#2 - tangerang to narita

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng



"lo yang tadi nabrak gue kan—"

"—mas-mas yang ngegas?"

kedua mata minho membelalak kaget. tanpa mereka sadari, ia masih berada tepat di atas pangkuan laki-laki berwajah mirip tupai yang menabraknya beberapa saat lalu.

bagaimana mungkin,

dari sekian banyak penumpang di pesawat ini, mereka harus bertemu lagi?

"attention, please. passengers of japan air, your seatbelt has been designed for easy fastening and release. we suggest you to buckle—"

tak membutuhkan waktu yang lama bagi suara khas pramugari untuk mendistori panca indera kedua insan. sontak, minho segera bangkit dari posisi awal untuk memasukkan kopernya ke dalam bagasi kabin, sebelum kembali duduk di bangku yang telah disediakan.

dan pada saat itulah, segalanya berubah seratus delapan puluh derajat.

mencondongkan tubuhnya canggung, sang penabrak melenguh pelan sembari melontarkan pertanyaan retorik, "j-jadi kita bakalan selama stuck tujuh jam . . .?"

"yeah, isn't it lovely?" balas minho sarkas, lalu menyibukkan dirinya dengan membaca kartu petunjuk keselamatan setelah menggunakan sabuk pengaman.

"um, kalau gitu kenalin," laki-laki itu menggaruk tengkuknya. "gue han jisung. maaf karena tadi nabrak lo terus misuh-misuh sendiri. gue cuma panik karena takut ketinggalan pesawat."

"lee minho. bukan masalah besar."

tak lama kemudian, situasi kembali hening.

han jisung kini menggaruk tengkuknya untuk kedua kali, berpikir keras untuk menemukan topik pembicaraan baru yang (mungkin) akan membuat minho lebih tertarik.

bagaikan matahari yang bersinar terang, adalah hal yang mustahil bagi jisung untuk berdiam diri dan tidak berceloteh setidaknya sepuluh menit. seperti yang teman-temannya selalu katakan, ia adalah pribadi yang sangat ceria — mungkin terlalu ceria untuk minho yang pendiam — entah dalam konotasi negatif maupun positif.

beberapa menit berlalu, jisung menatap minho yang baru saja membenarkan posisi duduk dan berceletuk, "tau permainan truth or dare?"

laki-laki itu mengangguk pelan.

"sejak kecil, gue sekeluarga suka banget main game itu. lumayan buat habisin waktu santai," jelasnya. "jadi, truth or dare?"

tentu saja, minho keheranan dibuatnya. orang ini benar-benar unik.

"uh . . ." ia menggigit bibirnya pelan. "truth."

"ke jepang dalam rangka apa?"

"kasih surprise buat pacar. sejak dua tahun lalu, dia ambil magister untuk music theory di tokyo. sendirinya backpacker, kan?"

"kok tau?"

menatap jisung dengan intens, minho berusaha mengamati seluruh barang bawaannya sebelum menganggukkan kepala.

"tas gunung. kamera profesional. sepatu olah raga. jaket parasut. jam tangan waterproof."

laki-laki yang berusia dua tahun lebih muda itu mengerjapkan matanya kaget. "damn, observasi lo terlalu rinci — sedikit nakutin."

"hmm, nakutin adalah pilihan kata yang cukup
menarik," gelengnya pelan. "by the way, giliran gue. truth or dare?"

"dare," senyum jisung menantang.

"jangan ajak ngomong gue sampai penerbangan ini berakhir."

"eh?" ia terperanjat dari kursinya. "curang, woy! nggak bisa gitu dong!"

menegakkan sandaran, minho memejamkan kedua matanya dan mempersiapkan diri untuk take off. "i said what i said, han jisung. gue akan lebih mengapresiasi kalau lo bisa membiarkan gue tidur atau menyelesaikan deadline di tablet sampai perjalanan berakhir."

"tapi—"

"in preparation to take off, please tighten your seatblr and ensure that your seat backs and tray tables are in their upright and stowed positions. thank you for attention, and we will be airbone shortly."












"—gue takut . . ."

menghiraukan dare yang telah diberikan minho, jisung menggenggam tangan laki-laki itu kuat dan merapalkan seluruh bacaan doa yang dapat ia ingat.

persetan dengan pekerjaannya yang belum selesai. entah mengapa, hal tersebut membuat hati minho berdegup lebih kencang dari biasa.




.。*゚+.*.。(❁'◡'❁)。.。:+*




halo semuaaa! gue gak bisa janji bakalan update buku ini setiap hari karena ngurusin proposal, but i'll definitely finish it

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro