Pertarungan Penentu; Babak Sihir

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Lily melangkah ke arena pertarungan yang sepenuhnya telah diseting menjadi tertori dari masing-masing pribadi yang akan bertarung. Di teritorinya Lily merasa seperti rumah, karena ada hutan pinus dan ilalang tinggi yang dapat dengan mudah menyembunyikan tubuhnya serta tak lupa pasir merah yang menjadi alas dari rumput tinggi itu.

Sedangkan lawannya adalah seorang penyihir siren, Lily melihat rawa-rawa serta bangunan gelap yang terbuka dan menampilkan kuali berisi cairan yang menjijikan. Lily yakin, ia akan muntah jika berada di dekat sana dan menciumnya.

Tapi untuk apa aku menciumnya?!

Tak lama kemudian bel pun mulai menghitung mundur, tanda lama pertandingan akan segera di mulai. Tepat, suara tembakan itu melesat Lily masih tetap di tempatnya berdiri, ia diam dan mengawasi.

Soro pandangnya meluas, mencari lawannya yang sedang sembunyi. "Menurutku kau terlihat seperti tikus tanah jadinya," monolog Lily sendirian, ia frustasi karena tak kunjung melihat lawannya itu.

Ia bahkan sudah menolehkan pandangannya ke bagian podium penonton yang ramai sekali karena saling bersorak, "Apa boleh buat?" Cekatan, si gadis berambut hitam itu langsung membuat segel kunci dan mengeluarkan ramuan dari dalam sakunya dan membuatnya melayang.

Tangannya juga ikut membuat segel serta mulutnya itu merapal sebuah mantra, menciptakan sebuah tetesan sihir yang langsung ia tenggelamkan di teritori lawan, "Rasakan itu!" puasnya sembari berjaga-jaga, takut-takut jika si siren mulai keluar.

Tanpa diduga-duga, bukannya ikut membeku dikolamnya ternyata si Siren berada di dalam kuali, berendam di cairan hijau itu yang seketika membuat dirinya memikirkan hal jijik. Lily lengah, bahkan ia tak sadar sedang diserang oleh kekuatan suara dari si Siren.

'Kena kau!' batin Leina, ia merasa puas karena sebelumnya dapat ia rasakan melalui sirip-siripnya yang basah itu bahwa lawannya meremehkannya.

Akan tetapi tak berselang lama, Lily sudah mengeluarkan botol ramuan kedua dan langsung memecahkannya di tempat ia berpijak, "Kemampuanmu hanya segini, huh?!"

Seakan tak tergubris dari sihir suara Liena, Lily berlari kencang, menciptakan ilusi bayangan yang Liena tak kenali. "Apa-apaan itu?! Kita di sini bertanding sihir, bukan fisik!" Liena seakan frustasi langsung kembali menyelam ke dalam kolamnya, hendak memikirkan sesuatu yang dapat membantunya.

Namun, ia terlambat! Lily ternyata sengaja berputar dengan cepat untuk memanaskan ramuan kental berwarna merah itu untuk mendidih. Dengan hempasan dan sedikit elemen angin ia melompat, melewati kuali itu di atasnya dan menuangkan ramuannya.

Liena terkejut, "Ramuan apa itu!?" Tak sempat bereaksi lagi, tubuhnya mulai kepanasan. Ternyata itu adalah ramuan api dan alergi, bahka rasa gatal itu memuncak dan seolah tak dapat dipuaskan.

Ia langsung keluar dari kuali dan menunjukkan bentuk aslinya, sebuah ekor ikan dengan sirip dan sisik yang tajam perlahan berubah menjadi kedua kaki yang kemerahan karena perbuatan Lily. "Lain kali jangan remehkan aku juga!" ledek Lily di sana, di dalam hati Liena ia sangat kesal, harga dirinya sebagai Siren dijatuhkan!

Ia dibuat keluar dan kehabisan napas dari tempat tinggalnya, maka dari itu ia akan menjadikan serangan khas siren itu untuk mengalahkan si gadis tengil. "Baiklah, aku akan mulai serius!"

Si siren mulai berlari, ia melompat ke sana ke mari seakan bukan masalah besar. Lily hanya menyunggingkan senyumnya kecil, ia juga merapalkan mantra dari mulutnya dan melukis sesuatu di udara.

"Segel es!" teriaknya, akan tetapi es yang harusnya menjerat itu langsung dihindari oleh Liena. Gadis siren itu melemparkan sebuah bola cairan yang terciprat hingga mengenai baju Lily dan membuatnya menjadi terbakar.

Ternyata itu adalah cairan asam, Lily memerah. Ia menangis. "Tak ada yang boleh menyentuh gaunku!" Ia juga seolah kesetanan lomlat dari sana kemari dan berlarian.

Mengejar Liena yang tertawa puas melihat lawannya terpancing dalam jebakannya, di dalam acara kejar-mengejar itu ia juga udah merapalkan mantra dan menyelesaikan simbol sihirnya lalu dengan kekuatan penuh dan nyanyiannya yang merdu ....

"Haa~" Liena menghempaskan sihirnya hingga membuat Lily terjatuh dari dinding pijakannya dan masuk ke dalam kolam air yang langsung menusuk tiap bagian dari tubuhnya dengan sensasi dingin yang menyesakkan.

Liena tak berhenti disitu, bahkan ia terus bernyanyi hingga terlihat di dalam kolam airnya beriak terus menerus dan membuat efek pusing serta memabukkannya sampai pada Lily di dosis yang tinggi.

Para penonton terlihat semakin ricuh, mereka juga sudah menduga-duga bahwa ini adalah akhir dari pertarungan sengit itu. "Kamu juga, jangan meremehkan siren seperti aku."

Liena tersenyum puas, melihat Lily tak berdaya dengan wajah yang membiru itu. Ia juga melihat aura dari si gadis berambut hitam itu menurun drastis, "Aku men–" belum sempat mengeluarkan sepatah kata sebuah sulur ilalang menjeratnya.

"Apa-apaan ini?!" Ia kembali melihat ke arah kolamnya, ia masih dengan jelas dapat melihat Lily yang tak sadarkan diri di dalam sana. Tanpa, menyadari bahwa mulut dan tangannya masih bekerja.

Ia merapal dan membuat segel di dalam sana, mendistorsi semua energi dan efek serangan yang sampai padanya. Membuat menjadi sebuah bola sihir yang siap menghantam siapapun yang ditargetkannya.

"Jangan mati, ya nona siren!" Lily berteriak di dalam air, membuat air itu sama halnya beriak seperti apa yang telah terjadi sebelumnya, membuat retakan sihirnya rusak dan bersamaan dengan tumpahnya air kolam sebuah segel simbol muncul dihadapan Liena yang tak dapat bergerak dan keluarlah bola sihir berwarna pelangi itu dan menghantamnya keras.

/Bam!

Sebuah kawah muncul akibatnya, di sana juga terlihat Liena yang tak sadarkan diri dengan penampakan yang menyedihkan, "Padahal tadinya aku mau meminta tanda tanganmu nona siren."

Siapa peduli? Karena kali ini pemenangnya adalah Lily.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro