#4 - shinjuku

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng



kepercayaan.

sekuat baja, serapuh kapas. pada akhirnya,
segala hal dapat terjadi dengan hancurnya kepercayaan.

satu-satunya hal yang terbesit di benak minho terkait hubungan jarak jauhnya adalah,

gue chat pakai hati,

bang chan chat pakai jari.










lima belas menit kemudian, minho terduduk di dalam sebuah kafe bernuansa neon di shinjuku, menyesap iced americano sembari menunggu seseorang yang (tidak) ia harapkan.

tidak membutuhkan waktu lama hingga pintu kafe terbuka — ditandai dengan sambutan lonceng yang berbahagia — memperlihatkan seorang backpacker menggemaskan dengan wajah yang menyerupai tupai.

"ini."

menaruh sebuah smartphone berwarna putih di atas meja, han jisung mengambil barang serupa yang lebih dulu telah disimpan minho dengan rapih di samping minuman. ia benar-benar tidak terlihat bergairah.

"thanks," balas minho seadanya.

"sama-sama," jisung mendudukkan tubuhnya di kursi seberang. "gue ngadem dulu sebentar, ya? tokyo lagi panas luar biasa."

"hmm. tadi gue beliin minuman yang sama, gue nggak tau lo sukanya yang mana."

mengabaikan sang lawan bicara yang kini telah menutup kedua matanya lelah, minho memilih untuk menghubungi felix untuk memesan tiket pesawat yang baru.

tut,

tut,

tut—

"—felix?" minho menggigit bibirnya ragu.

"kenapa, kak?" balas felix ceria. "udah ketemu mas pacar belum?"

"pesenin gue tiket pulang. penerbangan yang paling cepat, persetan maskapai apa."

"oke— eh, tunggu! gimana?"

"something happened with me and bang chan.
kita putus," ia menghela napas kasar. "nanti gue akan cerita kalau udah sampai di indonesia."

keheningan memecah indera. itu, hingga felix memaksa dirinya untuk menghormati pilihan minho dengan tidak bertanya lebih jauh dan melanjutkan, "tunggu sebentar, biar gue tanya pihak travel dulu."

menjauhkan telinganya dari layar smartphone, minho menatap jisung yang kini telah menatap dirinya dengan intens dan mengernyitkan alis tanda tak suka.

apa lo lihat-lihat?

seketika, suasana berubah menjadi canggung
dan ia benar-benar membencinya.

"—kak," panggil felix kembali setelah beberapa saat. "maaf, tapi tiket lo nggak refundable. pun, harus ngurus ulang ke kedutaan kalau lo tetap mau nekat pulang dengan tanggal berbeda. you still have five days to go, gimana baiknya?"

kembali mencuri pandangan pada jisung yang masih berada dalam posisi yang sama, minho menggelengkan kepalanya dan berkata, "nanti, uh, nanti gue kabarin lagi."

tut,

sambungan berakhir.










menggebrak meja yang ada di depannya, jisung membenarkan posisi duduk sebelum tersenyum licik. "lee minho, truth or dare?"

"han jisung, ini bukan saatnya bermain," minho hanya memutar bola matanya malas. sungguh, rasanya ia ingin segera berlari keluar dari kafe
ini. "dengar sendiri perbincangan gue di telpon, kan?"

"jawab aja dulu," lanjutnya acuh, menyeruput kopinya. "di pesawat lo udah ngasih gue dare, sekarang giliran gue. lee minho, truth or dare?"

"fine. dare."









"ikut backpacking sama gue selama lima hari ke depan, gimana?"

dan sesederhana itu,

semesta berkonspirasi dengan aphrodite-nya.



.。*゚+.*.。(❁'◡'❁)。.。:+*




wihiiiiiw akhirnya perjalanan
dimulai 🛫🛫

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro