Bab 5. Tak Bisa Bekerjasama

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

.
.
.

Saga baru saja kembali dari kampus dan harus menunggu Aksel di kosan sendirian, karena anak itu masih harus mengerjakan tugasnya bersama teman-teman yang lain.

Oh, Saga tidak satu kelompok dengan Aksel, karena itu dia bisa pulang lebih cepat.

Agak merepotkan sebenarnya, Saga harus buru-buru ke kosan Aksel untuk meminjam laptop sahabatnya itu. Untung Aksel punya dua laptop jadi dia bisa meminjamnya, sementara miliknya masih di tempat servis. Sudah tujuh hari dan belum selesai, Tristan berjanji untuk mengambilnya jika sudah selesai.

Sejak kejadian beberapa hari yang lalu, Saga tahu dia sedikit mendapat perlakuan berbeda jika dilihat berdasarkan tugas yang didapatkannya. Agaknya mbak Jihan masih tidak ingin berinteraksi dengannya karena setiap Saga muncul di ruang obrolan maka Jihan akan off.

Selain itu pekerjaan yang diberikan pada Saga juga tergolong biasa-biasa saja. Bukannya meremehkan tugasnya, tetapi Saga hanya mendapat poster yang menggunakan foto atau hanya desain logo yang tidak banyak revisi dan langsung mendapatkan acc. Tidak serumit tugas pertamanya. Saga tetap mengerjakan semuanya dengan sebaik mungkin.

Seperti sekarang, dia sedang mengerjakan logo dari salah satu perusahaan jasa transportasi online ternama. Sebenarnya bukan desain yang baru sama sekali tapi lebih ke pembaruan desain dari logo awal mereka.

Saga, nanti tolong dikirim detail keterangan desainnya ya. Mau dilihat dulu katanya. - Raka

Iya, Mas.

Sayangnya program di laptop Aksel tidak sama seperti miliknya, membuat Saga harus lebih berusaha untuk mendapatkan hasil maksimal sendiri.

Ting!

Sebuah notifikasi muncul kembali di layar ponsel Saga.

Ini siapa yang ngerjain desain iklan provider? - Jihan

Saga melirik bubble chat dari Jihan dengan rasa penasaran dan was-was, karena jika mbak Jihan muncul berarti ada kesalahan.

Gue nanya dan nggak ada yang mau jawab? - Jihan

Maaf, Mbak Jihan. Itu pekerjaan saya. Gimana Mbak? - Salsa

Kamu nanya gimana? Kamu lihat deskripsi yang diminta nggak? Di situ udah dijelaskan tidak mau menggunakan unsur warna biru, tetapi kenapa kamu masukkan? - Jihan

Aduh, maaf mbak Jihan, saya kurang teliti. Saya tidak memperhatikan deskripsinya , dan hanya mencocokkan perpaduan warnanya, maaf mbak. Akan saya revisi. - Salsa

Kalau ada instruksi itu di baca. Jangan sok-sokan bikin sendiri kecuali emang nggak ada request dari klien. Hal kayak gini buang waktu tahu nggak? Kerja dua kali. - Jihan

Baik, Mbak. Maaf. - Salsa

Revisi semua saya tunggu tiga puluh menit cukup, 'kan? Cuma ganti warnanya aja, 'kan? - Jihan

Baik Mbak. - Salsa

Siapa yang di tegur, siapa juga yang deg-degan. Saga hanya membaca tapi dia sudah merasakan keringat panas dingin efek omelan Jihan. Pasalnya hanya dia yang pernah melihat dan mendengar langsung omelan Jihan di hari wawancaranya dulu, karena Tristan dan Salsa tidak sempat bertemu dengan Jihan saat itu.

Saga sempat berpikir, apakah Mbak Jihan ini orang yang super perfeksionis sampai-sampai semua hal terlihat tidak bagus olehnya. Jarang sekali dia menerima pekerjaan mereka tanpa disertai omelan. Tapi anehnya Mas Raka selalu bilang kalau Mbak Jihan ini orang yang baik, kapan coba dia baiknya?

Ting!

Satu notifikasi lagi muncul. Saga meliriknya sekilas karena dia juga masih mengerjakan tugasnya sendiri yang belum selesai.

Yang dari produk kecantikan siapa yang ngerjain? Kenapa layout fotonya seperti itu? - Raka

Kalau dari Mas Raka, dia bersikap biasa dan tidak akan bernada marah-marah seperti Mbak Jihan. Mas Raka selalu menjadi orang yang menengahi dan mencari jalan tengah setiap kali ada yang menjadi sasaran amuk Mbak Jihan.

Itu saya, Mas Raka. Maaf, tapi file produk yang dikirimkan ada yang corrupt, jadi tidak saya masukkan. - Tristan

Kalau begitu kamu konfirmasi dulu ke saya, tanya dulu ya. Ini saya kirim kembali file nya tolong di perbaiki. - Raka

Kan, bahkan dilihat dari ketikannya pun Mas Raka ini lebih adem. Saga pun lebih menghormati Mas Raka sejak kejadian sebelumnya, karena seniornya itu mau mengerti dan memaklumi kesalahannya waktu itu.

Ka, desain OjekyGo siapa yang ngerjain? Suruh PC gue. - Jihan

Seketika Saga menghentikan tangannya dari aksinya bercengkerama dengan mouse. Bahkan tanpa sadar dia menahan napasnya sebentar.

Ada apa lagi?

Saga yang ngerjain. - Raka

Saga? Kamu baca chat Jihan, 'kan? PC ke Jihan, ya? - Raka

Saga sekarang merasakan kecemasan setelah membaca pesan di ruang obrolan. Beberapa hari ini dia aman dari Mbak Jihan. Kenapa sekarang Mbak Jihan mencarinya? Dan lagi, seingatnya tidak ada tag urgent pada tugas yang diberikan padanya.

Iya, Mas Raka. - Saga

Menghembuskan napasnya pelan, Saga mempersiapkan dirinya untuk menghubungi Jihan.

***

"Kok lo ngasih kerjaan ke anak itu sih, Ka?"

Jihan masuk ke ruangan Raka dengan langkah menghentak, juga omelan yang langsung dia tujukan pada rekannya itu. Wajahnya terlihat tidak senang saat tahu Saga yang mengerjakan desain dari salah satu perusahaan transportasi itu..

"Ya diantara mereka bertiga, hasil kerja Saga yang paling bagus. Dia dari kemarin minim revisi, loh."

"Tapi gue nggak suka orang yang banyak alasan dan nggak on time dalam bekerja. Ini dari GokekyGo loh, Ka. Bukan kerjaan main-main. Gue pikir lo yang bakalan handle kerjaan ini."

"Jihan, please yang kemarin itu kecelakaan. Lagipula Saga nggak mengulangnya. Lo sendiri 'kan yang bilang sama gue untuk memanfaatkan kemampuan seseorang dengan maksimal? Orang kayak Saga nih jarang loh. Dia masih mahasiswa tapi kerjaan dia nggak main-main dan kayaknya dia kerja dengan niat yang bener. Give him a second chance. Gue nggak bisa handle karena gue masih ada dari Pak Daniel untuk logo perusahaan dia yang baru"

Jihan tampak kesal, namun tentu dia mendengarkan ucapan Raka. Sejujurnya dia mengakui bahwa hasil kerja Saga memang lebih baik dari kedua temannya yang lain. Tapi Jihan terlanjur kesal dan dia trauma pada kepribadian orang yang banyak alasan.

"Coba kali ini lo coba deh interaksi dan komunikasi sama Saga lebih baik, dia anaknya asik kok," Raka tersenyum berusaha meyakinkan Jihan yang masih tampak ragu itu, "Gue tahu lo trauma sama orang-orang yang dulu kerja sama kita, dimana mereka semua talk only but less action sampai berakhir nyusahin kita. Tapi balik lagi, kepribadian setiap orang itu berbeda Jihan. Gue bisa liat kok kalau Saga ini beda."

Raka beranjak dari duduknya, menghampiri Jihan yang sejak tadi berdiri kesal di depan mejanya. Pemuda itu menyunggingkan sebuah senyuman yang menenangkan bagi Jihan, "Lo percaya gue deh kali ini. You doing well, Jihan. Kalau lo capek, lo bisa beristirahat sebentar dari semua ini, inget ada gue yang selalu mendukung dan back up lo," ucap Raka sambil mengusak puncak kepala Jihan gemas.

"Udah, dibales dulu, Saga pasti udah nge-chat dari tadi. Takut dia kalo sama lo," ujar Raka tertawa karena Jihan terlihat ogah-ogahan membuka pesan dari Saga.

Dan benar saja, Saga memang langsung mengiriminya pesan bahkan sudah 10 menit yang lalu kemudian Jihan memutuskan untuk kembali ke ruangannya.

Mbak Jihan, ini saya Saga yang ngerjain desain OjekyGo. - Saga

Iya. - Jihan

Jadi gimana ya, Mbak, apakah saya ada kesalahan lagi? - Saga

Jihan tertegun membaca pesan dari Saga, karena terlihat sekali Saga berusaha tampak formal dan takut padanya.

Gue kirim desain kasar yang diminta OjekyGo, lo gabungin sama konsep yang udah dikerjain. Setelah itu lo kirim lagi, gue tunggu. - Jihan

Maaf Mbak, ini merubah total? Saya sudah kerjakan dan hampir selesai. - Saga

Nggak total. Atau gini deh, lo kirim dulu kerjaan lo ke gue. Nanti gue liat kurang gimananya.

Atau lo bisa ke Serenity bentar nggak? Ini kerjaan gue banyak banget, nggak bisa ditinggal. Ini OjekyGo-nya nagih desain, spam telepon gue mulu. - Jihan

Maaf banget, Mbak, tapi saya harus nunggu temen saya pulang dari kampus. Soalnya saya minjem laptop dia, laptop saya masih di tempat servis. - Saga

Kan, banyak alasan. Seketika Jihan mengernyit tidak senang membaca pesan dari Saga. Hal-hal seperti inilah yang membuat Jihan sulit bekerja sama dengan orang lain, terutama orang baru. Mereka hanya akan sanggup di awal seolah akan berusaha dan melakukan segalanya, tetapi di tengah jalan akan kehilangan minat bahkan melupakan tanggung jawab mereka.

Jihan menarik napasnya panjang kemudian menghembuskannya pelan. Dia ingin marah, tapi tidak sekarang. Dia butuh bantuan Saga. Dia tidak punya waktu karena ada klien yang sedang menunggunya.

Para klien itu, kenapa semua ingin dia yang menangani permintaan mereka? Ada puluhan orang di Serenity, namun akhirnya dia jugalah yang mengerjakan lebih dari separuhnya. Merevisi pekerjaan mereka sesuai keinginan klien.

Oke, kalau lo nggak bisa datang, kirim file-nya sekarang. Secepatnya gue liat. - Jihan

Jihan menunggu balasan dari Saga namun pemuda itu tidak membalas lagi.

Lo nih sebenernya niat kerja nggak sih? Ini gue minta tolong banget ya. - Jihan

Saya sedang kerjakan Mbak, sabar bentar ya. - Saga

Gue sabar. Minimal kalo gue nanya atau ngomong tuh lo jawab dong. Lo nggak ada omong apapun dan itu bikin gue ngerasa diabaikan. - Jihan

Maaf. Boleh saya kerja dulu? Katanya mbak Jihan mau cepat-cepat? - Saga

Jihan mendengus kesal membaca pesan Saga, pemuda ini benar-benar menguji kesabarannya.

15 menit kemudian Jihan mendapatkan surel dari Saga, pemuda itu sudah menyelesaikan pekerjaannya dan merevisinya sesuai arahan terakhir Jihan.

Mengejutkan dan mengesankan. Itulah yang Jihan pikirkan saat melihat hasil pekerjaan Saga.

Setelah memastikan dan mengecek semuanya sesuai dengan permintaan klien, Jihan lalu meneruskan hasil pekerjaan Saga pada OjekyGo.

Gimana mbak, apakah masih ada yang perlu saya revisi lagi? - Saga

Tunggu kabar dari OjekyGo. - Jihan

Baik Mbak, saya orangnya sabar kok. Kayaknya Mbak Jihan kudu latihan sabar sama saya. Oh ya, Mbak, saya bukan program aplikasi, jadi tolong diperhatikan juga durasi proses yang saya kerjakan. - Saga

Kedua alis Jihan bertaut saat membaca pesan Saga.

Maksud lo apa? - Jihan

Saya nggak ada maksud apa-apa, saya hanya mau Mbak Jihan sabar dengan proses kerja saya. Mungkin saya belum memiliki pengalaman sebanyak Mbak Jihan, tapi saya serius dalam pekerjaan ini, Mbak. - Saga

Saya serius bekerja dan rela membagi waktu kuliah saya untuk bekerja. Semoga Mbak Jihan mau bantu saya dan nggak marah-marah lagi sama saya. - Saga

Jihan menatap layar ponselnya dengan ekspresi wajah tidak biasa. Terkejut dan tidak menyangka pemuda bernama Saga itu mengatakan semua padanya.

Apa-apaan dia?!

.
.
.

Riexx1323.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro