MPBF - 43

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Happy satnight! Happy reading! Jangan lupa vote sama komennya yah!😘

***

"Mungkinkah Saka masih menyukai Adriana?" - Audrey Latisha

***

Mobil Saka berhenti dengan mulus di area parkiran kantor. Kemudian Saka dan Audrey keluar dan berjalan berdampingan untuk masuk ke gedung kantor.

Sepanjang jalan memasuki gedung kantor, keduanya berpapasan dengan beberapa karyawan atau memang melewati segerombolan karyawan yang tengah berbincang mengingat jika jam kantor masih 15 menit lagi.

Dari kedua ekor matanya, Audrey bisa melihat jika karyawan-karyawan yang mereka lewati seolah berbincang membicarakan mereka. Keadaan seperti ini yang membuat Audrey tidak nyaman.

"Selamat pagi Pak Saka, Bu Audrey," sapa Alisa yang berdiri di belakang meja receptionist saat keduanya sampai di meja receptionist.

Audrey reflek menghentikan langkahnya, diikuti Saka. Gadis itu menatap Alisa lekat sambil mengeryitkan keningnya.

Telinga Audrey tidak salah mendengar 'kan? Baru saja Alisa menyebutnya dengan embel-embel Bu? Kalau Saka dipanggil menggunakan embel-embel Pak, itu sudah tidak asing di telinga Audrey. Tapi ini dirinya. Dirinya dipanggil dengan Bu Audrey? Padahal biasanya Alisa hanya cukup memanggilnya dengan nama Audrey.

"Ada yang salah Bu Audrey?" kekeh Alisa saat ia melihat raut wajah bingung yang Audrey tunjukan.

Saka yang ikut berhenti di samping Audrey pun menolehkan kepalanya, memiringkan kepalanya untuk dapat melihat wajah Audrey.

"Kenapa kamu panggil aku pakai Bu sih, Lis? Biasanya juga pakai nama aja," protes Audrey.

Lagi. Alisa kembali terkekeh. Ah rupanya itu alasan Audrey berhenti melangkah sambil menatapnya bingung. Hanya karena ia tidak suka dirinya memanggil dengan embel-embel Bu?

"Pak Saka dan Bu Audrey, itu cocok Audrey," sahut Alisa.

"Kenapa sih? Itu bukan hal buruk, Udey," sahut Saka.

Lagi-lagi kekehan yang keluar dari mulut Alisa justru membuat Audrey berdecak sebal. Audrey yakin pasti gadis di hadapannya ini kembali terkekeh karena mendengar Saka memanggilnya dengan nama Udey. Apakah Alisa berpikiran sama seperti Adriana jika panggilan itu menjijikan?

"Jangan panggil aku pakai embel-embel Bu lagi." Audrey melanjutkan aksi protesnya.

"Kalian akan segera bertunangan 'kan? Itu artinya kalian juga bakal segera menikah dan Panggilan Pak Saka cocok dengan Bu Audrey," jelas Alisa.

Mendengar jawaban Alisa, Audrey langsung menolehkan kepalanya menatap Saka penuh curiga.

Tunangan? Dari mana Alisa tahu jika Audrey dan Saka akan bertunangan? Saka kah yang memberitahu? Untuk apa?

"Kamu bilang ke semua karyawan kalau kita mau tunangan?" tuduh Audrey.

Hei! Saka melirik Audrey sambil mengangkat sebelah alisnya. Sebahagianya Saka karena ingin bertunangan dengan Audrey. Saka tidak memiliki sifat norak yang akan berkoar sana-sini untuk memberitahukan hal itu. Terlebih dia seorang CEO di sini. Saka harus menjaga kesan wibawanya di hadapan para karyawannya. Jadi kali ini bukan Saka pelakunya.

"Semua karyawan perusahaan Karisma Enterprise sudah tahu kalau kalian akan segera bertunangan, Drey," tambah Alisa.

Audrey menatap Alisa lekat, seolah mencari kebohongan dari kedua manik mata Alisa. Tapi Audrey tidak menemukan apapun, itu artinya ucapan Alisa memang benar.

Dan Audrey mengerti sekarang dengan maksud tatapan dan bisik-bisik para karyawan yang ia lewati tadi. Mereka membicarakan tentang permasalahan ini. Pertunangan antara dirinya dan Saka yang akan berlangsung dua minggu lagi.

Baru Audrey ingin bertanya darimana kabar itu Alisa dapatkan tapi ucapan Alisa barusan justru membuat Audrey ingin menutup mulutnya rapat-rapat. Jam baru menunjukan pukul 8 pagi tapi mood nya sudah rusak karena perkataan Alisa.

"Pak Saka, di ruangan Pak Saka, Adriana menunggu Pak Saka."

Saka tersenyum manis ke arah Alisa sambil menganggukan kepalanya, kemudian mengajak Audrey segera masuk ke dalam lift untuk menuju lantai tiga. Sepertinya Saka sangat tidak sabar untuk menemui Adriana di ruangannya.

"Audrey," sapa Rado saat Audrey dan Saka melangkah keluar lift setelah sampai di lantai 3.

Saka menatap Rado dengan intens. Laki-laki itu berpikir apa yang sedang Rado lakukan di lantai ini? Sejak tadi ia menemani Adriana di dalam ruangannya?

Saka menggertakan giginya. Menatap Rado dengan tatapan tak suka. Kepalan tangannya begitu gatal ingin melayangkan satu buah tonjokan di wajah Rado.

"Nanti pulang kantor, kamu nggak usah antar aku. Aku naik taksi online aja. Mau mampir ke apartement dulu," ujar Audrey.

Persetan dengan perasaan ingin menghajar Rado, Saka justru semakin menggeram saat mendengar ucapan Audrey.

Sebenarnya itu hanya akal-akalan Audrey saja agar ia tidak pulang bersama Saka. Ingat! Saat ini Audrey sedang kesal dengan Saka karena laki-laki itu terlihat semakin bersemangat saat mengetahui Adriana berada di ruangannya sekarang.

Tapi sepertinya Audrey harus pasrah karena permintaannya itu tidak dituruti oleh Saka. Lagi-lagi itu hampir saja mencium bibirnya setelah memberikan sebuah ancaman tepat di telinganya di depan Rado jika Audrey tidak segera memundurkan kepalanya. Harusnya dari awal Audrey tahu, Saka adalah laki-laki menyeramkan.

"Kamu pikir aku nggak bisa antar kamu mampir ke apartement dulu?" desis Saka dengan nada penuh penekanan.

Setelah itu kakinya mulai melangkah menuju ruangannya, meninggalkan Audrey bersama Rado yang masih berdiri di depan meja Audrey.

Entah apa yang Saka pikirkan, mungkinkah demi segera menemui Adriana di ruangannya Saka jadi seolah tidak mempedulikan keberadaan Rado bersama Audrey?

"Are you okay, Audrey?" tanya Rado setelah telinganya mendengar suara pintu ruangan Saka yang dibanting. Laki-laki itu sudah masuk ke dalam ruangannya dan menutup pintunya dengan kasar.

Audrey hanya menanggapi pertanyaan Rado dengan sebuah senyuman samar dan anggukan kepala.

"Adriana itu mantan gebetan Saka. Dan aku mantan kekasih Adriana. Dulu, Saka dan aku berteman dekat. Ternyata kami berdua menyukai gadis yang sama, Adriana. Aku lebih dulu menyatakan cinta pada Adriana, setelah itu Saka dan Adriana lebih memilihku. Lalu----"

"Stop Rado! Aku nggak tanya apapun sama kamu dan aku nggak mau dengar kelanjutannya." Audrey memotong ucapan Rado.

Ada sebuah rasa jengkel tersendiri pada Rado saat tiba-tiba tanpa ia minta, Rado seolah ingin memberitahu semuanya.

Sebenarnya Audrey sempat memikirkan soal itu kan? Siapa Adriana dan mengapa ia juga mengenal Rado dan ternyata itu alasannya. Tapi, setelah saat ini mengetahui itu dari Rado, Audrey justru menjadi kesal.

Pantas saja Saka terlihat selalu senang saat bertemu dengan Adriana. Jadi, ini alasannya? Mungkinkah calon tunangannya itu masih menyukai gadis bernama Adriana itu?

"Kamu masih mau di sini? Aku akan mulai pekerjaaan aku," ujar Audrey saat ia melirik Rado yang sepertinya masih tidak berniat untuk meninggalkannya. Itu adalah sebuah usiran secara halus.

"Oh oke, kalau gitu aku permisi. Sebentar lagi kamu sama Saka tunangan. Dan kalau masih ada yang mengganjal di hati kamu tentang sedikit cerita yang aku ceritain tadi, kamu bisa tanya ke aku." Rado tersenyum manis. Tangannya terulur untuk mengusap puncak kepala Audrey sebelum ia berbalik dan berjalan menuju lift.

Audrey menghela napasnya gusar sambil sesekali memejamkan matanya setelah Rado masuk ke dalam lift. Sebenarnya masih banyak yang ingin Audrey tanyakan perihal cerita yang tadi Rado katakan tapi tadi Audrey sudah terlanjur menghentikan Rado karena ia mendadak kesal saat mendengar kenyataan itu.



---
Heyoooooo updatean khusus untuk kalian yang cuma satnight di rumah doang kayak aku ahaha😏

Instagram:
(at)ashintyas
(at)sakaa_justine
(at)drey.latishaa
(at)kei_keinan
(at)naqila.azdia

Serang, 23 Desember 2017

Love,
Agnes

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro