Nalas dan Tiga Setan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Nalas memandang malas ketiga makhluk tidak jelas yang berada di depannya. Mereka terlihat bergoyang dengan kesetanan karena baru saja mengetahui tetangga Nalas dikabarkan meninggal dunia.

Dasar setan!

Sebenarnya Nalas tak benar-benar melihat mereka. Hanya saja ia dapat merasakan gerakan-gerakan menyebalkan itu yang membuatnya mual sekarang. Apalagi, ketika salah satu dari mereka mulai mendekat dan menyentuhnya secara acak.

Nalas kira, mereka akan pergi setelah dibantu untuk menaburkan garam yang sudah didoakan di sekitar rumah tetangganya itu. Akan tetapi, tidak! Mereka masih saja mengganggu Nalas.

Sama menyebalkannya seperti tetangganya yang selalu ingin tahu seluk-beluk kehidupannya. Nalas sungguh tak habis pikir akan orang yang seperti itu.

Padahal Nalas hanya ingin hidup dengan normal, tapi kemampuannya itu ... meresahkan sekali. Rasanya Nalas tak pernah ingat sejak kapan, hanya saja Nalas tahu sejak kecil ia dapat merasakan keberadaan mereka dan aura hitam dari seseorang.

Sangat aneh jika kalian tanya bagaimana rasanya.

Bahkan Nalas pernah sampai muntah ketika melihat serta merasakan aura hitam pekat. Terlihat sangat jahat.

"Na, lain kali kami akan membantumu juga," kata makhluk yang berada di samping kirinya itu. Sedangkan Na mengembuskan napasnya kasar. Nalas membayangkan seorang pemuda tinggi yang mulutnya dijahit rapi dengan setengah tempurung kepalanya rusak.

Bayangan mengerikan itu memang selalu tergambar ketika sosok mereka yang dapat dirasakan oleh Nalas berada di dekatnya.

"Iya, Kak Na! Aku juga akan membantu kakak lain kali," lanjut suara lain memenuhi telinga si gadis. Lagi-lagi gambaran itu muncul. Seorang anak kecil yang berlumuran darah dengan kedua mata terjahit sempurna dan tanpa memiliki kedua tangan.

Aku benci ini, ujar Nalas dalam hati.

"Tentu saja, kami akan selalu menjadi penjagamu dan terima kasih ya!" tambah yang lain dan langsung membuat Nalas terjatuh lemas. Ia tidak kuat dengan hawa ini, walau hawa seram yang ia rasakan tak sekuat saat pertama kali bertemu dengan mereka.

Hawa ini tetap saja terlalu ramai dan dapat menumbangkan Nalas.

Apalagi sosok yang terakhir bicara dengannya. Seorang pemuda yang lebih tinggi dari sosok pertama. Kepala yang terlepas dari tempatnya dan kucuran darah yang selalu keluar dari batang leher itu sukses membuat Nalas pingsan sekarang.

Mereka juga sebelumnya menari, asal kalian ingat!

Nalas terbaring di sana, kesadarannya hilang. Dia pingsan, tak mengindahkan sosok-sosok yang makin mengeluarkan aura hitam dengan pekat.

Dasar setan!

Mereka bertiga pertama kali bertemu dengan Nalas dua minggu lalu. Pada sebuah gang sempit yang Nalas lalui, mereka semua menatap Nalas dengan lapar.

Sedangkan Nalas yang merasa ditatap hanya mencoba untuk tak peduli. Hingga dia kesal dan sampai tak bisa tidur ketika ketiga sosok itu selalu hadir dalam mimpinya.

Membuatnya jengkel setengah mati pada makhluk yang hanya bisa dirasakan keberadaannya dan bayangkan saja. "Bagaimana aku bisa membantu kalian jika aku saja tak mengerti bahkan tak bisa mendengar suara kalian?!"

Yah, Nalas telah melakukan kesalahan pada sosok seram itu. Ia tak sadar telah membiarkan dirinya untuk berteman dengan para makhluk yang siap menyedot aura kehidupannya sendiri.

Nalas benar-benar gadis yang malang.

Setelah tetangganya yang penuh dengan aura hitam mati. Nalas masih harus berurusan dengan ketiga sosok mengerikan yang tak mau lepas dari jerat duniawi.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro