11

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

11 - Malizande

Karya ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta no. 28 tahun 2014. Segala bentuk pelanggaran akan diselesaikan menurut hukum yang berlaku di Indonesia. 

Pencipta Wulan Benitobonita

"Langkah pertama dari Princessa dan His Majesty yang akan menjadi aba-aba dimulainya musik dalam sebuah acara dansa."

Malizande kini berdiri berhadap-hadapan dengan seorang pria berumur 23 tahun di sentral aula utama. Mata hitam gadis mungil itu tidak berkedip sama sekali ketika mengamati gerakan gemulai yang ditunjukkan oleh guru musiknya.

Aula utama yang berada di lantai dua dapat dikatakan menarik, meski kalah jauh dibandingkan ballroom milik orang tua Malizande. Lubang-lubang jelek berada di tiap dinding yang membatasi kastel dengan dunia luar. Berbagai hiasan yang terdiri dari bendera ataupun perlengkapan perang tergantung dengan indah pada dinding batu, sedangkan Madamme Lucie Julie berdiri dengan punggung tegak di dekat salah satu jendela. Pelayan pribadi Malizande itu memutuskan mengambil peran sebagai arca hidup saat sang calon ratu mengambil kelas dansa pertamanya.

"Kita menyebutnya dengan branle, di mana Princessa dan His Majesty yang memberikan acuan seberapa cepat atau lambat sebuah musik akan dimainkan."

Mr. Erlic bernjinjit dengan dua kaki sebelum dia menapakkan kaki kanan dan kiri secara bergantian dan ditutup dengan kembali berjinjit dengan kedua kaki lalu menapak bersama-sama. "Satu, dua …." 

Apa dia membedaki rambutnya?

"... tiga, empat …."

Putih sekali ….

"... giliran Princessa …."

"Sa-saya?"

Perhatian Malizande yang salah fokus sontak kembali ke target yang seharusnya. Dia mengedip-ngedipkan mata untuk mengusir rasa penasarannya dan mencoba mengingat ucapan terakhir dari guru musiknya.

"Silakan dicoba untuk Single Step. Princessa mengenalnya sebagai Simple Step," jelas Mr. Elric yang sepertinya tidak menyadari bahwa muridnya telah kehilangan konsentrasi sejak beberapa menit silam. 

"A-ah! Simple Step!" Malizande hampir berteriak lega. Tentu dia tahu mengenai Simple Step. Pelajaran berdansa telah dia dapatkan bahkan ketika batu menginjak usia lima tahun. 

"Une …. Deux …." Malizande melangkah lambat sambil bergumam pelan. Dua hitungan setiap langkah. "Une …. Deux …."

"Sempurna!" Mr. Elric bertepuk sekali. "Sekarang, kita akan mulai berdansa."

Malizande menekuk sedikit kaki kanan saat Mr. Elric mengangguk kecil. Tangan kiri bocah itu hampir menyambut uluran tangan kanan guru musiknya saat suara familier terdengar tegas dari belakang.

"Siapa yang mengizinkan kamu menyentuh tangan calon ratu negara ini?!"

"His Majesty!" 

Mr. Elric sontak menarik kembali tangan kanannya dan sedikit membungkuk saat Malizande memutar tubuh. Mata bocah itu melebar kala mendapati suaminya sedang berdiri dengan dada membusung dan menatap tajam ke arah guru musiknya.

Sir Wallace berdiri di sisi kanan sang raja. Dari jemari tangan kanannya yang sudah siap di pangkal pedang yang tersarung, pria itu sepertinya tidak membutuhkan waktu berpikir untuk menebas seseorang. 

"Se-sepertinya ada kesalahpahaman, His Majesty." Mr. Elric menjeda kalimat agar dapat menelan ludah. Mata pria itu dengan panik mencuri pandang ke arah sikap siaga sang kesatria sebelum menatap takut ke arah Dominic. "Mis-Mister Ode meminta sa-"

"Keluar!"

Bentakan dari Dominic membuat wajah Mr. Elric memucat. Pria berumur 23 tahun itu cepat-cepat membungkuk dan bergegas berlari keluar dari aula. 

"His Majes--, eh, My Love." Malizande cepat-cepat mengoreksi kalimat sapaannya ketika bocah itu mendapatkan tatapan tajam dari suaminya.

"Hapus pelajaran dansa." 

Perintah Dominic langsung direspons oleh Sir Wallace dengan membungkuk sambil menjawab, "Baik, His Majesty. Saya akan menyampaikannya kepada Mr. Ode."

"Hapus juga pelajaran menunggang kuda ataupun pelajaran yang membutuhkan kontak terlalu dekat dengan Princessa."

"Baik, His Majesty."

Malizande terbengong ketika mendengar perintah suaminya. Pelajaran seni dan aktivitas fisik seperti menunggang kuda adalah hal penting bagi keluarga kerajaan. Bagaimana aku harus bertingkah saat ada acara sosial apabila aku dilarang untuk belajar?

Mulut bocah itu terbuka untuk mengeluarkan protes. Namun, langsung tertutup ketika teringat pesan ibunya.

Malizande, jangan pernah membantah suamimu di depan umum. Ingat, mereka adalah bangsa barbar, siapa yang tahu hukuman apa yang akan diberikan kepada seorang perempuan yang tidak patuh terhadap suaminya, terlebih dia adalah seorang raja.

Malizande menelan kembali ucapan yang tertahan di lidah dan mengetatkan bibir untuk menahan keinginannya untuk berbicara. Mere saja tidak berani terang-terangan membantah Pere meski saat itu Pere tidak dalam kondisi sehat.

"Saya permisi dulu, His Majesty."

Dominic mengangguk saat Sir Wallace pamit undur diri. Sang raja menautkan kedua tangan di balik punggung dan wajah pria itu tampak beku kala menatap kosong pada salah satu ornamen yang berada di depannya.

Malizande menelan ludah dan mencuri pandang ke sekeliling dengan perasaan tidak nyaman. Hampir dua minggu mereka tidak bertemu. Namun, kini, suaminya malah muncul dengan suasana hati yang tidak baik.

Apa dia juga sakit seperti Pere?

Detak jantung Malizande sedikit meningkat akibat takut saat membayangkan kemungkinan itu. Ayahnya sering mengalami kondisi tidak stabil, bahkan sang raja pernah membunuh beberapa orang kesatria yang ikut dengannya saat dia dalam kondisi demam tinggi. 

Suasana terasa sangat hening. Madamme Lucie sepertinya juga memikirkan hal yang sama dengan Malizanda. Perempuan itu berusaha membuat keberadaan dirinya tidak terlalu kentara dengan mundur beberapa langkah sehingga berbaur di antara dua buah full armor plate yang berada di sisi ruangan.

"Dua minggu sekali …."

Eh ….

Malizande lagi-lagi menatapi suaminya dengan terheran-heran. Apa maksudnya?

Akan tetapi, sebelum Malizande sempat bertanya, Dominic sudah keburu melanjutkan kalimatnya. Dia menoleh ke arah istrinya dan berkata, "Dua minggu sekali saya akan datang berkunjung untuk mengajarimu berdansa dan berkuda."

*****

Tubuh tinggi Dominic tampak menjulang ketika pria itu menggenggam tangan kiri istri mungilnya. Kepala Malizande bahkan harus mendongak dan kedua kakinya berjinjit maksimal saat telapak tangan kanannya menyentuh bahu kiri sang raja.

Terlalu tinggi …. Mr. Elric saja hanya setinggi telinganya.

Malizande menahan keluhan dalam hati. Bocah itu berusaha memenuhi perintah suaminya tanpa berkata apa-apa.

Mereka mempraktikkan One Step ketika wangi samar bunga mythril tercium dari tubuh Dominic dan membuat Malizande mengambil kesimpulan sepihak. Bangsa ini sangat menyukai bunga mythril, sama seperti kami yang memuja bunga lily. 

"La Petite Reine, turunkan saja tangannya dari bahuku, cukup letakkan di lenganku."

"Begini?"

Jemari mungil Malizande turun menyusuri lengan Dominic yang berbalut tunik ungu. 

"Hmm, ya, dan lepaskan alas kakimu kemudian berpijaklah pada punggung kakiku."

Eh?

Mata Malizande sontak membulat ketika mendengar instruksi selanjutnya dan sang raja. "In-injak, His Majesty?"

"My Love," koreksi Dominic cepat. "Dan, iya, aku tidak suka melihat kamu berjinjit. Bukalah kasutmu dan pijak punggung kakiku."

"Eh …."

Malizande menunduk dan mengamati sepasang kaki milik suaminya dengan ragu. Alas kaki yang mereka gunakan sangat berbeda dengan yang dia pakai di negara ibunya. 

Kasut milik Malizande sebelumnya berbentuk lancip di depan dan melengkung ke atas. Namun, saat ini, alas kaki yang mereka pakai berbentuk kotak dan jauh lebih ringan. 

Apa kuat untuk diinjak? Apa tidak akan sakit kakinya nanti?

Seakan mengetahui isi pikiran istri kecilnya, Dominic pun menyeringai dan berujar, "Jangan khawatir, La Petite Reine. Kamu bukan beban bagiku. Pijaklah pada kakiku dan biarkan aku memimpin dansa pertama kita."

23 Oktober 2022

Benitobonita

Hai, maaf, saya sudah satu bulan lebih enggak update tulisan. Saya sedang disibukkan dengan kerjaan real life dan hanya memiliki sedikit waktu rileks yang saya pakai untuk belajar menggambar. 

Pada akhirnya saya berhasil membuat komik pertama saya yang berjudul Eve's Diary (bisa dibaca gratis di Karyakarsa Benitobonita) yang merupakan bagian dari Aaric's Bride. 

Dan, terima kasih untuk pembaca yang menyapa hingga saya tersadar kalau sudah terlalu lama bertapa di dalam gua.

Sampai ketemu lagi di chapter berikutnya. 

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro