#17 - tangerang

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng




"kak minho, disini!"

mengalihkan kepala guna mencari asal suara, mata minho segera bertemu dengan figur sepasang kekasih yang terlihat menunggunya di depan pintu terminal kedatangan bandara soekarno hatta.

yang lebih muda sibuk melambaikan tangan penuh keceriaan, dan yang lebih tua dapat dipastikan telah dipaksa untuk datang. lee felix dan seo changbin — sepasang kekasih yang aneh, namun entah mengapa berhasil membuatnya iri bukan kepalang.

"minho udah gede juga, bisa pulang sendiri," gerutu changbin yang setengah mengantuk. "suruh dia naik damri, kek."

mendengarnya, felix segera memukul sang kekasih tidak terima. "enteng banget ya tuh mulut, gue lihat-lihat."

minho hanya sanggup tertawa dan menggelengkan kepaa. melihat kedua sahabatnya berselisih paham. laki-laki itu dapat memastikan bahwa, ya, ini adalah rumahnya yang sesungguhnya.

tidak ada han jisung,

tidak ada jepang,

hanya ada lee minho dan perusahaan game mereka.











sebelum mengantar minho, felix memutuskan untuk berhenti sesaat di mcdonalds, membeli es krim dan kentang goreng via drive thru sebagai sogokan untuk changbin yang rela dihabiskan bensinnya.

selesai membayar menggunakan kartu felix — iya, seperhitungan itu — changbin melaju santai menuju tempat pengambilan makanan dan bertanya, "jadi, gimana cowok lo?"

panik, felix langsung memukul lengan changbin.

"heh—"

"—nggak apa-apa, lix, biar cowok lo tau sekalian," minho menghentikan sang sahabat. "gue sama kak chan udah putus. ternyata, selama tinggal di jepang dia udah punya yang lain."

"oh ya? kalau gitu sayang banget duitnya," changbin menundukkan kepalanya kecewa, sebelum kembali menadah kaget. "lah, bentar . . . kalau selama ini lo nggak sama dia, berarti lo kemana dong?"

telinga minho seketika berubah merah padam.

"uh . . ."

"ada yang baru, dia," felix menaikkan alisnya geli, kemudian berhenti sesaat untuk mengambil pesanan yang diberikan pleh sang kasir. sembari menikmati kentang yang dicelup es krim, ia melanjutkan, "woy, cerita kali, siapa cowok misterius yang berhasil bikin kak minho lupain si brengsek itu."

kedua mata minho membulat sempurna. nyinyir lo, lee felix sialan.

"b-bukan siapa-siapa, tuh."

felix segera tertawa lepas. "kak minho nggak bisa akting. ngaku aja."

dan ya, sesederhana itu, minho mulai menceritakan tentang han jisung. seseorang yang pergi ke jepang untuk berlibur sekaligus memberikan penghormatan terakhirnya pada mantan kekasih yang sudah tiada, seseorang . . . yang pergi ke jepang untuk memulai lembaran baru bersama dirinya.

lima hari.

hanya butuh lima hari, bagi mereka untuk jatuh ke dalam pesona satu sama lain.











"gue nggak nyangka."

felix dan changbin menatap minho bersamaan. laki-laki itu bahkan harus repot memarkirkan mobilnya pada area parkir mcdonalds agar yang tertua dapat leluasa bercerita.

"terus, kak minho bakal balik ke jepang lagi tahun depan?" tanya felix dengan tatapan yang berkaca-kaca. "nunggu dia di kuil itu?"

perlahan, minho mengangguk ragu.

"gila," changbin bertepuk tangan — entah sarkastik atau sungguhan. "lo udah beneran gila."

"kalau gue waras, dari awal gue nggak bakalan bisa pergi traveling keliling jepang sama orang asing, sih, bin."

menatap minho lekat-lekat, felix bertanya, "kenapa kalian nggak ketemu di jakarta aja? kak minho udah punya contact dia, kan?"











"eh . . . nggak."

"dasar lee minho tolol!"

"eh, gue denger ya, seo changbin!"












dimanapun lo berada, han jisung,
gue harap saat kita ketemu lagi,
perasaan lo masih sama.
















author's note:
chapter selanjutnya akan jadi epilog!
akan aku update secepatnya, semoga kalian
berkenan ya 💗💗💗

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro