14. I Don't Dare To Love You

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Kedua mata Arion terfokus pada software yang menyajikan rincian biaya-biaya yang terdapat pada perhitungan Break Event Point atau yang biasa disingkat BEP. BEP merupakan titik impas di mana posisi jumlah pendapatan dan biaya sama atau seimbang, sehingga tidak ada keuntungan maupun kerugian dalam perusahaan. Perhitungan ini memerlukan komponen seperti fixed cost (biaya tetap), variabel cost, dan harga jual. Analisis ini sangat diperlukan untuk meramalkan target laba berdasarkan jumlah penjualan minimum, sehingga perusahaan bisa memproyeksikan berapa banyak barang yang diproduksi dan berapa pendapatan yang diterima.

Penggunaan aplikasi memudahkan perhitungan keuangan semacam ini. Meskipun begitu, kemampuan mengoperasikan software hanya satu dari beberapa keahlian yang harus ia miliki sebagai direktur keuangan. Karena posisinya sekarang merupakan ujung tombak dari sebuah perusahaan, ia dituntut harus memaksimalkan keahlian yang ia miliki di bidang tersebut.

Beberapa tugas direktur keuangan antara lain melakukan interpretasi data sebelum melaporkan kepada senior management, atau manajemen tertinggi dalam perusahaan, yaitu CEO, direksi hingga kepada investor. Kemudian melakukan manajemen risiko, strategi untuk improvisasi kebijakan harga, distribusi, pemasaran, dan yang tidak kalah pentingnya; kejelian melihat peluang investasi.

Dengan tugas sebesar itu, ia membutuhkan kerja tim yang solid. Beruntung, Pak Dayat yang selama ini membantu pekerjaannya merupakan manajer senior di bidang keuangan. Pengalamannya bekerja di Padma selama 10 tahun, tentu sangat membantu dirinya melaksanakan tanggung jawab sebagai direktur keuangan. Meskipun ia sendiri baru genap tiga tahun ditempatkan di posisi tersebut, mereka bisa bekerja sama dengan baik. Arion banyak belajar dari Pak Dayat.

Latar belakang pendidikan Arion adalah manajemen keuangan di salah satu universitas terkemuka di Singapura. Ia kemudian melanjutkan kuliah di University of Melbourne mengambil major Master of Management Accounting. Pilihan itu yang diambil karena basic ilmunya bukan dari akuntansi. Ia sempat mengambil business course selama setahun untuk lebih memperdalam kemampuan di bidang bisnis.

Sejak lulus SMA, praktis waktunya lebih banyak dihabiskan di luar negeri. Terbiasa dengan kultur kehidupan dinamis dan bebas. Setelah menamatkan magister di usia 24 tahun, ia langsung pulang ke Indonesia dan jadi intern selama setahun di keuangan Padma, kemudian menjabat direktur HRD selama dua tahun. Ia lalu dirotasi ke posisi direktur keuangan menggantikan direktur sebelumnya yang telah pensiun.

Diakui Arion, pengalamannya dalam manajemen keuangan masih cetek. Ia lebih menguasai teori-teori keuangan, akuntansi, bisnis dan semacamnya berdasarkan ilmu yang diperoleh selama kuliah. Kalaupun selama ini ia mampu menduduki posisi direktur, hal itu terbantu dengan latar belakang keluarganya sebagai founder sekaligus CEO dan pemegang saham Padma.

Kedengeran cukup berbau nepotisme, bukan?

Dengan kenyataan seperti itu tidak berarti ia meragukan kemampuannya sebagai pengelola keuangan perusahaan. Berdasarkan pengalaman kerja, seharusnya Pak Dayat yang lebih cocok berada di posisinya. Pak Dayat sudah 20 tahun bekerja di bidang keuangan. Pak Dayat diterima di Padma setelah mengabdi di perusahaan besar selama 10 tahun. Jadi, bisa dibilang, dalam jangka waktu nyaris 10 tahun, posisi jabatan Pak Dayat di sebagai manajer keuangan tidak pernah bergeser.

Mungkin tahun depan, perusahaan bisa mempertimbangkan beliau untuk naik jabatan. Ia sendiri sudah siap jika suatu saat tidak lagi menjabat sebagai direktur keuangan.

Ia bisa membuka start up yang bergerak di bidang finance consultant. Atau membuka kantor akuntan publik. Meskipun, ia mengetahui hal tersebut sulit atau bahkan mustahil untuk dilakukan. Posisinya di masa depan di perusahaan itu telah ditentukan oleh ayahnya bahkan sebelum ia bisa memutuskan.

Kedengaran ironis? Anggap saja tidak.

Arion menghela napas.

Ia memang tidak punya pilihan dalam memutuskan bidang karir yang ingin ia tekuni. Ayahnya membutuhkan generasi penerus yang dapat menjaga bisnis keluarga mereka tetap sukses atau bahkan lebih berkembang dari yang sekarang.

Sama seperti ia tidak punya pilihan lain selain menjalani kontrak pacaran demi mendapatkan Ayana.

Gadis itu harus jadi miliknya, bagaimanapun caranya.

"Sayang, kamu ngambek ya?" gumam Arion setelah melihat tidak ada lagi balasan dari Ayana.

Gadis itu pasti kesal karena Arion memakan bekal nasi gorengnya. Fokus Ayana buyar oleh sikap paniknya hingga melupakan kotak bekal berwarna jingga itu.

Arion menemukan kotak tersebut setelah ditinggal pemiliknya dan segera memasukkan ke dalam tas kantornya. Lucunya, Ayana baru menyadari hal tersebut setelah Arion mengirimkan foto nasi goreng yang terlihat menggiurkan. Dari teks yang dikirimkan Ayana kepadanya, ia yakin Ayana kesal karena ia memakan bekal tersebut.

Padahal ia hanya iseng mencicipi. Setelah suapan pertama begitu menggoda, Arion melanjutkan hingga beberapa suap. Ternyata rasanya sangat lezat. Tidak kalah dengan Oxtail Fried Rice di Portico, tanpa tambahan buntut. Plus, ini nasi goreng versi rumahan yang lebih murah.

Ia cukup kecewa mengetahui bukan Ayana yang memasaknya.

Jujur, ia penasaran ingin mencicipi masakan gadis itu. Meski harus menunggu sampai akhir pekan atau kapan saja Ayana punya waktu memasak untuknya.

Arion kembali memfokuskan pikiran pada pekerjaan. Kali ini memeriksa perhitungan TVM atau Time Value of Money. TVM adalah nilai waktu dari uang yang merupakan konsep finansial yang menyatakan nilai uang sekarang lebih berharga dari masa depan. Singkatnya, perhitungan ini berguna bagi seseorang maupun badan usaha sebagai acuan dalam memperhitungkan nilai uang apakah akan digunakan atau untuk diinvestasikan. Konsep seperti ini digunakan perencana keuangan dalam membantu perhitungan dan penyusunan anggaran perusahaan.

Singkatnya, Break Event Point dan Time Value of Money adalah dua hal yang wajib diperhitungkan dalam penyusunan anggaran keuangan perusahaan.

Jadi, jika kamu berpikir tugas direktur hanya tandatangan laporan saja, lupakan. Karena direktur itu semestinya berperan sebagai leader bukan bos.

"Singapore."

Arion menggumam tepat setelah notifikasi dari salah satu teman kuliahnya di Singapura yang mengabarkan akan segera menikah.

Zayn dan Syiana.

Damn. Mereka kaya kucing dan tikus sewaktu kuliah dulu. Zayn seorang Malaysian peranakan India dan Syiana berdarah Singapura-Batak. Saat ini Zayn dan Syiana bersama-sama mengelola sebuah kantor akuntan publik di Malaysia.

See? Ia baru saja membayangkan memulai bisnis itu dan sekarang kedua temannya yang sebentar lagi bakal tied the knot itu malah sudah menjalaninya bertahun-tahun. Kantor akuntan publik mereka terbilang cukup sukses karena reputasinya tidak kalah dengan kantor akuntan publik lain yang lebih dulu eksis.

Zayn : I'll send you a copy of my invitation. Virtual. Is it okay?

Syiana : No. He was lying. Gue udah kirim undangannya. Mungkin besok atau lusa nyampe. Sorry, ga ngundang langsung. But you have to come.

Arion : I will.

Syiana : you have to bring a partner, okay? Just one partner, lol

Here we go again.

Zayn : Don't tease him la. Dia dah kepala tiga tak mahu berkahwin

Siapa yang nggak mau kawin? Kawin kan enak? Batin Arion.

Bagian menikah yang tidak enak.

***

Jam istirahat baru saja tiba. Tapiii bukan berarti Cessa bisa langsung cabut dari meja kerja dan menikmati makan siang. Laporan sudah menanti untuk dikerjakan. Ia kini sedang duduk di depan laptop merinci persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi atau WIP (Work in Process), hingga Finished goods atau barang jadi pada neraca yang dibuat oleh staf bagian akuntansi. Dalam perusahaan manufaktur yang mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi, ketiga jenis barang di atas tergolong dalam jenis persediaan.

Account Work in Process (WIP), persediaan barang dalam proses adalah akun yang menampung nilai persediaan yang masih dalam proses produksi. Dalam laporan perusahaan manufaktur, bagian ini digunakan pada transaksi Material release yaitu saat bahan mentah atau raw material masuk proses produksi, Product and Material Result, yaitu mencatat finishing dengan menambah barang. Terakhir, Period end. Pada akhir periode kita mengalokasikan nilai yang menjadi Variance Expense dan saldo akhir WIP inventory atau barang dalam proses yang akan dilaporkan di akhir bulan.

Cessa lalu membaca kembali rincian data raw material.

Selama ini perusahaan yang bergerak di bidang Basic Industry and Chemicals itu memasok bahan baku kertas sebanyak 60 % dari impor dan sisanya dari pemasok lokal. Sejak beberapa tahun ini, perusahaan giat melakukan inovasi untuk menekan biaya bahan baku sekaligus mengurangi ketergantungan pada serat kayu yang lambat laun akan berpotensi merusak lingkungan.

Ide itu bermula dari rapat antara direksi 5 tahun lalu, tepat saat Arion masuk ke perusahaan itu sebagai direksi HRD. Ia tidak tahu apakah laki-laki itu punya ketertarikan dalam bidang lingkungan atau hanya kebetulan saja. Mengingat sejak menjadi direktur keuangan, ia sesekali membicarakan soal inovasi tersebut saat meeting.

Entahlah.

Please. Ia enggan melalui hari itu dengan bayangan Arion menggigit bibirnya di halaman rumah.

Khayalan aneh yang datang tiba-tiba.

"Hai, Cessa."

Suara Ala membuat bahunya bergerak karena kaget.

Sebenarnya apa yang ia lamunkan?

"Kotak bekal lo, Say." Ala meletakkan kotak bekal di atas meja. Kotak bekal itu yang membuat Cessa sempat berhenti membalas chat dari Arion.

"Eh? Lo nemu di mana?" tanya Cessa, seraya membuka tutup kotak bekal.

"Di pantri. OB yang nganterin ke pantri. Trus Fina ngasih ke gue. Kata OB-nya lo lupa di meja waktu absen online tadi pagi." Ala lalu melihat jam. "Jadi lo mau ikut makan siang bareng atau nggak?"

Pasti OB tadi, orang suruhan Arion. Bisa banget ia mendapatkan ide mengembalikan kotak bekal dengan cara seperti itu. Harus ia akui, Arion memang cukup cerdik. Persis tingkah si kancil dalam dongeng anak-anak.

"Sebenarnya tadi gue udah nyuruh Gya duluan. Cuma karena kerjaan gue nanggung. Lagian kan udah ada ini." Cessa menunjuk kotak bekal.

Ala mengetukkan jari ke dagunya.

"Eh, tapi lo yakin bekel lo itu aman? Maksud gue kan tadi disimpan di pantri, you know lah. Orang-orang keluar masuk ke sana dengan mudah."

Belum lagi, kenyataan kalo Arion sudah memakan sebagian.

Bagaimana kalau ada peletnya? Dijampi-jampi pakai air terus disembur atau malah diludahin?

Lagian siapa yang menjamin laki-laki itu bebas dari rabies atau penyakit menular lainnya.

"Tapi terserah lo sih. Soalnya kan sayang banget kalo nggak dimakan." Ala ikut melongok ke dalam kotak yang kini sudah dibuka Cessa. "Bismillah aja kalo gitu. Lagian kalo ada yang berniat macam-macam ke lo, kemungkinannya kecil sih. Bukannya keamanan kantor kita udah terjamin? CCTV di mana-mana."

"Iya, La. Mana ini buatan mama gue. Dia pasti bakal sedih kalo bekelnya nggak gue makan."

Ya nggak mungkin juga diludahin. Arion tidak akan segegabah itu. Jika peletnya disembunyikan di balik telur dadar, maka ia akan menyumpahi laki-laki itu bisulan tujuh hari tujuh malam setiap memakan telur.

Ala kemudian pamit menyusul Jenn dan Gya yang sudah lebih dulu menuju kafetaria di lantai bawah.

Tidak berapa lama, terdengar suara kursi yang ditarik berikut deheman. Cessa mengangkat wajahnya dan menemukan wajah yang tidak ingin dilihatnya seharian itu.

"Ay, dimakan dong."

Ay lagi, Ay lagi.

"Bapak ngapain ke sini sih?" ucap Cessa ketus. Sudah cukup Arion mengerjai di tempat parkir pagi tadi. Ia tidak mau benar-benar kepergok sama staf lainnya.

"Kangen sama kamu." Arion tersenyum lebar hingga memperlihatkan deretan giginya yang berbaris rapi. "Sekalian mastiin kamu ngambek atau nggak sama saya."

"Hih." Cessa bergidik. Ia sampai mengelus-elus lengannya seolah sedang berada di dalam wahana rumah hantu.

"Kenapa? Kamu nggak kangen sama saya?"

NGGAK!

Cessa mengalihkan tatapannya dari wajah Arion ke arah monitor laptop. Pikirannya sudah pusing karena laporan, sekarang kehadiran Arion makin menambah berat beban kerja otaknya.

Lebih baik ia makan saja sekarang.

Cessa berdiri untuk mengambil sendok di pantri. Ia tidak sudi memakai sendok yang sama yang telah dipakai Arion karena alasan-alasan yang tadi. Saat ia kembali, Arion melongok tampilan laptopnya. Awas saja kalau pekerjaannya dibuat kacau.

Cessa memandang berkeliling. Tersisa tiga staf yang sedang bersiap untuk jalan ke kafetaria. Ujung matanya menangkap salah satu staf bagian IT Support yang sepertinya juga akan makan siang di ruangan sepi itu.

"Saya belum makan siang lho, Ay," kata Arion saat Cessa menyendokkan nasi ke mulutnya.

"Ya makan dong," geram Cessa sambil mengunyah.

"Kamu makan aja dulu, nanti sisain buat saya. Atau makan sekotak berdua?"

Dangdut banget.

Serius deh? Laki-laki ini kenapa sih? Bikin kesal. Bikin nafsu makan jadi hilang.

"Atau kalo mau disuapin juga nggak apa-apa."

Demi langit dan bumi, kenapa kalimat-kalimat ajaib bisa keluar dengan mudahnya dari mulut laki-laki ini?

Cessa berusaha mengatur napas sebelum ia berteriak menyuruh Arion menjauh dari situ. Ia berusaha menabahkan hati.

"Ay, Sabtu ini saya ke SG."

Ya, trus? Apa hubungannya dengan saya?

"Ada acara nikahan teman," sambungnya.

Bodo amat.

"Undangannya sih belum nyampe. Mungkin besok atau lusa. Tapi, katanya disuruh bawa pasangan. Wajib hukumnya."

Trus?

"Kita ke SG bareng ya?"

NGGAK MAUUU

"Ngapain?" Cessa memotong gulungan telur dadar menggunakan ujung sendok.

"Honeymoon."

Cessa hampir memuntahkan nasi goreng yang ia kunyah. Ia menyambar botol air mineral sebelum nyaris terbatuk-batuk akibat tersedak nasi goreng.

"Apa sih nggak jelas. Kalau Bapak mau ke Singapur, ngapain ngasih tau saya?"

"Ya karena saya lagi ngajak kamu buat jadi partner saya biar ke sananya saya nggak datang sendiri. Kamu jadi pacar, peka dikit dong, Ay."

Cessa menggeleng. "Bapak cari pasangan lain saja. Lagian di sana pasti banyak cewek cantik yang mau jadi pasangan Bapak."

Arion menatapnya tajam. "Ay, please. Kamu pasti nggak bakal mau kalo saya diamin kamu pake bibir saya setiap kamu mulai ngomong hal-hal yang non sense. Kamu pacar saya. Wajar saya ngajak kamu."

Astaga. Bisa nggak sih ancamannya jauh-jauh dari kata bibir dan semacamnya?

Dan soal pacar, ia tidak perlu diingatkan soal itu. Amnesia pun, Cessa masih bisa mengingat nasib malangnya harus menjadi pacar Arion.

"Kan bisa ajak adiknya Bapak?" Cessa menawarkan opsi lain.

Membawa saudara untuk menemani ke undangan pesta adalah hal yang lumrah kan? Andai Nathan sedikit lebih dewasa, ia tidak akan sungkan mengajak sang adik menemaninya ke pesta. Tentunya jika rambut gondrongnya sudah dipangkas rapi.

Arion memejamkan mata. "For the sake of our relationship. I asked you to be my partner because you are my girlfriend now. Girlfriend, Ay. Ti amore. La mia ragazza."

"A fake girlfriend." Cessa meralat.

Mana bahasa Italianya mulai keluar lagi. Makin jadi deh.

"Whatever, Ay. Whatever. Yang aku tau kita pacaran sekarang." Arion menyambung. "Lagian, Adel juga nggak bakal mau datang ke acara nikahan bareng saya."

"Kenapa?"

Arion mendesis. "Soal adik saya itu hanya tambahan informasi. Nggak perlu dibahas lebih jauh. Intinya itu, saya ngajak kamu."

Cessa menghela napas panjang.

Ya sudah kalau nggak mau dibahas.

"I'll buy you anything you want."

Cessa jengah mendengarnya.

"Bisa nggak sih Bapak berhenti membujuk saya dengan iming-iming uang dan benda mahal? Bapak memang nggak pernah bisa tulus sama saya."

"Karena kebanyakan perempuan senang dimanjakan dengan...,"

"Tapi saya nggak suka. Bapak boleh bilang saya munafik, tapi kalau Bapak selalu seperti ini setiap menginginkan sesuatu dari saya...," Cessa berhenti untuk menarik napas. "Udahlah. Ucapan saya nggak penting. Yang penting itu keinginan Bapak."

"Saya hanya nggak tau gimana cara saya bisa menyentuh hati kamu, Ay. Saya nggak tau gimana caranya bikin kamu suka sama saya. Karena yang saya lihat kamu selalu nggak betah ada di dekat saya. Kamu lebih suka nyuekin saya, padahal saya pengen kamu membalas perhatian saya ke kamu. Saya nggak mau kamu terpaksa jadi pacar saya." Arion mendesah. "Kamu ngomong, biar saya mengerti keinginan kamu."

"Saya kan sudah pernah bilang kalau saya nggak mau terlibat lebih jauh dalam kehidupan Bapak. Saya mau jadi pacar Bapak karena saya nggak bisa lagi mendebat keinginan Bapak."

"Tapi perasaan kamu ke saya gimana?" tanya Arion.

"Saya menghormati Bapak sebagai atasan saya."

"I can be the bottom if you wanna be on top. Woman on top is my favorite sex position. I'll let you drive me like crazy."

Ya Tuhaaan, bisa nggak sih mulut laki-laki ini dan otaknya disterilkan dulu dengan desinfektan? Kalau perlu diguyur sebadan-badan deh.

Argh. Cessa rasanya sudah ingin menyerah saja, padahal hari ini baru hari pertama kontrak kencan mereka berlaku.

"Tapi kamu suka kan sama saya?"

"Menurut Bapak?"

"Kamu suka sama saya."

"Ya udah."

"Ya udah, gimana?" Arion terdengar penasaran.

"Ya udah. Anggap saja begitu."

Arion memperdengarkan umpatan khasnya.

"Damn. Kamu memang membingungkan, Ay. Kamu tuh nggak pernah bikin saya puas sama sikap kamu. Tapi mungkin kalau di atas ranjang..."

GHRR

Cessa lantas mengingatkan Arion jika ia tidak segera pergi, maka mereka akan jadi obyek perhatian para staf.

"What if i can make you love me in this two months?"

Cessa tersenyum tipis sebelum menjawabnya.

"I have no choice, then.

"Will you give up on me?"

Cessa menggeleng pelan.

"I'm not sure about it."

Karena jatuh cinta sama Bapak adalah pilihan terakhir sekaligus terburuk yang terpikirkan untuk saya rasakan. I don't dare. Saya nggak berani.

"I can make you love me, Ayana. I swear."

Cessa mendengarkan pernyataan Arion.

Lalu apa lagi setelahnya?

Setelah berhasil mendapatkannya, Arion akan mencampakkannya sama seperti perempuan-perempuan sebelum dirinya?

***

Hai, aku mau menyampaikan beberapa hal di sini. Jadi abis chapter ini berlanjut ke chapter mereka ke Singapura bareng. Apa yang bakal terjadi di sana?

Buat yang pengen ketemu Regan, mungkin di chapter 16.

By the Way, aku mulai nggak yakin deh cerita ini bakal tamat di Chapter 20, karena setelah aku kembangin alurnya kok sulit diselesaikan cepat. Ya kecuali kalo kalian pengen ending gantung :D

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro