Hari Kemerdekaan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Author POV

Angel berjalan menuju ruangan Osis, tempat petugas upacara berkumpul sebelum upacara dimulai.

"Gue enggak telat, kan?" tanya Angel ke Rio-yang sudah berkumpul-

Rio melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya, "Hampir, sepuluh menit lagi lo telat."

Angel menghela nafas berat, "Akhirnya, gak dapat hukuman."

Osis kalau ada acara atau rapat, jika anggotanya telat dari waktu yang sudah ditentukan, maka akan mendapatkan hukuman.

"Angel, kamu belum ganti pakaian?" tanya pelatih paskibra.

Angel menyengir dan menggelengkan kepalanya, " Belum kak, hehehe."

"Cepat kamu ganti dan langsung make-up kita akan latihan sebelum upacara dimulai." titahnya, Angel mengangguk dan bergegas ke toilet dengan baju paskibra yang berada ditangannya.

Selesai berganti pakaian, Angel kembali ke ruangan Osis, di sana dia di make-up senatural mungkin. Rambut yang dijepit kemudian topi petugas pengibar bendera.

"Yeee, selesai." Teriak Hana-Alumni Smk Starlight yang selalu membantu pasukan Paskibra berdandan-

"Lihat, Ngel. Kamu lebih kelihatan cantik dengan rambut yang nggak dikuncir dan muka yang sedikit dipoles." tutur Hana saat Angel sedang bercermin.

"Leo," panggil Hana seraya menarik tangan Leo yang tiba-tiba lewat.

Leo memutar bola matanya malas, "Ada apa, sih?" tanyanya yang belum menyadari Angel berada di belakang Hana.

"Sini dulu ngapa, sih. Aku itu mau minta pendapat kamu." ucap Hana.

"Pendapat apa?" tanya Leo mengedikan dagunya.

Hana menunjuk Angel yang berada tepat di belakangnya, saat Leo melihat Angel, ia mematung melihat Angel yang berbeda dari biasanya.

Ini si Crazy Girl? Kenapa dia beda banget. Lebih cantik dan menarik. Gak seperti biasanya yang abstrak. Rambut selalu dikuncir asal-asalan, batin Leo.

Hana menyikut lengan Leo membuat dia sadar dari lamunannya, "Heh! kamu kenapa diam mematung kayak gitu? Takjub ya melihat Angel? Cantik kan dia?" tanya Hana dengan mata yang berbinar-binar.

Leo mengalihkan pandangannya. "Biasa aja." cetusnya kemudian pergi meninggalkan Angel dan Hana.

Hana mendengus kesal, "Dih. Buta kali matanya ada cewek cantik kayak kamu gitu dibilang biasa aja."

Angel terkekeh mendengar ocehannya, kenapa dia yang sewot? Padahal kan, Angel yang dibilang biasa saja. "Hahaha, udah lah kak jangan kesel, lagi pula aku biasa aja gak kesel. Kenapa kaka kesel? Udah ah aku mau gabung sama petugas yang lainnya. Byee kak. By the way Thankyou." ujarnya kemudian melenggang pergi setelah dia bilang sama-sama.

"Setengah jam lagi upacara akan dimulai, dan kita pergunakan untuk latihan. Semua bergegas ke lapangan se-ka-rang!" perintah pelatih paskibra penuh penekanan diakhir kalimat.

Semua petugas upacara melesat ke lapangan outdoor yang akan digunakan untuk upacara.

15 menit sudah petugas latihan, seluruh siswa-siswi Smk Starlight berbaris rapih di lapangan. Petugas upacara kembali ke tempat mereka bertugas.

Angel baris dipasukan paskibra, sebagai pengibar bendera, Angel berada di belakang pembawa bendera. Leo berdiri di samping pasukan paskibra, sedangkan Rio berada di ujung paling kanan.

Upacara pun di mulai.

Leo-pemimpin upacara-sudah memasuki lapangan upacara. Begitu pun dengan kepala sekolah -Pembina Upacara-

"Laporan pemimpin upacara kepada pembina upacara bahwa upacara siap dimulai." Syadza yang sebagai protokol membuka suara.

Leo pun melangkah maju menghadap pembina upacara. "Lapor, upacara pengibaran bendera merah-putih dalam rangka memperingati HUT RI ke-68. Sabtu, 17 Agustus 2013 Siap dimulai." ucap Rio dengan tegas.

"Laporan diterima, laksanakan." Ucap pembina upacara tak kalah tegas.

"Siap! Laksanakan!" sahutnya, Leo pun kembali ke tempat.

"Laporan masing-masing danton kepada pemimpin upacara."

Seluruh danton pun berlari kecil menuju pemimpin upacara, sesampainya mereka berjajar di hadapan Leo.

"Luruskan." perintah Rio. Mereka langsung lancang kanan. Sedetik kemudian kembali tegap. "Laporan danton satu siap."

"Danton dua siap."

"Danton tiga siap."

"Danton empat siap."

"Danton Lima siap. Laporan selesai!"

"Laporan masing-masing danton saya terima, kembali ke tempat." perintah Leo dengan tegas.

"Siap! Kembali ke tempat!" Sahut seluruh danton, balik kanan dan kembali ke tempat.

Beberapa menit pun berlalu.

Giliran pasukan paskibra bertugas.

"Pengibaran bendera merah-putih oleh pasukan pengibar bendera serta diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya."

Angel dkk-Pasukan Pengibar Bendera-membuat formasi.

Tok ... tok ... tok ...

Terdengarlah suara hentakan kaki yang sangat keras dari pasukan pengibar bendera.

Saat lah tiba bendera merah-putih dibentangkan, Angel yang berada di tengah-tengah Daniel dan Bara. Daniel sedang memasang bendera, Bara menggenggam ujung bendera yang siap untuk dikibarkan.

Setelah Daniel sudah siap memasang bendera mereka bertiga saling melirik dan mengangguk kecil, semacam kode.

"Bendera siap!" Ujar Bara saat bendera sudah dibentangkan.

Suara dari kelompok Padus mengalun lembut dan merdu.

Hiduplah Indonesia Raya . . .

Selesailah lagu Indonesia Raya yang dinyanyikan Padus barengan dengan Bendera yang sudah diujung tiang.

Mereka bertiga pun kembali ke formasi seperti semula. Dan kembali ke tempat bersama pasukan pengibar yang lain.

Angel POV

Satu jam lebih sudah pelaksanaan Upacara HUT RI. Dan sekarang seluruh siswa-siswi sedang beristirahat sebelum lomba dimulai, begitu pun dengan panitia sibuk mempersiapkan lomba.

"Dokumentasi mana?" Aku bertanya kepada Rio.

"Lha iya, ke mana dokumentasi?" Rio berbalik bertanya dengan raut wajah bingung.

"Rio, lo ini gimana sih?! Gue tanya ke lo, tapi lo malah balik nanya."

"Kenapa sih ribut banget kalian berdua?" tanya Leo yang tiba-tiba datang.

"Dokumentasi mana? Perlombaan udah mau mulai." tanyaku kepada Leo.

Leo menaikan alisnya, "Dokumentasi?" ulangnya.

Aku mengangguk mantap, " Ya. Dokumentasi si Adit dan Adi." jelasku.

"Oh, mereka. Tadi sih ada di kantin." jawabnya santai.

Aku dan Rio membelalakan mata, "Ha? Di kantin? Ngapain?" Tanyaku berbarengan dengan Rio.

Leo mengedikan bahu, "Gak tau. Katanya mau gituin cameranya dulu." jawabnya Acuh.

Rio langsung melesat ke kantin, aku mengikutinya. Terlihat Jelas Adit dan Adi-si kembar-sedang asik makan.

Rio berkacak pingang, "Oh, bagus. Kalian asik makan di sini, nggak tau semua panitia lagi sibuk? Lima menit lagi lomba dimulai. Kenapa kalian masih di sini? Hm?!" tanya Rio penuh amarah.

Si kembar saling menatap satu sama lain. kemudian, berdiri dan menggaruk kepalanya yang gak gatal. "Hmm kita kan lagi lagi--"

"Lagi apa, hah?!" tukas Rio.

"Lagi makan hehehe," jawab Adit.

"Udah habis, kan? Sekarang bantu panitia yang lain." Perintah Rio.

Si kembar menatapku-yang berada tepat di belakang Rio- penuh tanda tanya, "Apa yang dilakukan Angel di belakang Lo?" tanya Adi yang menaikan alisnya.

Adit memincingkan matanya, "Apa dia ngikutin lo?"

Aku dibuat salah tingkah, Sumpah iya ini hal terbodoh yang pernah kulakukan! Kenapa aku harus mengikuti Rio? Apa tujuannya? Ini kaki emang gak bisa diajak kompromi.

Rio menoleh ke arahku dengan tangan yang berlipat, "Apa yang Lo lakukan di sini Angel?" tanyanya sarkastik.

Aku mengusap tengkuk leher, "Gu-gue ehmm ini. Ah tau deh lupa!"

"Apa lo nguntit Rio?" Slidik Adi.

"Gue mau kerja. Mau bantuin panitia yang lain." Dustaku.

"Lo yakin mau kerja ngebantu yang lain dengan lo memakai seragam paskibra kumplit dengan topi dan sarung tangannya?" tanya Rio dengan seringaian.

Aku melihat pakaianku.
Bodoh! rutukku dalam hati. Bahkan, aku lupa berganti pakaian!

"O, iya, hehehe. Lupa ganti baju Ri. Maaf." jawabku.

Rio mengedikan dagunya, "Yaudah, gih sana. Ganti baju Panitia!" Perintahnya.

Aku pun melangkah pergi meninggalkannya.

Tiba saat Perlombaan dimulai. Seluruh siswa-siswi ke Lapangan Outdoor untuk menyaksikan teman-temannya Lomba.

Pertama perlombaan diawali dengan Bapak dan Ibu Guru yang berlomba makan kerupuk.

"Pak Eko.... Pak Eko... Pak Eko..." Sorak siswi yang sangat memuja ketampanan Bapak guru yang satu itu.

"Bu Nia.... Bu Nia... Bu Nia.... " Sorak siswa yang sangat memuja kecantikan Ibu guru yang satu itu.

Oke, ini sangat lucu. Hanya nama dua guru itu lah yang diteriak-teriaki oleh para siswa-siswi. Sungguh prihatin dan kasihan dengan guru-guru yang lainnya. Gak ada yang kasih Semangat!

Kami-panitia-tertawa dengan pertunjukan tersebut. Sedangkan si Kembar sedang asik menjepret.

Finally! Pak Eko lah yang menang. Para Siswi bersorak gembira tak sia-sia mereka menyemangati Guru favoritnya.

Lomba memakan kerupuk. Ini sangat rusuh. Bukan rusuh kenapa ya.... tapi Karena Panitia ikut mengerjainya dengan cara memainkan tali yang mengikat kerupuknya. Tak salah lagi jika peserta ada yang mengomel, ngedumel gak jelas. Dan Panitia pun tertawa melihat ekspresi mereka yang kesal. Dan pada akhirnya, Lomba dengan kategori memakan kerupuk dimenangkan oleh Lian XII AP-2

Selanjutnya, lomba memasuki pensil ke dalam Botol. Siswa-Siswi bersorak menyemangati temannya. Dan yaaa....Cukup histeris saat temannya-yang menjadi peserta lomba-hampir berhasil memasukan pensilnya tetapi gak jadi masuk. Akhirnya, kategori memasukan Pensil ke dalam botol dimenangkan oleh Lia XI BC-2

Oh tidaaaak!!! 2 kategori kelasku belum juga menang.

Dan sekarang giliran mencari Harta karun. Harta karun tersebut berupa Koin-koin yang berada di dalam Aquarium dan terdapat banyak belut. Lomba ini pesertanya kebanyakan lelaki. Katy. Dia ikut Lomba itu.

Aku membelalakan mata saat Katy menjadi peserta. Bukankah dia takut dengan belut? Tanyaku dalam hati.

Dari kejauhan aku melihat Vian. VIAN! Meneriaki lebih tepatnya menyemangati Katy. Oh Sakit!

Nathan tersenyum ke arah Katy dan mengepalkan tangannya ke udara bertanda dia memberi semangat ke Katy.

Aku tersenyum kecut. Pantesan aja Katy berani ternyata ada yang menyemangatinya, batinku.

Aku membalikan badan dan berjalan meninggalkan lapangan Outdoor.

"Mau ke mana lo?" tanya Leo yang berada di depanku.

"Mau istirahat sebentar, capek!" Jawabku ketus.

"Capek? Heh! kita semua juga Capek sinting! terus lo sekarang mau istirahat? Enak banget hidup lo." cerca Leo dengan senyuman yang mengejek.

Aku memutar bola mata dengan jengah, "Seengganya gue gak mau berada di lapangan dulu sampai lomba mencari harta karun selesai." ucapku.

"Gak! Lo harus kembali sekarang ke sana!" Perintahnya tegas.

"Lo siapa berani mengatur-ngatur gue?Hah!"

"Lo siapa berani melalaikan tugas begitu aja? Hah! "

"Gue gak melalaikan! Gue cuma enggak mau di sana sebelum lomba kategori itu selesai!"

"Heh! Semua susunan lomba dan nama peserta lomba, lo yang megang, Sinting! terus kalau lo gak berada di sana. Gimana dengan perlombaan selanjutnya?!"

Ah iya ada benarnya juga perkataan Leo. pikirku.

Aku menyodorkan beberapa kertas ke dia. "Yaudah, nih! kalo gitu lo aja yang mengatasinya."

"Engga! Ini tugas lo! Bukan tugas gue!"

"Tapi--" Belum sempat aku selesai berbicara, Leo menarik tanganku. Sehingga di sini lah aku, di tempat tadi aku berdiri di lapangan Outdoor.

Tampak dari kejauhan Rio memberi kode ke aku, aku nggak mengerti. Rio berlari ke arahku dan menyingkirkan aku dari depan mic.

"Untuk pemenang dalam kategori Mencari Harta karun adalah Katy XI AK-1 " Ucap Rio dari mic. Aku mengerjapkan mata berkali-kali saat mendengar ucapan Rio.

"Karena sekarang udah jam dua belas, kita beristirahat dulu. Lomba akan dimulai lagi jam dua belas lewat tiga puluh menit." Lanjutnya kemudian mematikan Mic.

"Katy menang?" Tanyaku kaget.

Rio mengangguk mantap, "Iya. Dia menang. Perwakilan dari kelas kita." Jawabnya tersenyum.

Aku hanya ber-oh kemudian pergi meninggalkan Rio. Aku berjalan menuju ruangan Osis, terlihat Panitia Lomba lagi berkumpul dan memegang Nasi box. Aku mengambil jatah makanan, dan duduk menyendiri. Memang saat ini aku butuh waktu untuk sendirian dan menenangkan pikiran.

Entah sudah berapa lama aku hanya berdiam dan duduk tanpa mencolek nasi yang berada di dalam Box itu, pikiranku melayang-layang entah ke mana.

"Ehm, lo lagi kenapa?" Tanya Rio yang sekarang ada di sampingku.

Aku menggelengkan kepala dan tersenyum. "Gapapa kok." Jawabku sekenanya.

Rio memiringkankan kepalanya dan menatapku, "Yakin? Semenjak perlombaan yang belut tadi lo jadi berubah sedih. Apa ada sangkut pautnya dengan katy?" Slidiknya.

Aku tertawa renyah, "Hahaha. Mana mungkin gue sedih Rio, karena sahabat gue ikut lomba? Gue senang kali dia ikut lomba apalagi dia menang, kan? membawa nama baik kelas." Dustaku.

Lo benar Rio! Ini ada sangkut pautnya dengan Katy, ralatku dalam hati.

"Lo itu bohong. Lo mencoba menutupi kesedihan lo."

"Gue gak lagi menutupi kesedihan. Lonya aja sok tau." Elaku.

"Mulut lo bisa berbohong. Tapi, hati dan mata lo gak bisa berbohong. Gue lihat di mata lo ada kebohongan dan kesedihan." Ujarnya.

"Rio. Waktu istirahat udah habis. Lebih baik kita ke lapangan sekarang."

"Tapi, lo sama sekali belum makan. Lihat aja kotaknya sama sekali belum lo buka."

"Gue gak laper! Mau bareng gue atau enggak ke lapangannya?"

"Oke. Bareng."

Aku jalan berdampingan dengan Rio. Hingga sampe di lapangan yang ternyata sudah ramai.

"Mana List nama peserta dan lomba selanjutnya?" Tanya Rio seraya mengulurkan tangan kanannya ke arahku.

Aku kasih beberapa lembar kertas yang dari tadi aku pegang, "Nih."

Dia membelalakan matanya. Sedetik kemudian dia menyeringai.

Aku bergedik ngeri, "Heh. Lo ngapa? Jangan menyeringai gitu, ngeri tau gak ngelihatnya." ucapku.

Dia mendekat dan berbisik, "Lihat aja nanti. Lo pasti senang."

Aku pun mematung saat mendengarnya. Dan dia menyalakan Microphone yang sudah tersedia.

"Oke guys, kita mulai lagi lombanya. Sekarang lombanya adalah memindahkan belut. Memindahkan belut gak lah mudah bukan guys? Lomba yang ini akan ada tantangan buat peserta.

"Peserta akan memindahkan belut dari wadah yang satu ke wadah yang lain. Dan nanti akan ada rintangan buat kalian saat ingin memindahkan belutnya. Rintangannya adalah kalian akan dijegat oleh panitia yang kini berada di tengah lapangan-dengan menunjukan senyuman devil mereka- Jadi sebisa dan semampu mungkin kalian harus lolos dari mereka. Agar bisa memindahkan belutnya." Tutur Rio.

Lomba pun dimulai penonton pun tertawa saat melihat cowok yang gendut sedang memegang belut saat ditengah dikerjai oleh Leo. Leo menggelitik perut dan pinggang si gendut itu membuat Sikorban menggeliat ke sana kemari belum lagi belutnya yang sudah terlepas dari genggamannya.

Bisa kalian bayangkan cowok gendut sedang bergeli-geli ria di tengah lapangan.

"Heh. Gantian lo yang ngomong jangan bengong aja dari tadi." Tegur Rio kepadaku.

Aku mengangguk dan menurutinya. "Dan yeaah! Hasil perhitungannya menunjukan. kalau Jeid X MM-1 peserta yang paling banyak mengumpulkan belut dengan jumlah 12. Yeay! Selamat ya buat kamu." Ujarku.

Sorak bergembira dari kelas MM-1 pun memecahkan ketegangan saat menunggu pengumuman pemenang.

Rio pun mengambil alih mic, " Ehm. Maaf buat peserta lomba yang mendaftarkan lomba Joget Balon Berpasangan ada kesalahan." Ujarnya membuat suasana menjadi hening. Aku mengernyitkan dahi dan menatap seakan-maksudnya apa? Apa yang salah?-

"Lomba Joget Balon Berpasangan ini. Pasangabnya akan ditentuin oleh saya -ketua panitia- Jadi akan ada perubahan couple." Lanjutnya.

Rio pun mulai membacakan satu persatu perubahan couple. Dan saatnya kelasku.

"Dan untuk kelas XI AK-1 Jonathan Alviano akan berpasangan dengan Angelica Victoria."

What?! Gue berpasangan dengan Vian? Ah gila! itu berarti muka gue sama mukanya sangat dekat? yang hanya dibatasi dengan sebuah Balon? gimana kalau balonnya pecah? .

"Lo gila? Gue ini panitia! mana mungkin gue menjadi peserta." Protesku.

"Emang ada larangannya kalau panitia gak boleh menjadi peserta?"

"Gak ada sih. Tapi, gimana dengan tugas gue sebagai panitia?"

"Akan gue ambil alih. Tenang aja. Yaudah sih sana ke tengah lapangan."

"Tapi--"

"Mau lo yang berpasangan dengan Nathan apa si Katy?" Tanyanya dengan tatapan tajam.

"Iya. Gapapa kalo dia. Lagi pula gue gak mau melalaikan tugas sebagai panitia." Dustaku.

"Yaudah, kalo itu mau lo." Dia pun mengalihkan pandangannya ke tengah lapangan. "Oke sorry ada perubahan. Jonathan akan dipasangkan dengan Katy. " Ralatnya.

Aku lihat Nathan menatapku dan mengernyitkan dahinya. Setelah kemunculan Katy ditengah lapangan membuat Jonathan tersenyum.

Author POV

Dasar wanita bodoh! Gue sengaja merubah couple biar lo sama Nathan tapi lo gak mau. percuma aja gue merencanakan ini. Batin Rio

"Lo kenapa natap gue begitu?" tanya Angel ke Rio yang dari tadi menatapnya.

"Lo gak sakit hati lihat Nathan dan Katy seperti itu?" tanya Rio dengan melihat Nathan-Katy yang sangaaaaaat dekat mukanya.

Cara main Lomba joget balon berpasangan ini. Couple akan berjoget seheboh mungkin dengan balon yang menjadi jarak antara mereka. Balon itu berada di kening mereka. Siapa yang bisa mempertahankan balon itu di tempatnya tanpa terjatuh sampai dua lagu habis. Dia lah pemenangnya.

"Gak. Biasa aja sih." Jawab Angel acuh.

Iya sakit pake banget malahan. Ralat Angel dalam hati

"Ah! Sia-sia kalau gitu rencana gue."

"Maksud lo?"

"Abaikan. Capek kasih kode ke orang yang gak peka."

Dasar wanita bodoh! Batin Rio.

Angel Pov

Dooooor . . . . .

Terdengar letusan balon berbarengan dengan Suara riuh dari penonton. Saat aku ingin melihat ke arah tengah lapangan. Tiba-tiba pandanganku gelap. Oh Sh*t Rio menutup mataku dengan tangannya.

"Lepasin Rio. Gue mau liat!" Protesku dan mencoba melepas tangannya.

"Nggak. Lo belum boleh liat, lo masih di bawah umur."

"Lo bilang gue masih di bawah umur? Kalo gitu umur lo berapa, hah?! Umur kita sama Rio!" geramku. Dan yeah! Aku berhasil melepaskan tangannya. Daaaaannn

DEG!

Sakit bukan main. Ke-khawatiranku terjadi. Balon yang memisahkan jarak antara Jonathan-Katy pecah. Dan tidak ada jarak di antara mereka. Bibir mereka saling bertemu. bibir. itu tandanya.......

Mereka ciuman.

Aku ingin beranjak dari tempatku. Tapi Rio menahanku, "Mau ke mana?" tanyanya dengan tatapan iba.

Aku menatapnya, "Gue mau beli minum dulu sebentar. Lagi pula gue gak mau menonton lebih lama. Tontonan yang sangat menyakitkan." ucapku bersamaan dengan mengendurnya genggaman Rio. Kesempatan ini aku ambil untuk lari darinya.

Aku berjalan menuju kantin dan memesan jus apel, aku memilih duduk di pojok dan menyendiri.

Apa banget coba, Ngel. Sama katy aja masa cemburu. Dia kan sahabat lo gak akan mungkin katy menikung lo. Tadi itu kejadian yang tak terduga. Bisik hatinya

Gak Ngel. Lo salah! Katy bisa saja menikung lo dan mengambil Vian dari lo. Bisik hati yang lain

Angel, lo udah kenal lama dengan Katy. Dan lo udah tau bagaimana katy, Jadi ia tak mungkin tega menyakitimu. Bisik hatinya

Mungkin aja kan katy menyakiti lo? Di dunia ini gak ada kata tak mungkin. Bukan kah kamu lihat sendiri Angel, Bagaimana katy-Vian? Terlihat sangat akrab 'kan dia? Bahkan terlihat jelas jika Vian melupakanmu.

Aku mengusap muka dengan Gusar, perdebatan batin sangat membuat aku semakin kacau!

"Hai, lo kenapa?" tanya seseorang yang berada di hadapanku.

Aku menaikan pandangan, "Vian? Sejak kapan lo di sini?" tanyaku dengan terkejut.

Vian mengambil Jus Apel aku dan menyeruputnya, "Sejak lo terlihat frustasi." jawabnya setelah menyeruput jusku.

Aku mengambil jus yang tadi direbut Nathan. "Apaan sih main minum-minum aja!" Omelku.

Dia pun tertawa melihatku yang marah. "Hahahah. Oke oke gue minta maaf. Jangan lo pasang muka seperti itu. Terkesan sangat lucu lo."

Aku tidak menggubrisnya.

"Lo kenapa Ngel? tadi lo sepertinya lagi frustasi. Ceritalah sama gue. O, ya tadi lo kenapa gak mau dipasangin sama gue? Tadi gue gak sengaja mencium Katy. Gara-gara balon persetan itu pecah." Cerocosnya.

Aku terdiam, mencoba sibuk dengan minum Jus sambil memainkan ponselku.

"My Angel. Gue lagi ngomong sama lo. Lihat gue, Angel." Geramnya yang tertahan.

Aku tetap setia dengan aktivitasku.

"Angel! Yang bersalah itu hati lo, kan? Bukan telinga lo? Dengerin gue!" Bentaknya.

Aku mengangkat dagu, "Apa maksud lo bilang kalo hati gue yang bermasalah?!" tanyaku yang sudah mulai emosi.

"Gue tau lo punya perasaan sama gue. Dan lo gak suka, gue dekat-dekat sama Katy, kan? Gue tau itu, Ngel."

Aku menaikan sebelah alis, "Terus?" tanyaku dengan nada yang menjengkelkan.

"Gue gak mau ya Ngel kita berdebat dan bertengkar hanya gara-gara masalah ini."

"Emangnya siapa yang mau bertengkar dan berdebat sama lo?"

"Angel, jangan buat gue marah."

"Siapa emang yang buat lo marah?"

"Gue mau ngomong sama lo."

"Gue lagi males ngederin orang ngomong."

"Apa lo lagi ada masalah?"

Aku terdiam.

"Angel cerita sama gue! Lo kenapa?"

Aku mengabaikannya.

"Angel, lo kenapa sih? Akhir-akhir ini lo berubah banget."

Lo yang buat gue berubah! batinku.

"Gue udah ngomong baik-baik ya Ngel sama lo. Tapi lo mancing gue buat marah."

"Ikan kali ah dipancing." Aku mengibaskan tanganku ke udara, "Yaudahlah, gak penting juga. Gue mau pulang!"

Aku bangkit dan beranjak dari tempat duduk. Pergi meninggalkan Nathan yang terlihat menahan amarahnya dari tadi. Samar-samar terdengar Dia ngedumel gak jelas.


- TO BE CONTINUE -

Haaaiii buat yang sudah baca. Tolong dibaca Prolog dan Rider ya soalnya ada yang salah dan baru diganti hahahaha

Bytheway Thankyou udah mau baca jangan lupa Votmenn nya yaap ditunggu sekali , muah!:*

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro