Lemon dan Seonggok Daging

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Dia terlihat senang, dari air wajahnya yang menyilaukan mata itu ia memandang kru-kru dapurnya dengan senang. Melihat masakan yang begitu rapi dengan sibuknya dapur yang ia miliki, rasanya mimpi yang sedari dulu dibayangkan sekarang telah menjadi kenyataan.

Tefan Agleo, seorang koki muda yang telah melewati banyak masa sulit untuk mencapai apa yang diimpikannya, sebuah restoran yang dikunjungi banyak orang serta mendapat umpan baik darinya.

Akan tetapi dibalik senyum ramahnya ia menyimpan banyak perasaan dengki dalam hatinya, air wajahnya juga menunjukkan bahwa dia bukanlah orang yang tulus. Dia pernah terlihat murung, tempo hari yang lalu hanya karena sebuah komplain, "Kau tidak memasak dengan hati."

Dia terlihat kebingungan, air wajahnya juga menunjukkan bahwa dirinya resah seakan sesuatu yang telah ditutupinya akan terbongkar. Namun, sekarang terlihat baik-baik saja, walau kabar koran menunjukkan adanya orang hilang kemarin malam.

Lalu seorang asisten koki membawakan semangkok tester dan memberikannya pada Tefan, lelaki itu terdiam dan memandang hidangan sup yang tersaji dengan kosong.

Sang empu kebingungan, saat hendak pergi Tefan berkata, "Kau saja yang cicipi dan tolong berikan diriku lemon sebagai gantinya," ucapnya dengan senyuman di matanya. Tak merasa heran karena mereka tak pernah tahu.

Bagaimana mereka bisa tahu? Karena Tefan telah kehilangan indera perasanya jauh-jauh hari dan hanya sebuah lemon serta seonggok daging yang telah mengkritiknya itulah, yang bisa menyengat sedikit bagian lidahnya dan ia sangat menyukai sensasi itu.

Katanya di dalam dapur kala itu, seperti mendengar jeritan saat menusuk garpu ke tiap inci dari bagian daging yang akan di marinasi. "Selamat Makan!"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro