12. I Still ... Here.

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Lagi-lagi menangis sendirian."

Kento berdiri di ambang pintu kamarku, lalu melangkahkan kakinya mendekati yang tengah duduk menekuk lutut di sudut ruangan.

"Kenapa, hm?" Kento mengusap mata dan pipiku. Kedua matanya menatapku teduh.

"Aku," Aku menggeleng lemah, "tidak apa-apa." Kupaksakan bibirku untuk tersenyum walaupun sulit dilakukan saat ini.

"Aku tahu kau sedang berbohong, Hime-chan." Bola matanya menatapku kesal. "Bangunlah."

Kento menuntunku berdiri. Aku mengikutinya duduk di sofa yang berada tak jauh dari tempatku duduk—tadi—.

"Ceritakan. Kau kenapa?"

Aku ragu. Baru saja aku hendak bercerita, aku menangis—lagi—. Sebelum tangan Kento menggapai wajahku, aku buru-buru mengusap air mataku. "Aku ... aku merasa tidak dibutuhkan. Aku—"

Aku tidak bisa menahannya. Aku menghambur ke pelukan Kento. Memeluknya dengan erat. Aku menangis. Membasahi kemejanya. Kento membalas pelukanku, ia mengusap kepala dan punggungku. Kurasakan dagunya berada di kepalaku.

"Hmm. Menangislah jika itu membuatmu tenang, Hime-chan. Aku di sini."

"Ken, aku merasa dibuang. Aku merasa tidak dibutuhkan oleh...."

"Oleh siapa?"

"Kyuhyun Sunbae."

Pergerakan tangan Kento terhenti, kurasa. Aku merasakan jantungnya berdetak cepat dan napasnya berhembus dengan sangat kasar. Ada apa dengannya?

"DIA LAGI?"

Nada bicara Kento membuatku terkejut. Namun, aku tidak berani melihat wajahnya untuk saat ini. Aku mengangguk dan kembali menyembunyikan wajahku di dadanya.

"Kenapa kau selalu menangisi manusia seperti dia, sih?" ucap Kento sarkartis.

"Aku lelah." Ya, aku lelah menangisi Kyuhyun. Kelakuannya semakin hari semakin membuatku lelah.

"Berhentilah jika kau merasa lelah, Hime-chan. Lepaskan dia."

"Aku tidak bisa!" Sekuat apapun aku mencoba untuk menjauh dari Kyuhyun, berusaha untuk lepas darinya, hasilnya nihil. Aku tidak berbohong jika aku masih mencintainya.

"Kenapa?" Kento menggeram.

"Karena...." []

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro