#7 - shibuya

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


"nghhh . . ."

mendesah pelan, minho dapat merasakan pandangannya berkunang sembari membuka mata. sial, semalam gue abis ngapain?

sekelebat, jantungnya bergedup kencang, memikirkan berbagai kemungkinan yang dapat terjadi karena kecerobohannya sendiri. berada
di tempat asing yang terlihat seperti kamar love motel murahan sama sekali tidak membantu.

dan ya, secara metaforis, organ tersebut segera merosot ke lantai ketika seorang lelaki tanpa busana yang hanya terbalut handuk putih tipis berjalan keluar dari apa yang terlihat seperti sebuah kamar mandi.

"udah bangun, lo—"

"—aaah!" minho berteriak kencang, melihat ke dalam selimut untuk memastikan bahwa dirinya tidak melakukan apa yang tidak seharusnya ia lakukan. kaos sama boxer. reflek, ia menutup bagian dadanya dengan kedua tangan yang sedikit berkeringat. "jisung, jangan mendekat!"

"h-hah?" menatap sang lawan bicara bingung, sebuah ide liar menguasai pikiran laki-laki yang lebih muda dua tahun darinya itu.











jisung berjalan mendekat, terus mendekat, berusaha menghimpit minho di atas kasur yang tengah menatapnya dengan horor.

"hmm," ia menaikkan alisnya. "lo lupa semalem kita ngapain aja?"

tepat lima centimeter — jarak pandang antara kedua insan itu sekarang — euforia melampaui batas mereka.

"l-lupa."

seringai jisung semakin melebar. "yakin?"

menghiraukan gemerlap kembang api yang membuat konstelasi, laki-laki yang lebih muda hampir menautkan kembali kedua bibir delima mereka sebelum menjauh ke ujung tempat tidur
dan tertawa terbahak-bahak.











"semalem lo berat banget, pakai acara muntah
di baju gue lagi," jisung memutar bola matanya malas. "untung nggak gue tinggalin di pinggir jalan biar di deportasi sekalian. makanya, kalau nggak kuat minum jangan banyak gaya."

menggigit bibirnya kesal, minho berhamburan untuk menjambaknya dan berteriak, "han jisung bangsat!"










berjalan keluar dari kamar mandi, jisung yang
kini telah berpakaian rapih berjalan mendekati minho (yang masih terlihat kesal) dan bertanya, "habis ini kita mau kemana?"

"nggak tau."

"harus tau," sanggahnya. "gue yang tentuin,
deh. truth or dare?"

menatap jisung lekat, minho terdiam beberapa saat sebelum menjawab, "oke, truth."

"apa yang sedang lo butuhkan saat ini?"

"hmm . . . refreshing?"

jisung terdiam beberapa saat. sebuah tempat penuh memori segera menghantui pikirannya, berharap akan dipilih sebagai destinasi yang berikutnya.

haruskah ia melakukannya?

"oke," laki-laki itu membuang wajahnya asal,
tak ingin minho mencari tahu kebenaran yang sesungguhnya; setidaknya hingga sampai di tujuan. "kalau gitu, gue bakal ajak lo ke tempat
yang menjadi alasan pertama gue berangkat ke jepang."










"puncak tertinggi honshu, 3.776 meter penuh cerita — siap untuk petualangan berikutnya?"




.。*゚+.*.。(❁'◡'❁)。.。:+*




hehehehe pendek dulu ya, karena
abis ini bakalan cihuy

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro