21-11-2019

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Tema hari-21: Ambil buku terdekatmu, buka halaman secara random, dan gunakan kalimat lengkap pertamanya sebagai prompt.

(Di akhir cerita tolong dikasih tau buku apa, dan kalimatnya apa)

...

Paranoia

Danny bersiap pergi. Pakainya yang sangat rapi memancing Airin yang sedang membaca berita untuk bertanya, "Kau mau ke mana?"

"Kau ingat Tuan Andra?" tanya Danny sambil menutup resleting jaketnya. Airin mengangguk sebagai jawaban. "Dia memintaku untuk mengurusi anaknya."

"Kenapa harus kau?" Mata gadis itu memicing ketika mengatakannya. Danny yang kelihatannya terburu-buru hanya menanggapi itu dengan lambaian tangan sebagai isyarat "nanti kujelaskan".

Pria itu menaiki mobilnya yang sudah dinyalakan sedari tadi. Pertanyaan Airin barusan juga merupakan pertanyaan terbesarnya ketika dia dipanggil untuk pertama kali. Kenapa harus Danny? Kenapa bukan yang lain?

Tuan Andra memiliki alasannya sendiri. Pria itu telah lelah mengerahkan orang-orang terbaiknya untuk membujuk agar Sandy—anaknya—mau berobat ke psikiater. Sandy memiliki paranoia kronis. Dia sering kali menolak dan akan bertindak defensif cenderung agresif bila dipaksa. Oleh karena itu, Tuan Andra meminta Danny untuk membujuk anaknya itu karena Danny adalah seseorang yang pernah menyelamatkan Cassandra—kakak Sandy. Diharapkan dengan orang yang pernah berbuat baik pada keluarganya, Sandy bisa lebih terbuka pada orang lain.

Bel rumah besar bercat putih itu berbunyi. Tuan Andra langsung menyambut Danny dengan tangan terbuka. Pria itu langsung mengarahkan Danny ke arah kamar di mana Sandy berada.

Sebelum Danny membuka pintu yang tampaknya terkunci itu, seseorang memanggil namanya. Cassandra datang dan memeluk pemuda itu. "Aku kangen," kata Cassandra seperti kepada seorang saudara jauh.

Pintu cokelat itu terbuka, menampakkan ruangan yang serba gelap. Di sudut tergelap kamar, terlihat samar-samar siluet seorang anak kecil sedang duduk memeluk lututnya. Danny mencoba menghidupkan lampu, tetapi tidak terjadi apa-apa.

"Sandy yang melakukannya," kata Cassandra sambil menunjuk langit-langit ke arah tempat di mana bola lampu seharusnya berada. "Katanya lampu bisa membuat orang-orang dengan mudah menemukannya." Pemuda itu menghela napas.

Danny mencoba mendekati Sandy, tetapi baru beberapa langkah sebuah teriakan terdengar. "Jangan mendekat!" Suara itu seperti orang yang sangat ketakutan.

"Tenanglah ... Sandy. Aku Danny. Aku ke sini untuk menolongmu."

"Bohong! Pergi kalian!"

"Sandy tenanglah," kata Cassandra. "Kakak ini orang baik. Dia pernah menyelamatkanku." Sandy masih bergeming.

"Semua orang ... semua orang hanya ingin menyakitiku!" Sandy terdengar akan menangis.

"Tahu dari mana?"

"Tahu saja."

"Kau mau jalan-jalan?" Ah, pertanyaan yang salah.

"Memang kakak ini siapa? Baru pertama kali bertemu sudah mengajakku ke suatu tempat. Kakak penculik, ya?!"

Danny melihat ke arah Cassandra dengan wajah tersinggung. "Maaf, dia memang seperti itu."

Ini akan sulit, pikir Danny. Dia belum pernah dimintai bantuan untuk mengurusi anak kecil. Hal yang dia tahu adalah bertarung dan berhadapan dengan orang-orang besar bersenjata bukan anak kecil dengan gejala gangguan mental.

"Sudah berapa lama dia seperti ini?" tanya Danny kepada Cassandra.

"Satu bulan. Dia sangat takut menemui orang-orang."

"Paranoia dan fobia sosial. Ini bukan keahlianku."

"Tapi, Kak. Cobalah sesuatu." Danny melihat Cassandra yang memasang tampang memohon.

"Baik, baik. Akan kucoba sesuatu." Pemuda itu mendekati Sandy sekali lagi. Namun, Sandy kembali berteriak agar mereka pergi. "Tenang, Sandy, tenang. Aku ke sini hanya ingin bicara."

"Bicara sana sama tembok!" Hatinya teriris. Ya, benar juga. Untuk apa Danny ke tempat di mana dia tidak diterima. Akan tetapi, demi rasa kemanusiaan, dia rela seperti itu.

"Tenanglah, Sandy. Tidak semua orang berniat menyakitimu—"

"Semua!"

"Ayahmu dan Cassandra tidak, kan?"

"Mereka pengecualian."

"Aku bisa jadi pengecualian juga?" Danny mulai berusaha cara persuasif. Dan sepertinya itu berpengaruh.

"Tidak!" Oh, belum.

"Kenapa?"

"Karena kau orang asing!"

"Kalau begitu jangan jadikan aku orang asing. Ayo, kita mulai dari awal. Aku Danny." Pemuda itu mengulurkan tangannya. "Ayo, jabat tanganku. Aku janji tidak akan menyakitimu."

"Tidak mau! Pergi sana!"

Ini akan lebih sulit.

===

Bukunya adalah: Supernova : Petir

Kalimatnya: Ternyata jauh di dalam sana, di area yang cuma Sigmund Freud yang tahu, semua orang menyimpan paranoia besar terhadap sesuatu (hal. 254)

-oOo-

A/N

Ternyata susah OAO (ini emot)

Paranoia adalah gangguan kecurigaan (paranoid) yang sangat berlebihan, tetapi di cerita asli yang dijadikan prompt lebih ke fobia. Jadi, saya harus bagaimana????

Sengaja digantung. Saya udah kayak Danny, sulit menghadapi Sandy (gak tahu mau dibawa ke mana ceritanya).

Ini ... nulisnya malam-malam, di saat mata saya sudah tidak sanggup terbuka lebar dan otak demo ingin istirahat.

Semoga saya masih bisa bertahan.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro