MPBF - 40

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Udah part 40 aja astaga🙈🙈

Kalo ada typo, maklumin yah aku ketik buru-buru demi tetep bisa update hehe
Boleh minta vote sama komennya?

***

"Kembarannya menyebalkan sekali." - Saka Aldino Justine

***

"Thankyou, Rado," sahut Audrey.

Keduanya sudah bersiap berjabat tangan, tetapi tangan Audrey sudah disela lebih dulu dengan tangan Saka. Laki-laki itu menjabat seraya sedikit meremas tangan Rado.

"Terimakasih," ujar Saka penuh penekanan. Setelah ia puas menyakiti tangan Rado, Saka mengakhiri jabatan tangannya. Menepuk-nepuk pundak Adriana sebelum ia mengajak Audrey untuk melenggang pergi menuju mobil.

...

"Mommy kamu udah kirim alamatnya di mana, Drey?" tanya Saka selagi matanya fokus menatap jalanan di hadapannya.

Audrey masih tutup mulut. Ia harus meneguhkan niatnya untuk tidak bicara sama sekali pada Saka saat berada di dalam mobil.

Tapi Audrey terlihat merogoh handbag-nya, mencari ponselnya kemudian menyerahkannya pada Saka saat layarnya menunjukan chat masuk dari Dita yang mengirimkan alamat rumahnya.

"Sebutin dong, aku lagi nyetir, nggak baik kalau lihat ponsel," ujar Saka sedikit melirik ponsel yang Audrey sodorkan.

"Nggak usah sok ngambek sama aku," gumam Saka sambil mengacak-acak puncak kepala Audrey. Saat Audrey tak juga kunjung bicara.

"Aku mau bilang Daddy buat batalin pertunangan kita." Akhirnya Audrey membuka mulutnya, tapi ucapannya itu reflek membuat Saka mengerem mobilnya secara mendadak. Bahkan kening Audrey hampir terjedut dashboard mobil.

"Kenapa gitu? Oh Udey nggak mau nikah sama Baby Dino? Udey mau aku ngelakuin sesuatu ke kamu biar mau nggak mau kita tetep nikah?" Saka mengerlingkan sebelah matanya ke arah Audrey sebelum ia kembali menjalankan mobilnya.

Mendengar ucapan Saka, tentu saja pikiran Audrey langsung mengarah ke hal yang tidak-tidak. Memangnya apa yang bisa Saka lakukan agar mereka bisa tetap menikah meski Audrey menolaknya jika tidak melakukan hal yang Audrey pikirkan?

"Silahkan kalau kamu mau diamuk Daddy." Entah Audrey dapat keberanian dari mana untuk mengatakan itu. Bukannya diam, ia justru terkesan menantang Saka, yang detik berikutnya membuat Audrey benar-benar merutuki dirinya sendiri karena dengan bodohnya sudah mengatakan itu.

Seharusnya dari awal Audrey sudah tahu jika Saka tidak akan pernah takut dengan ancaman amukan Daddy-nya, lagipula mungkin Daddy-nya justru akan segera menikahkan mereka kan? Toh kedua orangtuanya dan orangtua Saka sudah sangat mendukung hubungan mereka.

"Jadi sekarang kita mau ke mana? Langsung pulang atau ke hotel dulu?" kekeh Saka dengan nada menggoda.

Audrey memukul lengan Saka dengan kedua tangannya, membuat Saka berteriak ampun karena sakit.

"Anterin aku pulang!" decak Audrey setelah ia berhenti memukuli lengan Saka.

"Bukannya tadi kamu nantangin aku 'kan?"

"No!" tekan Audrey.

Setelahnya hanya sebuah kekehan Saka yang terdengar dari dalam mobil.

***

"Selamat malam, Audrey."

Audrey membolakan matanya saat ia keluar dari mobil Saka dan mendapati seseorang yang berdiri di ambang pintu rumah menyapa dirinya.

"Leooooonnnnn!!!"

Audrey benar-benar terkejut, bagaimana bisa Leon berada di sini sekarang? Itu berarti saat mereka melakukan videocall, Leon sudah hampir sampai di Jakarta?

Audrey baru saja akan memeluk tubuh Leon jika Saka tidak segera berlari mendekatinya untuk menghalanginya memeluk Leon.

"Jangan pernah peluk laki-laki lain selain peluk aku," jelas Saka begitu Audrey dan Leon sama-sama menatapnya bingung.

Kemudian Saka merentangkan kedua tangannya sebagai isyarat untuk Audrey memeluknya. Ia daripada Audrey harus memeluk laki-laki berambut putih keemasan di belakangnya, lebih baik Audrey memeluknya kan?

"Dia Leon, kembaran aku," decak Audrey.

Gadis itu menyingkirkan Saka dari hadapannya yang mengalangi langkahnya untuk menemui Leon.

"Come on girl." Leon merentangkan kedua tangannya untuk menyambut pelukan Audrey. Setelah itu, Leon terlihat menjulurkan lidahnya ke arah Saka begitu Audrey memeluknya erat.

"I miss you, Leon," gumam Audrey dalam pelukan Leon.

"Miss you too so much, Tisha," kekeh Leon.

"Oke stop, udahan pelukannya, okay?" Saka yang memang sempat kesal karena juluran lidah Leon akhirnya memisahkan pelukan saudara kembar itu secara paksa.

Meski Saka tahu jika Leon adalah kembaran Audrey, katanya. Tetapi tetap saja, Saka tidak pernah rela jika Leon memeluk Audrey terlalu lama. Bahkan kalau bisa, ingin rasanya Saka melarang Louis untuk tidak merangkul Audrey saat di restoran tadi. Namun Saka tidak bisa melakukan itu kan? Louis adalah Ayah dari gadisnya, sangat mustahil jika Saka melarang Louis seperti itu.

"Tisha, apakah dia laki-laki yang akan bertunangan denganmu?" tanya Leon saat ia dan Audrey saling melepas pelukannya, karena paksaan Saka.

Leon memang kerap kali memanggil Audrey sesuka hati. Terkadang Audrey, Tisha, Lala, Si Cengeng atau bahkan Si Manja, dan kali ini sepertinya Leon lebih mood memanggil Audrey dengan sebutan Tisha.

Audrey menatap Saka kemudian kembali beralih menatap Leon seraya menganggukan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyan Leon beberapa saat lalu.

"Biasa saja. Aku jauh lebih tampan darinya, Tisha. Dan apa tadi? Dia melarangmu untuk memelukku? Menyebalkan sekali," protes Leon.

Saka menatap Leon dengan pandangan tidak suka. Apa katanya? Dia lebih tampan darinya? Yang benar saja, Saka rasa semua orang juga tahu jika Saka lah yang paling tampan. Ck! Percaya diri sekali!

"Aku tidak menyebalkan, hanya saja aku memang kurang menyukai Audrey dekat dengan laki-laki lain. She is mine!"

Leon tersenyum manis, beberapa saat kemudian ia terkekeh karena ucapan Saka. Ah rupanya calon tunangan kembarannya adalah salah satu laki-laki yang posesif? Pikir Leon. Ia justru jadi ingin menggoda Saka.

"Siapa nama kau?" tanya Leon.

"Saka. Saka Aldino Justine," sahut Saka.

"Whatever! Aku sama sekali tidak peduli dengan nama lengkapmu. Listen to me, Saka, aku sudah bersama dengan Audrey sejak dalam kandungan Mommy. So, aku lebih mengetahui Audrey dibandingkan dengan kau! Apa yang belum pernah kau lihat dari Audrey, aku sudah melihatnya. Daddy pun, dia sudah melihat seluruh tubuh Audrey," kekeh Leon.

Sial! Audrey berdecak sekarang. Menatap Leon dengan tatapan tidak mengerti. Sebenarnya apa yang akan Leon rencanakan? Dia ingin mengajak Saka berkelahi?

Tapi yang jelas, dari ekor matanya, Audrey bisa melihat jika Saka yang berdiri di sampingnya itu sedang bersusah payah untuk menahan emosinya. Jika niat Leon memang untuk memancing emosi Saka, sepertinya ia berhasil.

"Meski kau lebih tua 2 menit dari Audrey, katakan kau adalah kakaknya, tetap saja aku lebih tua dua tahun darimu. Bersikap sopanlah denganku," gumam Saka.

"Di Paris, tua atau muda itu sama saja."

Benar. Sepertinya Leon memang berusaha memancing emosi Saka, sayangnya laki-laki itu belum tahu sepenuhnya mengenai Saka. Lihatlah saka sudah mengepalkan tangannya, dan bersiap akan mendaratkannya pada wajah Leon jika Audrey tidak menggenggam tangan Saka. Melarangnya untuk menyakiti Leon.

"Baby Dino, please, no," gumam Audrey.

Saka mengatur napasnya kemudian ia tersenyum manis pada Audrey. Saka tidak bisa membiarkan Audrey melihat sebuah perkelahian di depannya, terlebih jika tadi Audrey tidak menahannya, kembarannya lah yang akan ia pukul. Saka jadi berpikir jika itu terjadi, dan Audrey akan membencinya.

"Kau tidak jadi memukulku, Saka?" kekeh Leon.

"Leon, sudahlah. Kau jangan pernah mengajak Saka berkelahi," lerai Audrey.

"Aku hanya ingin mengetahui kemampuan berkelahinya, Audrey. Agar aku yakin jika kau pergi bersamanya, kau akan baik-baik saja karena dia menjagamu dengan kemampuan berkelahinya," elak Leon.

"Omong kosong," umpat Saka.

"Udah ayo masuk. Kamu mau mampir dulu kan, Sak?" tanya Audrey.

Saka menganggukan kepalanya. Tapi baru kakinya akan melangkah masuk ke dalam rumah, mengikuti Audrey dan Leon, ponsel yang berada di ponselnya bergetar. Menujukan sebuah chat masuk dari Aqila.

Naqila Azdia Qeanu: Di mana? Aku butuh curhat sama kamu :")

---
Bonus foto Audrey sama Leon :)

Instagram:
(at)ashintyas
(at)sakaa_justine
(at)drey.latishaa
(at)kei_keinan
(at)naqila.azdia

Serang, 18 Desember 2017

Love,
Agnes

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro