04. Pengumuman Rencana

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Eras memberiku baju ganti yang ia minta ke beberapa elf wanita dan membiarkan aku memakai kamar mandi. Setelah itu ia mengajakku keluar dari rumah dan mulai menceritakan mengenai lima keeper yang dipanggil ke ruang dimana mereka akan mengadakan rapat.

"Semuanya berpikir akan terjadi sesuatu," kata Eras dengan wajah khawatir.

"Aku rasa tidak secepat itu sih. Eh tapi sesuatu memang akan terjadi," kataku sambil mengingat apa yang aku katakan ke kakek dan Gilbert.

"Kau tahu sesuatu?" tanya Eras yang menghentikan langkahnya, begitu juga denganku dan melihat ke arahku.

"Sepertinya aku penyebabnya," kataku sembil tertawa ragu.

Tiba-tiba saja Eras mencengkram kedua lenganku. "Memangnya apa yang kau lakukan?!"

"Aku cuman berbicara aja kok!" seruku kaget.

"Apa yang kau bicarakan?" tanya Eras yang kini menunjukan tatapan tajamnya ke aku.

"Um ... itu ...."

"Usul yang sangat bagus."

Aku menoleh ke belakang dan melihat Gilbert tersenyum ke arahku. "Gilbert! Eh, em, apakah rapatnya berjalan lancar?" tanyaku dengan kedua lengan yang terbebas dari cengkraman Eras.

"Iya dan usulmu di terima oleh sebagian besar keeper lainnya. Sekarang ketua sedang mempersiapkan untuk memberitahukan hasil rapat kepada yang lainnya," kata Gilbert yang melihat ke satu arah, otomatis aku melihat arah yang dilihat oleh Gilbert.

Sebuah bukit yang lebih tinggi dari tanah yang aku pijak sekarang ini dengan yang lainnya. Mungkin bisa di ibaratkan itu sebagai panggung dari alam tanpa bantuan lain. Di sisi bukit, aku meliat kakek dengan elf lainnya sedang berbincang.

"Baiklah, aku akan kembali ke sana. Sekali lagi terima kasih ya atas usulmu, Lan," kata Gilbert yang berancang-ancang berjalan ke bukit itu.

"Oh, terima kasih juga sudah mau mendengarkan," kataku sediki menunduk yang dibalas senyuman oleh Gilbert lalu ia beranjak pergi.

"Dia itu lebih tua darimu loh."

"Ternyata benar, elf itu umurnya panjang. Kau bukan ras elf juga 'kan Er," kataku sambil melihat ke Eras.

"Iya itu benar. Tetapi aku sendiri tidak tahu aku ras apa. Ngomong-ngomong kau memberi usul apa pada mereka?" tanya Eras yang melipat kedua lengannya di depan dada.

"Emmmmm, kau 'kan akan mendengarnya sebentar lagi. Tahan aja ya," kataku sambil tersenyum jail.

"Apa?! Curang sekali," gerutu Eras.

Bocah yang lucu. "Seharusnya kau yang curang sudah tau kira-kira dari mana pemikiran itu dibanding yang lainnya," kataku lalu tertawa pelan.

"Agar aku tahu apakah usulmu itu berguna atau tidak," kata Eras dengan ekpresi yang seakan-akan menyelidiku.

"Kalau tidak berguna kenapa sampai diumumkan pada yang lainnya coba?" tanyaku dengan wajah datar.

Tak lama kemudian ada sebuah bunyi yang cukup keras. Ternyata ada seseorang yang memukul sebuah batang kayu yang kemungkinan di dalamnya kosong sampai bisa menggemakan suara. Para elf, aku dan Eras berkumpul di depan bukit yang sekarang sudah ada kakek, Gilbert, dan beberapa Elf lainnya yang berdiri di sana. Sepertinya itu para keeper deh.

"Aku yakin kita semua sudah mengetahui betul bahwa peperangan kembali terjadi. Siapa yang memulainya, juga kita sudah mendengarnya, itu bagai berita besar yang menakutkan. Kita tetap aman, karena pelindung yang diberikan oleh ketua pertama tetapi pelindung itu tetap mempunyai jangka waktu," kata kakek lantang yang dibalas bisikan khwatir oleh lainnya.

Aku hanya menunduk. Walaupun aku bukan berasal dari tempat ini, tetapi aku diizinkan masuk oleh pelindung itu.

"Entah sampai kapan ia bisa melindungi kita di sini. Peperangan yang hebat itu sudah mulai mendekati hutan. Kita tak bisa terus begini, hanya mengandalkan pelindung dan kita akan aman sampai selama-lamanya. Semua itu tidak benar, seseorang yang menyadarkan kami mengenai hal itu."

Eras melihat ke arahku yang aku balas tawa pelan.

"Dengan usulnya juga, kita sepakat ingin mengajak para lelaki, remaja ataupun tua, untuk ikut menjadi pelindung tempat ini. Tidak ada pemaksaan dari kami, hanya keinginan diri sendiri."

Seketika di sekelilingku dipenuhi sorakan yang membuatku tersentak. Mereka ... menerima dengan baik. Hal itu tentu saja membuatku terharu.

"Lalu untuk yang wanita, kita akan meminta untuk mengurus kesehatan di saat yang dibutuhkan. Jadi semua bisa mengambil bagian dengan rata. Untuk pelatihan akan di beritahukan, paling cepat adalah besok sudah di mulai."

Suara tepuk tangan dari yang hanya beberapa, kini semua ikut menepuk tangannya. Begitu pula aku dan Eras yang saling bertatapan dengan senyuman.

"Yang terakhir."

Loh masih ada lagi?

"Akan aku umumkan anggota keluarga kita yang baru, sekaligus orang yang menyadari dan memeberi usul mengenai pengumuman kali ini." Kakek melihat ke arahku yang membelalakkan mata karena perkataannya.

Tiba-tiba saja ada yang mendorongku ke depan, saat melihat ke belakang Eras mendorongku sampai ke paling depan dengan senyuman. Gilbert mengulurkan tangannya, yang aku terima dan ia membantuku naik ke atas bukit.

Kakek mengulurkan sebelah tangannya dan merangkulku. "Namanya adalah Lan Sylvan. Dialah yang mempunyai ide yang luar biasa dan mengingatkan kita agar tetap bersiaga. Untuk sekarang ia akan tinggal denganku. Apakah kau tidak masalah dengan itu?" tanya kakek yang melihat ke arahku.

"Seharusnya aku yang bertanya, kakek," kataku yang tertawa pelan.

Setelah itu, banyak yang berbicara dengan ku, khususnya kaum perempuan. Mereka bertanya, mulai dari asal, umur, kebiasaanku, apa yang aku sukai, dan banyak hal. Sebenarnya aku sedikit kesusahan mengatasi orang banyak tetapi karena mereka terus bertanya jadi aku hanya perlu menjawab pertanyaan itu.

.
.
.
.
.
.

Berikan jejak kalian, maka itu bisa menjadi semangat saya dalam melanjutkan cerita. Terima kasih sudah mampir~

-(13/05/2019)-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro