Three

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Me and My Prince Charming

Story Written by Yogatrisna

♤♤♤

Story Made in 2018

Pairing : SasufemNaru, SasuShion, and KuraIno.

Disclaimer : Naruto milik Masashi Kishimoto, bukan milik saya. Saya hanya meminjamnya untuk kebutuhan imajinasi semata.

Warning : K+, OOC, OC, EYD tidak sesuai, Typos bertebaran.

Don't Like Don't Read

♡♡♡

I Hope You Like It

.
.
.
.

_______________________________________

Setelah seminggu kuliah, Naruto dan Kurama berlibur. Mereka memilih untuk di rumah dibandingkan berjalan - jalan di luar rumah. Alasannya adalah malas, tapi sebenarnya uang sakunya buat beli mobil. Walaupun mereka keluarga kaya raya, Minato dan Kushina mengajarkan putra putrinya untuk menghargai bagaimana sulitnya mencari uang. Jadilah mereka berdua selalu pelit jika ditanya punya uang atau tidak. Sungguh orang tua yang baik.

Kurama sedang bermain PS di kamarnya. Naruto sedang duduk di ayunan tamannya. Memikirkan hubungannya dengan Sasuke selalu membuatnya pusing tujuh keliling.

"Hah ..." Desahnya mengeluarkan beban yang ada dihatinya dengan menutup kedua kelopak matanya.

"Naruto!!" seru seseorang yang membuatnya pusing tujuh keliling. Seseorang yang selalu bisa membuat dirinya naik darah tinggi, siapa lagi jika bukan Uchiha Sasuke.

Ia membuka kedua kelopak matanya. Terlihat Sasuke sedang berdiri di depannya, memandangnya dengan tatapan yang selalu membuatnya meleleh.

"Ohh, kau Sasuke. Ada apa?" tanya Naruto dengan senyuman tipis di wajah cantiknya.

"Aku mencari Kurama. Ada, kan?" tanya Sasuke seperti biasa. Naruto yang mendengarnya kesal, "Mengapa setiap datang ke sini selalu saja yang dicari Kurama-nii? Siapa yang pacarnya? Aku atau Kurama-nii, sih?" Batinnya marah.

Naruto cemberut. "Biasanya selalu adakan." Jawabnya sinis yang membuat Sasuke mengernyitkan dahinya pertanda ia bingung.

"Kau ini kenapa sinis seperti itu? Aku ada salah, ya?" tanya Sasuke polos dan tidak peka.

Naruto memerah mukanya pertanda ia marah. "Tckk... Pikir saja dengan otak jeniusmu, Tuan pantat ayam." Sinisnya sambil mengejek Sasuke. Ia lalu berdiri untuk meninggalkan Sasuke.

"Apa ini gara - gara Sakura yang selalu menganggumu setiap masuk ke dalam kampus?" tanya Sasuke yang membuat Naruto menghentikan langkahnya. "Atau mungkin ada sesuatu yang lain?" Tambahnya.

"Aku rasa itu bukan urusanmu, Teme. Satu hal lagi, apa alasanmu menjadikanku kekasihmu? Aku ini kan jelek, tomboy, dan jauh dari kata anggun, tidak seperti Sakura yang suka memakai dress jika ke sekolah." Ucap Naruto yang juga mencela dirinya sendiri. Sepertinya ia sudah lelah dengan hubungannya bersama Sasuke. Ia membalikkan tubuhnya untuk melihat ekspresi Sasuke.

Sasuke menatap Naruto yang telah membalikkan tubuhnya dingin. "Dengar, Dobe. Jangan pernah jelekkan dirimu sendiri. Kau ini sempurna bagiku tak peduli kau jelek, tomboy, dan jauh dari kata anggun, kaulah yang aku pilih. Jika kau seperti Sakura, rasanya menjijikkan." Balasnya datar dan rasa jijik ketika memikirkan Sakura yang selalu menggodanya setiap waktu di kampus.

Naruto terharu, ia mencoba menahan tangisan bahagianya saat mendengar ucapan Sasuke.

"Begitu ya, tapi bagaimana dengan kencan kita? Aku selalu saja yang mengajakmu pertama kali untuk kencan." Ujarnya yang membuat Sasuke mengernyitkan dahinya bingung.

"Sungguh? Kalau begitu, besok kita kencan menonton bioskop. Aku akan menjemputmu jam 16.00 sore." Jawab Sasuke yang membuat Naruto berlari ke arahnya dan memeluknya dengan senang.

"Kyaa, Arigatou, Sasuke-Teme." Balas Naruto dengan nada senang yang masih memeluk Sasuke. Sasuke membalas pelukannya dengan lembut.

"Hn, Douitashimashite, Dobe." Balas Sasuke dengan senyuman tipis di bibirnya.

.
.
.
.

Malam pun tiba. Sasuke yang bermain di rumah Naruto memutuskan untuk makan malam di sana. Sebenarnya ia ingin pulang ke rumah, namun Kushina ingin Sasuke makan malam. Alasan Kushina menahan Sasuke adalah bagaimana hubungannya dengan Naruto. Ada perkembangan atau tidak. Jika ada perkembangan, Kushina ingin mentunangkan Sasuke dengan Naruto. Ia ingin berbesan dengan Mikoto yang merupakan sahabat karibnya dari dulu hingga sekarang.

Dan kebetulan Sasuke dan Naruto berpacaran. Kushina merasa impiannya terkabul begitu juga dengan Mikoto yang senang dan gembira ketika mendengar pertama kali Sasuke dan Naruto berpacaran.

Hubungan mereka direstui oleh kedua pihak. Jadi, ketika Naruto dan Sasuke sudah siap menikah, kedua orang tua mereka akan dengan cepat membuatkan pesta pernikahan. Jangan remehkan Namikaze dan Uchiha, apalagi Uzumaki.

Apalagi jika orang yang bersangkutan makan malam di rumah calon mereka. Rasanya seperti sudah terjadi.

Makan malam ini dipimpin oleh Minato selaku kepala keluarga Namikaze. Mereka makan dengan tenang dan diam. Mereka tahu tentang tata krama dalam makan. Selesainya Sasuke meminta izin pulang agar tak membuat ibunya khawatir. Kepulangannya di antar oleh Naruto saja karena Naruto masih ingin berduaan dengan Sasuke. Minato dan Kushina memakluminya karena mereka dulu merasakan bagaimana indahnya masa muda.

Malamnya Naruto bermimpi ia dan Sasuke di kuil. Dijemput dengan kereta kuda yang indah. Mimpi yang sangat menyenangkan.

.
.
.
.

Pagi harinya, Naruto berkuliah seperti biasanya bersama kakaknya. Namun, kali ini harinya begitu damai karena Sakura yang selalu menganggunya dengan menghalangi jalannya di gerbang Konoha University tidak ada. Mungkin karena ia sudah kapok dengan ancaman Kurama yang menganggunya.

Saat ia di kampus, ia menceritakan tentang Sasuke yang pertama kali mengajaknya kencan pada Ino. Wajah Naruto begitu gembira, hal itu membuat Ino senang dengan berkembangnya hubungan Naruto dan Sasuke. Namun, jauh dalam hatinya, ia sedikit iri dengan Naruto yang sudah memiliki kekasih. Ia ingin memiliki kekasih dan orang itu adalah Kurama, kakak Naruto yang ia sukai.

Kedekatan Naruto dengan dirinya pun bukan semata - mata untuk mempermudah jalannya untuk menjadi kekasih Kurama, tapi karena teman. Ia suka dengan Kurama saat Naruto memgajak dirinya ke rumahnya. Di sanalah ia bertemu dengan Kurama. Ah, cinta pandangan pertama. Benar - benar indahnya masa muda.

Pulangnya Naruto tidak sendirian, ia bersama Ino sebagai pakar nasihat dalam memilih baju dan cara - cara agar Sasuke terkesan. Mereka berdua memilih langsung menuju kamar dibandingkan makan dulu. Naruto begitu gugup untuk kencan bersama Sasuke, padahal ini bukan pertama kalinya ia berkencan. Bagaimana pun juga ia ingin Sasuke tetap bersamanya, katakan ia egois.

Lagipula ia dan Sasuke juga mengenal sejak kecil, hanya saja Sasuke pindah ke luar negeri saat umur mereka baru 10 tahun karena pekerjaan Ayahnya. Kepindahan keluarga Uchiha saat umur mereka menginjak 19 tahun bagi Sasuke dan 18 bagi Naruto. Jadilah mereka sedikit tidak mengenal.

Setelah bercakap - cakap dengan Ino, ia memilih pakaian gaun pendek dan berlengan pendek berwarna biru keputihan yang cocok dengannya. Make up juga dibantu oleh Ino. Malam ini ia begitu sempurna, sangat cantik seperti bidadari. Setelahnya Ini pulang agar tak membuat Ayah dan Ibunya khawatir.

Naruto memilih menunggu Sasuke di ayunan taman dekat rumah mereka. Ia diantar oleh Kurama yang ingin bermain ke rumah temannya yang bernama Hidan dan Kakuzu.

Sembari menunggu Sasuke datang, Naruto bermain - main dengan ayunan di taman itu. Mengenang masa kecilnya yang selalu berebutan ayunan dengan Sasuke kecil. I terkekeh kecil mengingatnya. "Indah sekali, tidak seperti sekarang yang agak renggang." Batinnya senang dan sedih.

Satu jam berlalu, hari telah menjadi malam. Naruto masih saja menunggu di ayunan taman dekat rumahnya. Namun, ia bosan dan memilih duduk saja.

"Hah ... di mana, ya, Sasuke? Kenapa dia lama sekali? Biasanya di datang empat puluh lima menit yang lalu." Ujar Naruto cemas seraya menghela napas. "Mungkin dia memilih pakaian terbaiknya untuk kencan malam ini." Tambahnya untuk menenangkan dirinya.

Ia menatap sekitarnya. Terlihat tidak ada seorangpun di taman. Hanya dia seorang saja yang masih di sana. Ia menghembuskan napas melalui mulut, ia mendekap tubuhya dan mengusap - usap kedua tangannya.

"Dingin sekali." Gumamnya lirih. Tentu saja dingin, apalagi dia menggunakan dress pendek berlengan pendek.

Tess ... Tess ... Tess...

Tiba - tiba saja hujan turun membasahi mahkota pirang Naruto. Naruto hanya tersentak dan diam saja di ayunan itu. Dunia yang ia rasakan sekarang merasa kosong. Sasuke mengingkari janjinya, ia berucap omong kosong kepada Naruto. Naruto menangis lirih, "Kau jahat, Teme." Ucapnya lirih seraya terjatuh pingsan.

Sebelum pingsan, ia menemukan seorang pria berambut orange berlari ke arahnya. Ia melihatnya dengan buram akibat air mata miliknya.

"Naruto, Naruto, bertahanlah." Itulah suara yang Naruto dengar sebelum ia jatuh pingsan.

To be Continue

Gimana cerita di atas? Gaje, kah? Ahaha iya.

Maaf yak lama, banyak kesibukan nih. Kuharap kalian mengerti, para reader tercintaku 😙

Tolong Vommentnya yak, makasih lho udah mau Vomment hehe. Thanks for reading

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro