Menanti Mati /txt.log

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

=========

Liberte - Task 10

=========

Saat mengetik tadi Deo mulai melihat ada pesan dan telepon masuk ke ponselnya, internet pun sudah tersambung, Deo ingin bertaruh jika penghilang sinyal sudah disingkap karena ... kemungkinan mereka akan benar-benar mati sekarang.

Namun, sedari tadi tangannya yang dalam posisi ingin dijabat pegal lantaran berdiam terlalu lama.

Lalu, tiba-tiba saja terdengar bunyi klik halus ....

*

Hening, Kanselir tidak lagi melakukan orasi melalui interkom dan mereka tidak diizinkan keluar ruangan. Bila menanggapi pesan terakhirnya sebelum mematikan koneksi, itu artinya-

"Ah, sebentar, apa sekarang kita sedang diracun? Ruangan ini dipenuhi gas yang dapat membunuh?"

Sara melirik ke arah ventilasi ruangan. Benar saja, semua sudah ditutup secara sengaja.

*

"Tahan napas kalian!" Silas menutupi mulutnya dengan kain. Namun, rasa sesak itu terasa nyata. Pengap.

"I-ini mirip saat saya sedang membudidayakan jamur di dalam batang pohon dan ketika mesin di ruang pengolahan udara rusak."

Pandangannya menoleh ke arah Sara. "Saturasi oksigen diturunkan. Apa itu artinya...."

*

Deo duduk di kursi yang masih bisa digunakan.

"Setidaknya masih ada waktu sampai kita benar-benar mati," ujar Deo sambil terengah-engah. "Apakah ada waktu untuk sedikit berbincang?"

Lelaki itu menengadah memandang ke langit-langit, pandangan matanya berkunang-kunang dan agak berputar. Di dalam pikirannya ia bertanya-tanya, apakah kadar oksigen di ruangan ini lebih rendah dari yang ia bayangkan?

*

Percuma juga menahan nafas, tapi sekarang tubuh mereka sudah sulit membedakan antara mana yang boleh dihirup mana yang tidak.

Tinggal menunggu waktu.

"Mau membicarakan soal apa, Pak Wartawan?"

*

"Peregrine Drake ...," Deo menghirup napas dalam-dalam, "apa kalian pernah mendengarnya?"

*

"Anda sudah salah bertanya pada orang yang hidup di bawah tanah Liberte," ia berusaha bercanda. Tiada guna.

Sara menggeleng sekali.

"Apa itu penyelamat yang anda agung-agungkan?"

*

"Penyelamat ...," Deo terengah, "Atau pengecut?" Deo terkekeh kecil.

Pada saat peristiwa itu terjadi, ia belum berkarier sebagai seorang jurnalis, tapi, bersyukur karena hobi dan aksesnya yang tidak terbatas pada arsip-arsip berita, ia mengetahui peristiwa yang terjadi pada mantan Kapten Peregrine Drake.

Ya, tentu saja Kanselir juga memberitahunya di dalam kesepakatan.

"Tapi, semoga dia benar-benar datang. Seseorang sedang menunggunya."

*

Silas masih berusaha berpikir. Memecahkan jendela? Mendobrak pintu?

Cih!

Kakinya tidak bisa diajak kerja sama. Dirinya berusaha bergerak, tapi stok oksigen terlalu sedikit untuk membakar tenaga.

"Berapa lama lagi?"

*

"Entahlah? Sampai salah satu dari kita akhirnya terkulai, mungkin?" jawab Sara ringan.

Untuk orang yang sudah dekat dengan pintu kematian, ia sangat santai, seperti sudah menduga semua akan terjadi. Atau mungkin terlalu pasrah?

"Omong-omong soal Drake ini, apa hubungannya dia datang menemui seseorang dengan kita yang sudah di ambang batas napas?"

*

"Mungkinkah dia.... " Silas tak mampu meneruskan kalimatnya. Yang dia pandang hanya wajah Sara yang begitu tenang.

*Ternyata Nona Sara begitu ... "Tegar, ya...."

Meski diambang kematian, bisa melihat seseorang yang mengisi hatinya ternyata tidak buruk juga.

Apa tidak ada cara agar wanita itu tetap hidup?

*

"Seorang perawat ditahan atas tuduhan malapraktik ...." Deo terbatuk-batuk.

Ah, gawat sekali sekarang.

"Semua sudah saya tulis di artikel terakhir, untuk selengkapnya ...," Deo menarik napas panjang, "saya tidak tahu rencana Kanselir—" Menginginkan Peregrine Drake, begitu harusnya yang Deo katakan, tapi ia tak mampu menuntaskan kalimatnya.

Ah, pusing sekali. Deo memijit kepalanya.

*

Artikel terakhir yang mungkin mereka tidak akan lihat itu katanya. Walau demikian, melihat kondisi mereka sekarang, mungkin mereka dan Peregrine Drake tidak bersinggungan.

Sara sudah tidak bisa mendecak.

Kematian mereka tidak akan sia-sia, tapi--oh iya, laboratorium bawah tanah itu toh juga akan lenyap bila ia mati.

"Andai kita bisa minta bantuan teroris atau perusuh di luar sana," pungkasnya. "Saya ingin paling tidak mati di tempat yang lebih layak."

*

"Anda bermimpi jadi martir, Nona Sara?" Deo berusaha mengulas senyumnya. "Harusnya seperti itu, Lituskultura adalah masterpiece."

Deo ingin mengedarkan pandangannya, tapi tanpa perlu diedarkan pun pandangannya sudah berputar-putar sementara napasnya tersengal-sengal.

Di mana Silas? Kenapa tidak ada suara dari tadi?

*

"Oh, tidak, tidak sampai menjadi martir. Lagipula, Lituskultura bukan pemikiran saya saja." Sara melipat tangannya di atas meja, ia kini duduk sambil menyandarkan kepalanya di lipatan tangannya. Kalau ia menutup mata sekarang, apa ia akan membuka mata di neraka?

Satu orang terluka dengan kondisi seperti ini pasti akan memperparah luka, satu orang kehabisan napas, dan dia...

*

Silas masih bergeming. Pandangannya sudah gelap gulita. Dada bidangnya nyaris tak bergerak.

Bahkan kini yang ada di kepalanya hanyalah kehampaan.

*

Hm? Ah benar, sepertinya si pria besar tidak lagi bergerak, atau bernapas. Sara beringsut dari kursinya, kembali berlutut di tempat tadi ia mengambil peluru dari luka tembaknya.

"Silas?" panggilnya, tidak ada jawaban. Ia mulai menepuk wajahnya. Tidak ada respon.

Sara pun mendekatkan diri untuk merasakan adanya napas atau denyut nadi di area karotis.

Hei, ia belum mati, kan?

*

"Tuan Silas, Anda belum mati, 'kan?" Deo terkekeh. "Pria kuat seperti Anda harusnya tidak mati secepat ini."

Deo memejamkan matanya, harap-harap agar pandangannya yang kabur dan pening di kepalanya bisa sedikit teratasi.

"Nona Sara belum tahu apa yang selama ini Anda simpan," ujar Deo. "Masa iya ... saya yang harus mewakilkannya?"

*

Silas ingin membuka mata. Pikirannya yang semula dalam kegelapan, kini seolah terjaga mendengar kalimat Deo barusan.

Sayang, tubuhnya terlalu lemah untuk bereaksi. Hanya pikirannya yang mampu berpikir secara acak.

Demi Tuhan, kalau sampai Tuan Wartawan itu yang melakukan sesuatu pada diriku, lebih baik aku mati sungguhan saja!

*

Sara tak kuasa menaikkan alis. Apa yang sebenarnya mereka ingin lakukan pada ... dirinya? Topiknya ini ke dirinya, 'kan?

"Err, haruskah kita berbincang ringan ketika kita sudah dekat dengan ajal?"

*

"Menurut saya, topik kita sekarang sangat ringan, Nona." Deo lagi-lagi terkekeh.

Dia tidak biasa dan tidak mau mabuk, tapi kehilangan oksigen dalam jumlah besar seperti ini rasanya membuat pikirannya melayang dan omongannya melantur ke mana-mana.

"Tentang seorang lelaki yang tidak dapat menyatakan perasaannya. Aah," ujar Deo.

"Atau mungkin Nona Sara lebih suka humor gelap seperti lomba tahan napas ...," Deo menarik napas sebentar, "di saat-saat terakhir seperti ini?"

*

Merenggang nyawa harus dibarengi hal-hal indah, mungkin itu menurut Pak Wartawan. Ah, tapi rasanya memang ia ingin menutup mata saja - walau menutup mata di sini sepertinya adalah akhir dari hidupnya.

"Selain soal Drake, apa ada hal lain yang jadi bahan artikelmu, Pak Wartawan?"

*

"Ada," jawab Deo sambil kepayahan membuka mata dan memfokuskan pandangan ke ponselnya.

Harusnya, artikelnya sudah terbit di website pribadinya ... dan benar saja.

Deo tersenyum puas, entah bagaimana nanti hasilnya setelah ia menerbitkan artikel tersebut.

Seorang Perawat yang Ditahan di Laboratorium Utama di Bawah Tuduhan Malapraktik Sebenarnya Dijebak Demi Membongkar Perusuh Liberté. Atau Begitukah?

Liputan khusus oleh Deonycho Phenix.

Pesan ini saya kirim untuk dibaca semua orang, di dalam Liberté atau di luar Liberté. Terutama, untuk Tuan Peregrine Drake.

Seberapa mahal harga yang harus dibayar pangeran berkuda putih untuk menyelamatkan Tuan Putri Rapunzel, menurut Tuan Drake?

Langsung saja, pertama yang harus saya katakan adalah: jangan pernah memilih sesampainya Anda di Liberté.

Perjalanan dari luar koloni tentu saja menghabiskan banyak waktu dan tenaga, serta mental. Saya tidak tahu apa saja yang terjadi di luar koloni, oleh karena itu saya tidak berhak menulis tentang apa yang terjadi selama perjalanan Anda. Namun, saya yakin, Anda tidak kehilangan semangat untuk datang ke Liberté, bukan?

Untuk itu saya ucapkan selamat datang kembali ke rumah! Hanya saja ada berita buruk, rumah yang dulu Anda tinggali kini sudah reot, lapuk dimakan usia dan berlumut. Dan di dalam sana, Tuan Putri Rapunzel disekap.

Tuan Putri yang Anda cintai, mungkin? Namanya Tilia Branch.

Tilia Branch sekarang tengah menjalani status sebagai tahan rumahan karena terbukti melakukan malapraktik yang membahayakan nyawa pasien. Ini adalah kasus pertama baginya, sayangnya jadi kasus terbesar dan kasus paling fatal baginya. Saya adalah jurnalis yang bertanggung jawab meredam amukan masyarakat saat itu dengan terus mengabarkan bahwa kondisi pasien perlahan membaik. Untungnya sampai sekarang juga, ia menjalani hidup dengan sangat sehat.

Hanya saja, saat itu saya tidak paham mengapa pemerintahan turun tangan untuk seorang perawat yang masuk ke Liberté dari luar koloni? Maksudku, rekam keluarganya juga bukan keluarga yang berpengaruh, dan dia bukanlah seorang saintis atau pejabat pemerintahan, dia hanya perawat.

Baru beberapa jam yang lalu saya mendapatkan jawaban tersebut langsung dari Kanselir. Tilia Branch ternyata punya hubungan dengan Anda, Tuan Peregrine Drake, mantan kapten kebanggaan Liberté yang telah hilang tanpa kabar selama 5 tahun yang lalu.

Saya tidak paham detailnya bagaimana Kanselir, atau pemerintahan mengetahui jika Tilia Branch mempunyai relasi dengan Anda. Namun, yang pasti saat itu, Tilia Branch sudah ada di dalam genggaman Kanselir.

Tilia Branch hanya diarahkan oleh para koleganya, yang tentu saja, sudah diberi kesepakatan dan bayaran yang menguntungkan, untuk membuat kesalahan yang sebenarnya bisa diperbaiki tetapi cukup untuk menggiringnya dalam penjagaan pemerintah. Sekarang, di sinilah ia sekarang, menjadi tahanan rumah dengan tuduhan malapraktik dilayangkan padanya.

Meski begitu, penjagaan dan tempat tahanannya terlalu ketat. Tilia sudah menjalani hidup di dalam laboratorium utama, jauh dari lantai dasar dan jauh dari rooftop sehingga tidak dapat dijangkau dengan cepat menggunakan helikopter. Mungkin di lantai 5, mohon maaf saya tidak tahu detailnya.

Tuan Peregrine Drake, jika Anda membaca liputan, atau pesan ini, berarti saya mungkin telah dalam pelarian atau ditangkap, atau bahkan telah tiada. Jadi, sesampainya di Liberté, selamatkan orang yang berarti bagi Anda, tetapi jangan menukar apapun demi Kanselir.

Tepat setelah kedatangan Anda, Anda akan diinterogasi dengan Tilia Branch sebagai jaminannya. Hanya Anda saksi kunci atas apa yang terjadi pada unit militer yang telah Anda tinggalkan itu. Bagi pemerintahan, bagi Kanselir, informasi itu sangat berharga untuk menyelamatkan Liberté.

Hanya saja, seperti yang saya tulis di awal, rumah Anda sudah tua. Liberté akan hancur dan entah kapan bisa diselamatkan, saya kira itu kesepakatan yang cukup merugikan bagi Anda yang telah jauh-jauh datang, tetapi hanya dimanfaatkan untuk mencari tahu pelaku sebenarnya dari orang-orang yang menyabotase Liberté, orang-orang yang sama menurut Kanselir, bertanggung jawab atas unit militer Anda.

Saya tidak tahu apa rencana Kanselir jika Liberté benar-benar, pada akhirnya, hancur. Apakah pergi menyelamatkan dirinya? Membawa banyak orang yang ia percayai? Atau ia harus memilih untuk mengorbankan banyak nyawa karena itu adalah hal-hal yang ada di luar kontrolnya?

Tuan Peregrine Drake, dan siapapun yang membaca ini, ketahuilah bahwa Liberté akan hancur. Kesepakatan Kanselir tidak akan ada yang menguntungkan. Selamatkan diri kalian dan orang-orang yang berharga, tapi jangan pernah membuat kesepakatan dengan pemerintahan atau Kanselir.

Kini saatnya kalian tahu kebenaran yang sebenarnya, demi Liberté yang akan terus makmur dan sejahtera, demi Liberté yang memberi kita semua kehidupan. Bukan demi Kanselir yang mengontrol kehidupan kita. Bukan demi Kanselir yang hobi membuat kesepakatan.

Seorang filsuf di jaman sebelum bencana besar mengatakan: veritatis simplex oratio est, bahasa kebenaran itu sederhana, dan inilah kebenarannya.

Dari Liberté, Deonycho Phenix melaporkan.[]

Credits:

Deo - boiwhodreams_

Silas - Shireishou



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro