#16 - narita to tangerang

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng




disarankan sambil mendengar lagu i like
you dari day6 untuk full experience.


selama perjalanan menuju narita, tidak satupun ada yang mengeluarkan sepatah kata. keduanya terlalu sibuk, larut dalam pikiran mereka masing-masing — tentang segala hal yang mungkin dan tidak mungkin terjadi. anggaplah naif, tapi mereka bahagia dengan segala hal yang tercipta saat ini.

dua hati yang menghangat, terus mendekat hingga selaras . . . apa lagi harus mereka sesalkan?

setelah menempuh perjalanan kurang lebih empat jam, minho dan jisung kini berdiri di lobby terminal keberangkatan bandara internasional narita, saling berhadapan namun tidak berani menatap satu sama lain.

namun, keheningan hanya semakin membuat hati dan pikiran semakin meledak-ledak. maka dari itu, jisung memilih untuk mengunci obsidiannya kepada yang lebih tua lirih, bertanya, "so . . . this is it?"

"i guess," minho membuang wajahnya.

jisung menghela nafasnya kasar.

"sial, gue beneran nggak suka sama yang namanya perpisahan. kenapa sih, orang dipertemukan cuma untuk berpisah?"

mendengarnya, minho yang mulai terbawa suasana segera memecah tawa. ingin sedih, tapi kenapa jadi ngomel?

"gimana ya jelasinnya," ia terlihat berfikir. "mungkin di setiap pertemuan memang selalu ada perpisahan. tapi, nggak memungkiri munculnya pertemuan baru, kan? emang lo yakin kita nggak bakal ketemu lagi?"

"bukan gitu, minho. gue cuma takut kalau—"

"—kalau gue, nggak sih."

jisung terdiam.

mengistirahatkan kedua tangannya di atas kedua pundak sang lawan bicara, minho menatap laki-laki itu serius sebelum sudut bibirnya terangkat dengan penuh keyakinan.

"if it's meant to be, kita pasti bakal ketemu lagi. jadi, nggak ada yang harus lo takutin, oke?"

yang lebih muda mengangguk, membuat yang lebih tua kepalang gemas. "janji?"

minho terdiam sesaat, terlihat sedang memikirkan sesuatu. kemudian, senyumannya melebar sebelum berargumen, "gimana kalau kita bikin perjanjian?"

jisung menaikkan alisnya heran.

"perjanjian apa?"

"fushimi inari-taisha," lanjur minho mantap. "satu tahun dari sekarang, di tempat terakhir kita berdoa. tepat setelah matahari terbenam. kalau kata hati lo masih sama . . . gue akan nunggu disana."

laki-laki itu mengangguk paham, menatap minho dengan perasaan yang sama sekali tak mampu ia artikan, sebelum,











cup.

"tiba-tiba gue pengen ngelakuin itu," jisung terlihat kaget dengan apa yang baru saja ia lakukan.

namun, menggelengkan kepalanya, minho terkekeh geli dan mengusap pipi jisung lembut, tersenyum sebelum meraihnya cepat, dan . . .

"you don't always have to know what you're doing, sung," minho mencumbunya — lebih dalam, sedikit menuntut, tapi tidak memaksa. sempurna. "just do what makes you feel right."











"gue pergi dulu, ya. pesawat pagi soalnya," minho mengeratkan genggaman ragunya pada ransel yang ia kenakan. "jaga diri baik-baik. jangan tidur malam, jangan lupa makan, apalagi minum sembarangan. ini dare."

jisung mengangguk paham.

"dan yang paling penting . . . jangan ketemu orang kayak gue."

"nggak bakalan," geleng jisung yakin. senyumannya yang lebar, membuat giginya terabsen satu persatu. "lo limited edition. nggak perlu khawatir."

"bagus."

"jangan tindih-tindihan sama stranger yang abis lo tabrak, ya. apalagi ciuman gara-gara mabuk," timpal jisung penuh penekanan.

"enak aja, gila!" minho tertawa kencang, sebelum berjalan menuju tempat check in dan melambaikan tangannya.

kalau boleh jujur, baik minho ataupun jisung sama-sama ingin menangis. tapi, mereka yakin, satu tahun dari sekarang, perasaan mereka masih sama.

"see you again, han jisung. gue harap, kali ini truth."

"see you again, lee minho. gue pun begitu."









i like you
i tried holding it back
but i can't anymore
now i can tell you
that i want to love you
— i like you, day6








author's note:
tenang yorobun masih ada lanjutannya lagi.
hehehe. makasih banyak ya yg masih ikutin work
ini, maaf banget aku kemaren sempet off lama, padahal udah banyak ide di kepala. semoga #16
bisa menghibur kalian 💓

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro