Dang-Dang! (bagian 1)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kupikir menjadi populer akan menjadi sangat menyenangkan, ternyata tidak!

Beberapa waktu lalu aku baru saja diundang menjadi member anak-anak populer di sekolah, mereka memang terlihat keren dan cantik. Akan tetapi kenyataan ini sangat membuatku muak.

Sudah berapa kali pula aku melihat mereka mengintimidasi tiap murid dengan tatapan serta sikapnya itu? Meski harus kutahan kurasa jika sikapnya sampai menjatuhkan minuman pada siswa lain aku juga tak bisa.

"Oh! Maafkan aku, akan tetapi kamu yang tidak melihatku berjalan di sini ...." Lagi-lagi itu! Apa yang bisa aku lakukan? Seenggaknya aku bisa melakukan sesuatu 'kan? Aku menggeram kesal karena mereka selalu melimpahkan kesalahannya sendiri pada orang lain.

Selain itu aku benci juga mereka terlalu mempengaruhi sekolah ini dibanding orang-orang yang harusnya berkuasa, apa-apaan itu? "Kau tidak apa, 'kan? Maafkan kami, ya? Bawalah sapu tangan ini ...," untung saja diriku masih memiliki hati, tidak seperti mereka.

Akan tetapi rasanya tidak sebahagia itu, ketika orang yang terkena minuman tadi pergi semua orang kembali pada wajah mengintimidasinya, mereka melihatku seolah aku adalah kotoran. Yah, aku tahu aku memang jelek dan tak seperti kalian.

"Maafkan aku, tapi aku tak bisa menahannya kalian 'kan tahu itu?!" kataku acuh tak acuh lalu pergi dari sana, menabrak mereka satu-satu karena sangat menghalangi jalanku.

.
.
.

"Menjadi populer sangat tidak menyenangkan, aku ingin kembali ke masa di mana aku bisa hidup tenang dan selalu membayangkan hal-hal indah ...," monologku sendiri di atas sini, sangat nyaman sekali ketika angin itu berembus kemudian mengenaiku.

"Woah, Lala! Kau terlihat sangat cantik, bahkan setelah seharian ini." Aku sedikit terkejut, kulihat ia adalah temanku ... ya walau aku ragu mengatakan hal itu, karena aku juga telah mengabaikannya ketika aku masuk ke grup anak-anak populer.

"Hey, Sis! Ma-maafkan aku karena telah menolak ajakanmu kemarin malam ... jujur aku sangat lelah karena harus menemani, yah kau tahu itu, 'kan ... dan terima kasih pujiannya, seperti biasa pula kau terlihat imut dengan pita itu." Aku menyenggolnya lalu kami terkikik bersama, tak kusangka Siska melanjutkan obrolan dan itu berlangsung cukup lama.

Bahkan aku tak pernah merasa sesenang ini ketika berbicara dengan yang katanya teman ketika bersama anak-anak populer itu, "Bagaimana dengan mereka? Apakah itu menyenangkan?" Siska terlihat menantikan jawabanku, aku tertawa kecil lalu menghembuskan napas.

"Yah, tidak seperti itu juga. Kau tahu juga bukan? Mereka sangat tega dan nakal, bahkan kepada guru mereka terlihat tidak sopan. Hanya saja entah kenapa mereka tetap saja disukai." Siska tertawa begitu lepas ketika mendengar jawabanku, aku terdiam.

Apa yang dipikirkannya?

Ia tersenyum, "Kau masih ingin berada di sana?" Aku menggeleng, lalu dirinya membisikkan sesuatu yang membuatku sangat bersemangat akhirnya.

Aku tak kepikiran hal itu! Bagaimana bisa seorang Siska menjadi sepintar ini? Dia memang teman terbaikku!!!

.
.
.

Hari ini aku siap untuk mengibarkan bendera perangku pada si gadis populer, nantikan itu Cane!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro