly yang tidak tahu soal itu, atau Tora dan Pandu yang memiliki cita-cita menjadi wasit antar shippers. Entahlah.

"Hah! Air anjir! Pedes!" Pandu langsung berlari ke dalam rumah untuk mengambil air.

Tora, Danu, Dara, dan juga Melly menggelengkan kepalanya pelan.

Danu menepuk pundak Dara beberapa kali. "Gak papa, Dar. Cowok, kalau udah sayang banget sama cewek, dia gak akan dengerin apa kata orang. Langit punya kehidupan pribadi yang enggak bisa diatur sama siapa aja. Contohnya hati."

"Sok bijak banget lo, Nu." Dara tertawa.

Danu menoyor kening Dara pelan. "Gue lagi ngehibur lo, Dara hinggap di Jendela."

"Hah, asin!" Pandu keluar dengan sekotak garam yang berada di tangannya.

Cowok itu terlihat asik memakannya. Mungkin, untuk menghilangkan rasa panas di lidahnya.

"Gila, ini yang kasih pedes siapa, sih?" Pandu kembali duduk di samping Dara.

Mereka mendelik bersamaan. Dia yang membuat rujak, dia juga yang kepedasan.

Ponsel Dara berdering. Gadis itu langsung meraih ponselnya dan berkerut kala mendapati panggilan masuk dari Langit.

Dara mengangkatnya. Dan mendadak semuanya diam.

"Hallo?"

"Dar, astaga! Gue minta maaf banget gak jadi ke rumah lo. Manager gue tiba-tiba dateng terus marah-marah. Terus gue langsung ditarik ke rumah Anara. Gue lagi disidang sama Manager gue dan Manager Anara. Ini aja gue pura-pura ke kamar mandi buat kabarin lo."

Suara Langit terdengar berbisik. Bahkan, ia juga berbicara sangat cepat sekali seolah takut ketahuan tengah menghubungi orang lain.

"Iya, gak papa. Gue minta maaf ya, Lang. Harusnya kemarin kita gak pergi ke tempat rame."

Terdengar Helaan napas di seberang sana. "Kan yang ngajak gue, Dar. Gue yang harusnya minta maaf. Maaf ya, gara-gara gue unggah foto lo, lo jadi dibully sekarang."

Nada suara Langit terdengar sedih dan menyesal.

"Lang, gue gak papa kok. Sekarang mendingan lo balik ke mereka, selesein masalahnya, ya?"

"Harusnya hari ini kita full time. Malah gagal, mana besok pagi persiapan buat ke Bandung lagi, terus sorenya ada acara talk show. Emang bego gue, Dar. Harusnya tadi malem gue gak ceroboh. Mungkin harusnya sekarang gue lagi sama lo."

"Lang, kan masih ada hari lain. Masih ada bulan depan, bulan-bulan selanjutnya juga, kan? Yang penting kita udah jalan bareng kemarin malem. Lo kenapa sih? Lebay banget, kayak gak akan ketemu lagi aja." Dara tertawa pelan berusaha mencairkan suasana.

"Gue bakalan kangen banget, Dar. Nanti sore kalau gue ada waktu, gue pasti sempetin ke rumah lo. Udah dulu, ya? Si Bang Aldo udah teriak-teriak."

"Iya, semangat."

Sambungan terputus. Tora, Danu, Melly, dan Pandu menatap ke arah Dara.

Dara yang melihat itu langsung mengerutkan alisnya. "Kenapa?"

"Angkat gue jadi pacar lo, Dar!" Tora mengatakannya dengan dramatis.

Pandu menepuk-nepuk puncak kepala Dara. "Keren, Dar. Cewek emang harus kuat. Tapi kalau udah enggak kuat, ada gue, Danu, Tora sama Melly yang siap jadi tempat keluh kesah lo."

"Makasih." Dara tersenyum.

***

"Dah, Langit!" Anara mengarahkan kamera ponselnya pada Langit yang baru saja masuk ke dalam mobilnya.

Langit tersenyum dan melambaikan tangannya. "Sini, Nar."

Anara mendekat masih dengan memegang ponselnya. Tangan Langit terulur menepuk puncak kepala Anara.

Sepertinya, vidio yang Anara ambil, cocok untuk bahan halu para jomblo.

Akhirnya, vidio selesai. Anara melirik Langit sebentar sebelum akhirnya, ia mengirim vidio itu pada insta storynya dengan tulisan, Ada yang ke rumah nih.

Langit menghela napasnya pelan. Bagaimana perasan Dara jika melihat vidio settingan itu?

"Bang, emang lo yakin ini bakal berhasil?" tanya Langit pada Aldo yang sedaritadi masih berdiri di teras rumah Anara.

"Gue sama Doni yang urus. Tapi, awas aja kalau lo bikin heboh lagi."

"Iya, enggak." Langit mendengkus kesal.

Langit memilih menghidupkan mesin mobilnya. "Gue balik."

"Iya, hati-hati."

Langit berdehem pelan. Moodnya benar-benar hancur sekarang. Cowok itu memilih melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah Anara.

Tujuannya saat ini adalah rumah Dara. Langit ingin menceritakan semua kekesalannya pada gadis itu.

Namun, ketika Langit hampir sampai di depan rumah Dara, ia melihat Dara tengah bersama Pandu.

Pandu duduk di atas motor, dan Dara berdiri di samping motor. Keduanya terilihat tengah mengobrol santai bahkan sampai-Sampai Dara tertawa lepas.

Perasaan Langit yang tengah kacau, bertambah kacau melihat itu.

Apalagi, akhir-akhir ini ketika bertemu, Dara selalu membahas perihal Pandu. Langit awalnya mewajarkan hal itu karena Langit tahu Pandu.

Tapi, ia melihatnya secara langsung sekarang.

Langit memilih turun dari mobilnya. Kemudian, ia berjalan mendekat ke arah mereka.

"Gue khawatir sama keadaan lo loh, Dar. Gue habis di sidang, terus dateng ke sini cuman buat lo doang. Lo malah asik haha hihi sama cowok lain. Bagus banget."

Dara dan Pandu langsung menatap ke arah Langit kaget.

"Loh, Lang?" Dara mengerutkan alisnya.

"Kenapa? Kaget ketahuan?"

"Apaan, sih? Lo kenapa? Pusing? Mau masuk ke dalem dulu?" tanya Dara.

Langit menggeleng. "Enggak, males banget gue. Tahu gini gue gak usah ke sini sekalian."

"Gue bahkan gak denger lo ngeluh soal akun instagram lo yang sekarang banjir. Atau mungkin lo emang panjat doang? Biar apa? Biar usaha sablon lo sama dia lancar, gitu?" tanya Langit menatap Pandu sinis.

Langit kesal pada Aldo! Ia kesal pada Anara! Dan sekarang, ia kesal pada Pandu dan juga Dara.

Pernahkah kalian merasa ditekan oleh banyak pihak dan membutuhan tempat untuk mengadu? Sedangkan dia, malah terlihat tak perduli sama sekali. Akhirnya, segala ucapan yang tak seharusnya keluar, malah terucap tanpa bisa dikontrol saking emosinya.

Itu yang Langit rasakan sekarang.

"Jaga omongan lo, Bangs*t!" Pandu hendak beranjak. Namun, Dara menahannya.

"Lang, lo tenang dulu. Lo kenapa?" tanya Dara seakan paham bahwa Langit sedang tidak baik-baik saja.

Napas Langit tak beraturan. Cowok langsung memeluk Dara dan menjatuhkan wajahnya pada bahu gadis itu. "Gue capek, Dar," lirih Langit.

Dara diam. Gadis itu mengusap punggung Langit berusaha menenangkan cowok itu.

Pandu membuang arah pandangnya. Tangannya terkepal, ia merasa kesal, tapi tidak tahu kenapa. Dadanya terasa sakit melihat adegan ini, namun Pandu tak mengerti apa yang ia rasakan ini.

Pandu tidak pernah begini, ia tidak paham sama sekali dengan perasaannya.

"Maafin gue, maafin gue cuman bisa nyakitin lo doang, Dar. Tetep sama gue, jangan pergi." Langit mengeratkan pelukannya.

Ah, bahkan perasaan Pandu semakin terasa perih mendengar itu. Ia ingin menangis rasanya, tapi entah apa alasannya.

Ayolah, ini bukan Pandu!

"Du, lo pulang ya? Makasih udah anter gue pulang," ucap Dara.

TBC

Tim mana nih?

LANGIT DARA

PANDU DARA

Kesan setelah baca part ini?

Perasaannya aman?

Ada yang ingin disampaikan untuk Dara

Langit

Anara

Pandu

Danu, Tora, Melly

Manager Anara sama Langit

Buat aku?

Spam next di sini, yuk!

600 Komentar Next besok, bisa?

See you!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro