XVI

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Tunggu!" Ucap Dhira. Dia terlihat kebingungan melihat papan petunjuk di hadapannya. "Kenapa sih? Ayo buruan. Biar cepet nyampe." Ucap Mashel tak sabaran. Ada hal yang mengganjal Dhira. Ia meneliti papan petunjuk dihadapannya, namun karena Mashel tidak sabaran akhirnya ia menarik Dhira dengan paksa.

"Ada yang aneh sama papan petunjuknya." Mashel hanya berjalan tanpa peduli dengan ucapan Dhira. 'Dua meter kedepan harusnya ketemu sama pos terakhir.' Gumam Dhira. 'Kalau tidak ada berarti petunjuknya salah.' Mashel melirik Dhira, ia terlihat berpikir serius dengan tatapan fokus ke depan. "Kenapa sih?" Tanya Mashel, Dhira menjawabnya dengan gelengan kepala.

Saat mereka dalam perjalanan, Dhira mendadak berhenti. "Kita tersesat." Ucap Dhira. "HEEEEE!!" Teriak Mashel heboh. "Beneran? Kenapa gak bilang?" Lanjut Mashel. Dhira memutar malas bola matanya. Lalu ia berpikir sebaiknya apa yang mereka lakukan. "Kayanya ada yang sengaja puter arah papan petunjuk, kelihatan dari tanah yang menggunduk di sekitar tiangnya sih. Terus, posisinya udah gak tegak lagi. Tapi agak miring ke kiri. Dan kayanya posisi awal arah papannya itu ke kanan." Jelas Dhira.

"Terus kita mau kemana nih? Duuh.. cuman bawa permen karet doang lagi. Air minum juga tinggal dikit." Ucap Mashel, dhira menggidikan bahunya. "Lanjut aja deh, kayanya orang itu memang seneng kita tersesat. Atau ada dendam sama kamu." Dhira melirik Mashel dengan menyipitkan matanya. Mashel menunjuk dirinya sendiri. "Hee? Kenapa aku?" Tanyanya tak percaya. "Cemburu. Alasan pertama yang masuk akal. Karena, kamu deket sama Fairuz. Mungkin." Jelas Dhira membuat Mashel tergelak menertawai penjelasan Dhira. "Please deh~ masa sampai segitunya." Ucap Mashel santai. "Who knows.." ucap Dhira.

Saat itu pula Mashel memikirkan ucapan Dhira. Apakah sampai sebegitunya mereka membeci Mashel, hingga akhirnya membuatnya tersesat. Mashel dan Dhira sibuk dengan pikiran masing-masing. Tanpa disadari mereka berada di depan sebuah rumah kecil yang terlihat tak berpenghuni dan kumuh. "Mau coba masuk gak?" Tanya Mashel. Dhira mengangguk lalu menghampiri pintu rumah tersebut. Sampai tiba-tiba ada tepukan di bahu mereka.

"WAAAAAAAAAAAA!!"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro