MPBF - 44

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hei baca cerita AMNESIAL juga hayuk. Sekarang aku lagi fokus lanjut MPBF sama AMNESIAL nih🙈

Happy reading! Jangan lupa vote sama komennya😆

***

"Terimakasih, Leon." - Audrey Latisha

***

"Hai Adriana, kamu udah nunggu lama?"

Saka langsung mempercepat langkahnya saat ia membuka pintu ruangannya dan mendapati Adriana di dalam ruangannya tengah menatap beberapa bingkai foto berukuran besar yang terpajang di dalam ruangan Saka.

Kemudian setelah kakinya sampai di dekat Adriana, ia memeluk gadis itu sekilas.

"Baru ... mungkin sekitar 15 menit. Harusnya aku tahu kalau seorang boss kayak kamu nggak mungkin datang sepagi itu," jawab Adriana setelah mereka saling melepas pelukannya.

"Tadi aku jemput Audrey di rumah orangtuanya, terus antar dia buat ke apartement-nya dulu," jelas Saka tanpa diminta.

Adriana terlihat menganggukan kepalanya sebelum ia berdecak, "Audrey sangat menyusahkanmu yah."

Mendengar decakan Adriana, Saka hanya bisa terkekeh dan menitah Adriana untuk duduk di sofa yang berada di ruangannya.

"Jadi ada perlu apa kamu ke sini?" tanya Saka mengalihkan topik pembicaraan.

"Ah nggak apa-apa sih, aku cuma pengen nemuin kamu aja. Kamu nggak keberatan kan, Sak?"

Saka terkekeh, "rupanya kamu kangen sama aku 'kan? It's okay ... kamu boleh duduk di sini, tapi masih banyak pekerjaan yang harus aku selesaiin. Jadi, aku sambil kerja yah?" Saka menunjuk mejanya seolah meminta ijin pada Adriana agar dirinya bisa duduk di sana.

Adriana tersenyum seraya menganggukan kepalanya, membuat Saka langsung melangkah dan duduk di kursi kebesarannya.

***

Demi apapun sekarang Audrey benar-benar penasaran apa yang sedang Saka dan Adriana lakukan di dalam. Mengapa gadis itu tak kunjung keluar dari sana?

Kalau tiba-tiba Audrey masuk dan memaki Adriana di dalam, apa itu baik? Bagaimana kalau Saka marah dan justru mempermalukannya di depan Adriana? Tapi Audrey sangat cemburu sekarang. Iya ... Audrey cemburu.

Tiba-tiba kedua mata Audrey nampak berbinar-binar, tangannya meraih ponselnya yang berada di atas meja, kemudian meletakannya di telinga saat nada sambung Mommy-nya sudah berbunyi.

"Mom ...."

...

Obrolan Saka dan Adriana terhenti saat seseorang mengetuk pintu dan masuk sebelum Saka mempersilahkannya masuk.

Persetan dengan marah, Saka justru tersenyum manis saat pintu sudah terbuka dengan lebar dan menunjukan sosok Audrey di ambang pintu.

"Permisi Pak Saka," ujar Audrey seraya kakinya mulai melangkah mendekati meja Saka.

Sedangkan Adriana yang mengetahui itu adalah Audrey hanya bisa berdecak, serta terus menatap Audrey tidak suka terlebih kali ini Audrey terlihat lebih memainkan lenggak-lenggok tubuhnya saat berjalan mendekati Saka.

"Ada apa, Drey?" tanya Saka begitu Audrey sampai di hadapannya.

Dan sama seperti Adriana, Saka juga sangat menyadari cara Audrey berjalan saat mendekatinya, itu aneh, membuat Saka harus berusaha menahan kekehannya.

"Ada titipan berkas sama paket dari Alisa," ujar Audrey seraya menyerahkan sebuah map berwarna merah dan sebuah kotak berbalut kertas coklat.

Lagi-lagi Saka kembali melirik ke arah pintu saat pintu ruangannya dibuka tanpa permisi lebih dulu.

"Hai ...." sapa seseorang di ambang pintu, membuat Saka menghela napas saat mengetahui siapa dalang terbukanya pintu ruangannya tanpa permisi lebih dulu.

"Kenapa kau di sini, Leon?" Pertanyaan pertama seperti itulah yang terlontar dari mulut Saka.

Leon terkekeh seraya melangkah masuk ke dalam, merangkul dan mencium pipi kanan Audrey.

"Jangan sentuh dia!" decak Saka seraya menyingkirkan tangan Leon dari pundak Audrey.

"Apakah ada masalah, Saka? Aku datang ke sini untuk mengajak Audrey pergi bersamaku. Mommy meminta Audrey untuk mulai mencari-cari barang yang diperlukan untuk pertunangan kalian," decak Leon seraya mendorong tubuh Saka pelan.

Lagi dan lagi Saka berdecak, ia menatap Audrey seolah meminta penjalasan kenapa gadis itu tidak mengatakan padanya, kan mereka bisa pergi hanya berdua, tanpa Leon.

"Kamu lagi sibuk sama perempuan itu, Saka," gumam Audrey seraya melirik Adriana sekilas.

"Kamu ngomongin aku, Audrey?" tanya Adriana yang menyadari jika Audrey baru saja meliriknya.

Pertanyaan Adriana membuat Leon menolehkan kepalanya menatap Adriana yang duduk manis di sofa yang letaknya di belakang tubuh Leon.

"Rupanya ada gadis cantik di sini," ujar Leon. Ia mulai berbalik berjalan mendekati Adriana.

Begitu sampai di hadapan Adriana, tanpa permisi, Leon langsung duduk mendekati Adriana, membuat gadis itu sedikit risih dan terus bergeser menjauhi Leon.

"Saka, kau punya gadis secantik ini kenapa tidak kau kenalkan padaku? Kalau kau memperkenalkannya padaku, aku akan mengijinkanmu pergi bersama Audrey tanpa aku sekarang," ujar Leon.

Saka nampak menimbang-nimbang. Sebenarnya jika Saka adalah laki-laki baik, seharusnya ia tidak perlu menimbang lagi, mengingat jika calon tunangannya adalah Audrey dan yang ia butuhkan adalah pergi dari sini hanya berdua dengan Audrey.

Kemudian Saka tersenyum tipis, kakinya melangkah mendekati Leon dan Adriana.

"Baiklah, aku akan memperkenalkannya padamu, Leon."

Ucapan Saka itu berhasil membuat senyuman mengembang di bibir Audrey. Ini di luar perkiraan Audrey, ia pikir Saka tidak akan rela memperkenalkan Adriana pada kembarannya.

"Leon, kenalkan dia adalah Adriana. Adriana dia adalah Leon, kembarannya Audrey."

Mendengar ucapan Saka yang memperkenalkan dirinya kepada Leon dan sebaliknya, Adriana sempat membolakan matanya, terlebih saat mengetahui Leon adalah kembaran Audrey.

Reflek Adriana langsung menatap ke arah Audrey dan Leon secara bergantian, membuat Audrey dan Leon yang memperhatikannya, berusaha menahan senyumannya.

"Mereka tidak terlihat mirip, tapi aku percaya jika mereka kembar. Karena sikap keduanya benar-benar menggelikan," gumam Adriana.

Demi apapun Audrey benar-benar ingin menjambak rambut Adriana sekarang, tapi Leon seolah memberi kode padanya untuk tidak melakukan apapun pada Adriana.

"Menggelikan? Menggelikan seperti apa maksudmu?" tanya Leon.

"Saka, jika kau dan Audrey ingin pergi sekarang, silahkan. Tapi aku meminta ijin untuk tetap di ruangan ini bersama Adriana," lanjut Leon.

Audrey mulai melangkah mendekati Saka, melingkarkan tangannya pada lengan kekar berbalut jas hitam milik Saka.

"Ayo, Baby Dino," ajak Audrey.

Saka sempat berpikir kemudian ia menganggukan kepalanya.

"Baiklah. Aku dan Audrey permisi." Saka melingkarkan tangannya pada pinggang Audrey.

Kemudian keduanya berjalan keluar dari ruangan Saka dengan berdampingan. Adriana sudah akan bangkit dari duduknya kalau saja Leon tidak menahannya untuk kembali duduk di sampingnya.

"Kau ingin ke mana? Mengganggu mereka?" desis Leon.

"Lepaskan tanganmu dariku, Leon. Aku harus menyusul mereka."

"Menyusul? Kau ingin mengganggu mereka? Tingkahmu lebih menggelikan, Adriana."

Adriana hanya bisa melotot saat mendengar ucapan Leon terlebih saat laki-laki itu kembali melanjutkan ucapannya.

"Sudahlah, kau tidak perlu kemanapun Adriana. Di sini saja, temani aku. Kita bersenang-senang di sini."

---
Baru bisa update lagi hehe, sorry yak😅

Mau cari rp buat Auleon Lucas Alexander. Ada yang mau? Chat aku di idline: ashintys yah. Siapa cepat dia dapat ehe😅
Kenapa aku cari rp buat Leon? Karena setelah MPBF tamat, aku ada niatan mau bikin spin-off MPBF, cerita Leon sama Aqila. Semoga aja kesampean yah😆

Instagram:
(at)ashintyas
(at)sakaa_justine
(at)drey.latishaa
(at)kei_keinan
(at)naqila.azdia

Serang, 26 Desember 2017

Love,
Agnes

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro