Secret Melody; Buku Itu Milikku!

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Gadis kecil itu memangku buku yang besarnya hampir sebanding dengan dirinya sendiri, ia dengan apik membalik halaman satu demi satu. Hingga sampai pada bab 49 tentang sebuah melodi rahasia.

Ia sudah membaca halaman itu puluhan kali hingga rasanya ia hafal tiap kata dari bab itu. Sesaat setelah melihat ukiran tangga nada yang timbul di atas kertas telinganya terusik karena suara langkah.

"Ugh, nenek akan datang?" monolognya, lalu ia menutup buku besar itu dan menyembunyikannya di belakang tubuh. Keringat mulai bercucuran, ia tak bisa pergi ke mana-mana karena bagian pojok perpustakaan lantainya sangat sensitif.

Benar saja, sosok yang menjadi dugaan Abby berada di hadapannya, mendekat dengan tatapan melotot serta suara derap langkah yang terdengar memekakan telinga.

"Apa yang kau lakukan di sini, nona muda?" suara itu terdengar tajam, Abby dengan tatapan polos penuh ketakutan mencoba balik menatap netra yang penuh dengan selidik itu.

"Mmm, Abby cuma mau baca buku." gadis itu memilin ujung roknya, mencoba menghilangkan rasa gugup dari suasana mencelam di sana.

"Kau tahu peraturan perpustakaan bukan?"

Abby dengan cepat mengangguk, namun ingatannya beralih pada percakapan ia dengan anak-anak dari kolega papanya yang mengatakan bahwa nenek Bell adalah seorang penyihir yang akan menghukum siapa saja dan akan memasaknya dalam sebuah kuali besar dengan cairan hijau yang mendidih.

"A-aku tahu! Maafkan Abby Nenek. Abby tidak akan nenek masak bukan?" rasa takutnya makin besar ketika pikiran negatif menguasi kepalanya. Nenek Bell yang melihat itu semakin mengerutkan jidatnya, ia kembali mendekat ke arah gadis yang jauh lebih pendek darinya.

Tak di sangka gadis tersebut menjauhkan dirinya, hingga terjungkal akibat buku besar yang berada di belakangnya. Tangan kecilnya menolak untuk jatuh hingga menarik sebuah halaman yang terselip keluar di antara buku-buku nan rapi di tengah rak.

Menyebabkan robeknya halaman tersebut dan siapa saja yang melihat nenek Bell sekarang pasti akan ketakutan karena tiba-tiba lampu yang ada di perpustakaan pecah serta lilin yang menyala pun ikut memadam.

"Ne-Nenek? Nenek punya kekuatan? Hebat sekali!" Abby yang tadinya ketakutan hebat tiba-tiba menatap kagum, tak dihiraukan seberapa besar masalah yang pernah dia buat.

Namun, kekaguman itu tak mencegah kemarahan Nenek Bell karena sebuah halaman buku robek tepat di hadapannya, bagi penggila buku seperti dirinya hal itu adalah sesuatu yang fatal. Bahkan Abby yang masih belia harus dihukum.

"Keluar kau dari sini sekarang!!!" Dengan sebuah corak yang tercipta di antara gerakan tangan Nenek Bell serta suara menggelegar seperti petir Abby merasa dirinya seperti terbang, tangan kecilnya masih menggenggam kertas tadi hingga ia terhempas cukup jauh dari pintu perpustakaan.

***

"Ugh, ingatan itu sungguh menyeramkan namun sangat menakjubkan, ironi sekali?" Kristina–panggilan Abby di akademi–menyuap kembali sarapannya dengan penuh bertanya-tanya, setelah ingatan yang tiba-tiba terputar itu ia mendengar keributan yang tak jauh sumbernya.

Dirinya langsung meninggalkan semangkok serealnya dan menuju ke halaman tengah yang sudah dipenuhi banyak orang. "Siapa di antara kalian yang bernama Abby!" Kata orang itu dengan suara keras, sedangkan si gadis gembil yang tak tahu apa-apa malah mendapati tatapan curiga dari teman-teman satu akademinya.

"Disitu kau rupanya! Datanglah ke sini dan hadapi musikku ini," lanjut pria itu lagi, akan tetapi Abby malah bingung. Sebenarnya apa yang terjadi? Apa yang pria itu inginkan? Apakah Abby pernah membuatnya kesal?

Langkah ragu pun mulai terjadi, Abby mendekat ke arah pria yang membawa sebuah buku. "Buku itu?" monolognya kecil, Abby tahu buku itu! Itu buku milik nenek!

"Kau pencuri bajingan!" Walauun Abby berkata cukup kuat akan tetapi si pria malah menanggapinya dengan tertawa. Namun, tak dapat Abby biarkan, si gadis kecil mulai merapalkan mantra dan melukis sesuatu di atas udara.

"Cepatlah lari!" Bukan, itu bukan suara si pria. Itu adalah suara teman-teman dari akademinya Abby, mereka semua tahu bahwa Abby akan mengeluarkan kemampuan yang selalu ia banggakan.

"Nenek bilang aku memiliki suara dewa! Jadi, jika aku mulai menghirup udara dengan banyak sebaiknya kalian menjauh."

Abby tak kuasa lagi, perasaannya berkecamuk karena buku yang ia impikan akan menjadi miliknya kenapa bisa ada di tangan seorang pria asing. Sedetik kemudian dengan lengkingan tajam Abby mengeluarkan suara layaknya aungan serigala, tepat di depan pria yang tak bisa berkutik itu.

Bahkan ketika ia hendak membuka buku sihir untuk mengeluarkan segel mantra dirinya malah tertahan oleh akar yang menjulur dari bawah tanah dan kalian bisa tebak. Itu ulah Abby juga, "Kau akan kalah hari ini dan buku itu akan jadi milikku!"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro