Chapter 9

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Ara menuruni anak tangga dan mencari keberadaan Bob. Ia tak tahu obat apa yang telah Imp itu berikan padanya, tapi keadaannya membaik dengan cepat. Tubuhnya kian bugar dan luka bekas panah di dadanya juga mengering dengan cepat.

Mungkin karena Bob bukan manusia sehingga ia bisa mengobati seseorang dengan kekuatan supernatural agar lekas sembuh? Mungkin saja.

“Hai, kau sudah bangun? Sudah merasa lebih baik?” Bob menyapa dari balik meja kerjanya.

Ara nekat menerobos kamar pribadinya demi untuk bertemu dengan dirinya.
“Kapan mereka pergi?” tanya Ara langsung.

“Siapa?” Bob menjawab santai tanpa mengalihkan pandangannya dari kertas di hadapannya.

“Tentu saja Vernon dan saudara-saudaranya. Tolong jangan bertele-tele aku sedang buru-buru! Kapan dan ke mana mereka pergi?!” Nada suara Ara meninggi. Terdengar putus asa.

Bob melipat kedua tangannya di permukaan meja lalu menatap Ara dengan jengkel.

“Lalu, kalau kau tahu ke mana mereka akan pergi, apa yang akan kau lakukan?”

“Mengejar mereka, tentu saja,” jawab Ara cepat.

Bob menarik napas.
“Vernon benar, Ara. Bersama mereka hanya akan membahayakan nyawamu sendiri. Manusia bepergian dengan Nephilim, bukan ide yang baik. Mengertilah, apa yang ia lakukan hanya demi kepentinganmu. Ia tak ingin kau tewas.”

“Aku tak akan tewas! Bahkan jika aku tewas, aku tak keberatan!” Ara menjerit.

“Kau manusia yang keras kepala!”

Bob bangkit.
“Tetap saja aku tak akan memberitahumu ke mana mereka pergi. Aku sudah berjanji padanya untuk mengantarkanmu dengan selamat ke tempat asalmu. Dan aku akan melakukannya, walau aku harus menyeretmu dengan paksa.”

Bibir Ara berdecih kesal. Ia meremas rambutnya dengan acak-acakan. Dan ketika tatapannya singgah pada beberapa senjata api dan juga busur silang yang terpajang rapi di lemari kaca berbingkai besi, ide itu muncul.

“Ajari aku menggunakan itu.” Ia berujar sembari menunjuk senjata-senjata itu dengan dagunya. Bob mengernyitkan dahi.
“Untuk apa kau ingin belajar?”

Ara tak menjawab. Gadis itu bergerak, membuka pintu lemari, lalu mengeluarkan sebuah pistol semi otomatis dan sebuah busur silang.

“Aku harus bisa menggunakan senjata. Jadi jika aku bergabung dengan para Nephilim itu, aku bisa menjaga diriku sendiri tanpa harus mati konyol.” Ia mengacungkan pistol itu ke arah Bob.

“Aku pernah ikut klub Archery. Jadi aku sedikit bisa menggunakan busur silang. Tapi yang ini ...” Ia kembali menodongkan senjata api itu ke arah Bob hingga sempat membuat lelaki itu bergidik.

“Ajari aku menggunakan ini. Aku gadis yang pintar. Kau hanya perlu menunjukkan padaku beberapa kali dan aku akan mempelajarinya dengan baik. Percayalah padaku.”

Bob mendesah jengkel.
“Kau benar-benar gadis yang merepotkan,” desisnya. Tapi toh ia tetap mengajari Ara cara menggunakan senjata api tersebut.

Ara baru beberapa kali belajar cara menggunakan senjata api ketika tiba-tiba pintu terhempas dan terbuka dengan kasar.

Ia dan Bob baru mencerna apa yang sedang terjadi ketika tiba-tiba dua bayangan melesat dan kini sudah berada tepat di depan mereka.
Ara membelalak.

Duo vampir, Hans dan June!

Ia baru saja mengarahkan senjata api di tangannya ke arah June ketika tiba-tiba sosok bermata tajam itu kembali melesat, mengarahkan jemarinya ke leher Ara.

“Apa-yang-kau-inginkan?” Ara terbata, nyaris tak bisa bernapas karena lelaki itu mencekik lehernya.

“Lepaskan dia!” Kali ini Bob berteriak. Di tangannya sudah ada busur silang yang mengarah langsung ke arah Vampir tersebut.

June dan Hans menyeringai ke arah Imp tersebut.

“Kau tahu aku adalah makhluk abadi. Dan aku tak segan-segan untuk menembak langsung ke jantung kalian! Sekarang, lepaskan dia!” perintahnya.

Masih merasa enggan, toh June akhirnya melepaskan cekikannya. Ara terbatuk seraya menyentuh lehernya sendiri.

“Jangan berlebihan begitu, Imp. Aku tahu kau hebat. Tapi sekarang, rasanya tak akan mungkin kau bisa menghabisi dua vampir sekaligus.” Hans terkekeh mengejek.

“Mungkin tidak, tapi panahku cukup untuk menghabisi salah satu dari kalian. Dan bagiku, itu sudah cukup,” jawab Bob. Anak panah yang siap dilesatkan, mengarah langsung ke jantung Hans.

“Jadi, apa yang membuat kalian datang kemari dengan cara yang tidak sopan seperti ini? Kita tak ada permusuhan, kan?” desis Bob lagi.

Ara sempat terkesima. Imp ini ternyata bisa bersikap gentle dan menawan.

“Kami hanya jalan-jalan. Dan tiba-tiba saja kami mencium aroma darah yang ... teramat menggiurkan. Kami tak bermaksud mengganggu wilayahmu. Tapi, kau tahu sendiri kan? Vampir lemah dengan aroma darah. Dan aroma itu menggiring kami ke sini begitu saja,” jawab Hans dengan arogan.

“Gadis ini ada dalam tanggung jawabku. Dan aku takkan membiarkan kalian memangsanya. Jadi, segera tinggalkan tempat ini,” ancam Bob lagi.

Hans dan June berpandangan. Terlihat sedang memikirkan sesuatu.
Sebelum dua vampir itu sempat berkata-kata, Ara teringat akan sesuatu.

“Ayo kita buat perjanjian.” Gadis itu berseru dengan spontan.

Hans, June dan Bob menatapnya dengan heran. Ara melirik sekilas ke arah Bob, lalu menatap Hans dan June dengan mantap.

“Bawa aku pada para Nephilim itu. Dan setelah itu, kalian bisa mengisap darahku. Bagaimana?”

Bob terbelalak. “Apa yang ---? Apa kau gila!” teriaknya.

“Tidak. Aku serius. Vampir bisa mendeteksi keberadaan Nephilim, kan? Bawa aku pada mereka. Dan kalian bisa memangsaku. Oke?” jawab Ara.

Mulut Bob ternganga. Sementara June dan Hans berpandangan tak mengerti.

“Ara, kau pasti gila. Jika Vampir memangsamu, kau akan ---,”

“Aku sudah bosan jadi manusia,” ujar Ara lagi mantap.

Hans tertawa.

“Woa, apa ini masalah cinta antara manusia dan Nephilim? Menarik sekali,” ujarnya.

“Setuju.” June yang menjawab terlebih dahulu.

“Ara, pikirkan baik-baik. Ini tidak semudah yang kau pikirkan. Berpikirlah lebih jernih!” Bob membentak.

Namun gadis itu sudah mantap. Ia menggeleng ke arah Imp itu, lalu menatap dua Vampir di hadapannya sembari bekata, “Deal.”

Katakanlah mungkin sekarang Ara sedang kalap. Tapi tekadnya sudah bulat.

Ia tidak akan diam berpangku tangan. Jika memang harus, ia akan ikut bertarung di antara sekian makhluk abadi dan terlibat pertempuran di dalamnya.

Ia teringat dengan kata-kata Kay beberapa waktu yang lalu.

::: Kelak, jika kau menemukan seseorang yang membuatmu jatuh cinta setengah mati, mampu membuatmu aman walau sebilah pisau ditodongkan ke lehermu, mampu menyerap semua energi positif yang kau miliki, kau akan mengerti dan memahami keputusan yang kuambil. Mencintai tanpa pamrih, tanpa peduli resiko yang kau dapat. Walau harus berkorban nyawa, walau harus meninggalkan segala yang kau punya. Asalkan bisa bersamanya, konsekuensi itu sepadan. :::

Dan sekarang Ara berada pada fase itu.
Ia akan melakukan segala yang ia bisa, dan mengorbankan semua yang ia punya.
Demi bisa bersamanya.
Bersama sosok yang telah beberapa kali menyelamatkan nyawanya.
Bersama sosok makhluk abadi yang telah memiliki seluruh jiwa dan raganya.

Vernon.

**

Demi bisa menemukan keberadaan para Nephilim, Ara sepakat melakukan perjalanan dengan Hans dan June.

Bob menyebutnya nekat, tapi ia tak peduli. Ara hanya ingin bertemu Vernon dan yang lainnya, secepatnya.

Bob bahkan memutuskan ikut serta dalam perjalanan tersebut.
“Aku takkan membiarkanmu pergi sendirian dengan dua pengisap darah itu. Aku sudah berjanji pada Jose untuk menjagamu. Dan aku akan menepatinya,” ucap lelaki itu sesaat setelah ia memutuskan ikut bergabung.

Awalnya Ara kaget dengan keputusannya, tapi akhirnya ia malah bersyukur dengan keberadaan Imp itu di sisinya.

“Ngomong-ngomong, bagaimana kalau aku menggigitmu terlebih dahulu agar kau bisa jadi Vampir, dan kau bisa pergi sendiri mencari para Nephilim?” Hans terkikik menggoda.

Bob menghentikan langkahnya dengan tiba-tiba seraya mengacungkan sebuah senjata api ke arah vampir itu. Ara juga melakukan hal yang sama. Ia mengarahkan busur silangnya, kali ini ke arah June.

Jika terjadi sesuatu, Bob akan membereskan Hans, dan ia yang mengatasi June.

Kedua Vampir itu menyeringai.
“Kami hanya bercanda,” desis mereka.

“Dan kami tidak segan-segan menembakmu.” Bob mengancam.

“Peluru di pistolku didesain khusus untuk bisa menghabisi Vampir tanpa harus mengenai jantungmu. Begitu pula dengan busur yang dipegang Ara. Jadi, jangan macam-macam.”

June mencibir.
“Oke, tetap pada perjanjian,” ucapnya. Dan mereka kembali berjalan menerobos rimbunnya hutan.

Sebenarnya mereka ke sana dengan mengendarai mobil Bob. Tapi karena kondisi jalan yang tak mungkin dilewati kendaraan, akhirnya mereka meninggalkan mobil tersebut di pinggir hutan lalu memilih berjalan kaki.

Hans bilang, ia merasakan keberadaan Nephilim di dalam sana. Dan Ara hanya berharap ia tak bohong.

“Katakan apa motifmu?” Gadis itu kembali membuka suara setelah keadaan sempat hening sesaat.

Bob menatapnya dengan heran. Sementara dua vampir yang berjalan di depan mereka hanya saling bertatapan.

“Aku tahu kalian menyimpan motif terselebung.” Ara kembali berkata tanpa gentar.

Kali ini langkah mereka kembali terhenti. Hans menatap Ara dengan angkuh.

“Aku tak mengerti apa maksudmu, wahai manusia?” desisnya. Sepasang taringnya terlihat jelas.

Ara balas menatap mereka dengan angkuh.

“Ayolah, aku bukan gadis bodoh. Aku tahu kalian menyimpan motif tertentu. Jika kalian hanya sekedar kelaparan, kalian bisa saja menghabisiku sejak berjam-jam yang lalu, tanpa peduli aku menawarkan perjanjian atau tidak. Kalian vampir kuat. Sementara aku hanya gadis lemah. Keberadaan Imp di sampingku tetap saja takkan mampu menjaga keselamatanku. Jadi, apa yang membuat kalian setuju untuk membuat perjanjian padaku? Apa yang membuat kalian ingin menemukan Nephilim bersamaku?”

Hans sempat menatap ke arah June sebelum akhirnya tertawa sinis.
“Wow, gadis ini hebat,” ucapnya, lalu kembali menatap Ara.

“Aliansi,” lanjutnya.

Ara mengerutkan keningnya, begitu pula Bob.
“Aliansi? Dengan siapa?”

Hans manggut-manggut. Tapi kali ini June yang menjawab, “Aliansi antara kaum Vampir dan kaum Nephilim.”

“Dan kenapa kalian harus merencanakan aliansi?” Ara kembali bertanya to the point.

“Agar kami, Vampir dan Nephilim, sesama makhluk abadi bisa menggalang kekuatan untuk meruntuhkan langit. Melawan seluruh malaikat dan menghancurkan mereka,” ucap June lagi.

Ara terkekeh mendengar jawaban itu.
“Menghancurkan malaikat? Kalian bermimpi. Malaikat adalah susunan keseimbangan alam. Kalian takkan bisa menghancurkannya,” ujarnya.

“Kata siapa? Nephilim bisa menghancurkannya dan menggantikan posisi mereka sebagai makhluk langit.”

Ara menatap Vampir itu dengan tatapan tak mengerti. “Itu tidak mungkin. Nephilim adalah kaum terbuang. Mereka bahkan diburu untuk dihabisi,” ucapnya.

Hans terkekeh. “Bukankah kau dekat dengan para Nephilim, bagaimana mungkin kau tak mengetahuinya?”

“Mengetahui apa?” tanya Ara lagi. Ia sempat menatap Bob untuk mengorek jawaban darinya tapi Imp itu seakan malas menjelaskannya.

“Alasan para Nephilim diburu bukan hanya karena mereka adalah kaum terbuang atau aib, tapi Nephilim adalah ancaman. Para malaikat takut bahwa para Nephilim akan melakukan kudeta. Kekuatan para Nephilim luar biasa. Mereka mewarisi kekuatan malaikat dan manusia sekaligus. Mereka hanya butuh ratusan Nephilim untuk membentuk pasukan, lalu menghancurkan langit dan menggantikan posisi malaikat.

"Itulah sebabnya mereka dihabisi, karena jika mereka bersatu, mereka akan jadi kaum tak terkalahkan. Nephilim adalah satu-satunya makhluk abadi yang mampu menciptakan keributan di langit.”

Ara tercengang mendengar penuturan Hans.

“Kau pasti bercanda,” desisnya.

June menggeleng. “Tidak, dia benar,” jawabnya.

“Jika mereka sekuat itu, kenapa Vernon dan saudara- saudaranya harus melarikan diri?” tanya Ara lagi.

“Karena mereka masih termasuk Nephilim muda. Mereka hanya perlu bertemu kaum mereka yang lebih tua dan ... BAM! Mereka akan semakin kuat. Masalahnya, keberadaan para Nephilim tersebar di seluruh pelosok dunia. Mereka terpencar, dan cenderung menyembunyikan diri. Kaum kamilah yang mampu mendeteksi keberadaan mereka. Karena itu kami menawarkan aliansi.”

“Lalu apa untungnya kalian membuat perjanjian kerja sama dengan mereka?” tanya Ara lagi.

“Gampang saja. Pembagian kekuasaan,” jawab Hans. “Kami membantu mereka bersatu dengan para Nephilim lain. Jika mereka melakukan kudeta pada langit dan menang, mereka bisa menggantikan posisi malaikat, dan kami bisa menguasai bumi,” ia menyeringai. “Bagaimanapun juga, Nephilim adalah keturunan malaikat. Dan mereka berhak bersanding dengan malaikat lainnya. Mungkin yang berbeda hanyalah mereka tak bersayap. Itu saja.” Ia kembali menjelaskan panjang lebar.

Ara menggeleng pelan.
“Vernon takkan mungkin melakukan itu. Ia dan saudaranya hanya ingin hidup dengan tenang. Mereka tidak haus kekuasaan.”

“Itu karena mereka bodoh. Hidup seperti manusia? cih.” Bibir Hans berdecih. “Harusnya mereka memanfaatkan kekuatan yang mereka punya. Lakukan pembalasan pada langit, dan mereka bisa menjalani sisa hidup mereka dengan tenang. Toh mereka tercipta karena beberapa malaikat melakukan kesalahan. Sudah sepantasnya mereka membalas dendam dan menuntut keadilan.”

Ara terdiam sesaat. Perlahan ide itu tercetus di benaknya.
“Oke, kalau begitu bersikaplah baik padaku,” ucapnya spontan.

Hans dan June mengernyit.
“Maksudnya?” Mereka bertanya hampir bersamaan.

Ara terus bersedekap dengan angkuh.
“Kalian kan tahu bahwa aku punya hubungan yang baik dengan para Nephilim. Setelah aku bertemu Vernon dan saudara-saudaranya, aku akan berbicara dan membujuk mereka agar mau bekerja sama dengan kalian. Mereka menyayangiku. Itu terbukti ketika mereka berusaha melindungiku. Itu artinya mereka menganggapku penting. Jadi___” Ia melirik ke arah Bob. Sementara lelaki itu hanya mengangkat bahu cuek. “—bersikaplah baik padaku. Jika kalian tidak bersikap baik padaku, aku takkan membantu kalian untuk berbicara dengan mereka. Percayalah, mereka menganggap pendapatku penting,” lanjutnya.

Rahang Hans dan June kaku seketika.

Hans bahkan sempat mengumpat lirih. Perempuan pintar dan licik, pikirnya. Jika saja ia tak ingat tentang tujuan mereka dengan para Nephilim, sudah ia terkam gadis mungil di hadapannya ini, sejak tadi!

Ara hanya menyeringai puas.
“Setuju?” Kedua matanya mengerjap penuh kemenangan.

Hans dan June berpandangan, lalu mengangguk.

“Oke, kalau begitu, ayo kita lanjutkan perjalanan kita.” Gadis itu seolah memberi perintah. Lalu berjalan terlebih dahulu mendahului mereka dengan gaya sok bossy.

Bob juga melakukan hal yang sama. Sesekali ia terkikik menyaksikan kelakuan Ara.

Mereka baru menuruni sebuah bukit ketika tiba-tiba ada sebuah anak panah melesat dan nyaris mengenai jantung Hans. Vampir itu mengelak, tapi sebuah anak panah kembali melesat dan kali ini mengenai bahu kirinya.

Hans mengaduh, June segera beranjak menolongnya.

Bob dan Ara menatap sekelilingnya dengan bingung sembari berjaga-jaga dengan senjata di tangan mereka.

Dan tiba-tiba sesosok bayangan melesat ke arah mereka dengan cepat, menendang Bob hingga terjungkal, lalu meraih tubuh Ara dengan sikap protektif.

Gadis itu mengangkat busur silang di tangannya untuk memberi perlawanan, tapi karena tergesa-gesa busur itu malah terlepas dan terlempar.

“Apa yang___?”

“Diam.” Sosok itu berbisik dengan suara berat di telinga Ara. Satu tangannya mendekap tubuhnya, sementara tangan yang satunya mengarahkan busur silang ke arah Bob lalu berganti ke arah June dan Hans yang tengah terluka.

Bob berniat bangkit dan mendekati sosok yang tengah mendekap Ara tersebut. Tapi senjata yang terarah padanya mengurungkan niatnya.

“Diam di tempat!” Sosok itu memberi peringatan.

“Jangan ada yang mendekat!” Ia juga mengarahkan senjata itu ke arah dua Vampir secara bergantian seraya mundur perlahan.

Ara menelan ludah, berjalan mundur mengikuti lelaki tersebut.
Dengan gerakan terlatih, sosok itu menarik lengan Ara lalu membawanya berlari setelah sempat menyarangkan tembakkan ke arah June, meski meleset.

“Ara!” Bob berteriak panik. Tapi beberapa kali anak panah yang melesat ke arahnya memperlambat gerakannya hingga ia kehilangan sosok lelaki asing itu, beserta Ara.

°°°

To be continued

P. S.
Beberapa penulis fantasy menjabarkan sosok Nephilim dalam versi berbeda. Ada yang menggambarkannya sebagai sosok bersayap, ada pula yang tidak.
Dalam novel Succubus, sosok Nephilim digambarkan tak punya sayap. Dan deskripsi saya juga cenderung ke sana.
Tidak apa-apa, namanya juga fiksi. Hehe...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro