5. Hug Me

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Jika rasa enggan adalah wujud dari pertahananmu,
Apakah rasa ingin memiliki adalah wujud untuk melindungimu..

.

Langit biru diiringi awan putih menemani langkah Key menuju sebuah nisan di antara banyaknya nisan. Pemakaman pada umumnya, pasti menyimpan banyak memori sedih yang baru bertepi sekian lama bagi yang ditinggalkan. Maka, di sinilah kakinya berhenti. Sebuah nama terukir indah di atas batu granit berdominasi biru, hitam dan putih. Foto yang terpajang juga adalah foto yang sangat ceria, berbanding terbalik dengan siapa pun yang mendatanginya.

"Halo sayang." sapa Key lirih.

Dalam lubuk hatinya, menjeritkan nama yang terkasih. Diusap sudut matanya, ia sudah berjanji tidak akan menangisinya. Ia berjanji akan belajar kembali menata kehidupannya yang dulu bergantung dengan sang kekasih, ia belajar menerima dengan lapang hati atas setiap takdir seorang hamba dari Tuhan-Nya.

"Hey, selamat ulang tahun," ujarnya sembari menaruhkan rangkaian bunga yang ia pesan khusus. Mengusahakan bunga Lily dan mawarnya dalam vas masih dalam keadaan segar, tumbuhan spider lily dan Krisan juga ia siram dengan sepenuh hati.

"Cath, kau terlalu manja pada kami. Lihat, depan nisanmu yang besar ini malah seperti di pagari bunga. Ah iya, kau juga pasti tahu keponakan kembar kesayanganmu akhirnya lahir tadi pagi, lucunya Yoonji meminta nama Cathrina sebagai nama tengah gadis mungil itu."

"Cath ... Kau pasti melihat kan bagaimana usahaku merelakanmu kan? Tolong, beri aku waktu lagi untuk menerimanya. Biarkan aku menyimpan semua kenanganmu dalam ruang yang lain, cukup hanya kita dan Tuhan yang tahu saat sama-sama lelah lalu menepi. Biarkan rasa yang menyiksa ini mengantar dirimu menuju surga dengan penuh cinta."

Key memutuskan duduk di atas karpet kecil yang ia bawa, hari ini ia hanya ingin berdua dengan cantiknya. Sekalipun hanya berkomunikasi satu arah.

Key memutuskan pulang, sudah hampir petang. Hari ini dia betah berlama-lama berbincang dengan Cath. Salah satu alasan mengapa ia akan tetap tenang jika emosinya bergejolak, ia tahu bahwa Cath selalu di sisinya. Ia tahu Cath tidak mudah pergi darinya. Terutama di saat ia bimbang seperti sekarang.

Semua kebimbangan itu berpusat pada Keiko Minatozaki, gadis yang berusaha masuk begitu saja tanpa permisi. Key merasa belum bisa melepas Cath, tetapi sulit mengempaskan Keiko di saat bersamaan.

***

Cafe Serendipity malam ini cukup ramai. Di salah satu sudut, perempuan manis yang selalu senantiasa berada di sana sedang melihat Key dengan tatapan pilu. Harusnya dia bisa memeluk pria itu sebebasnya, tidak terhalang akan status siapa mereka saat memasang topeng. Namun, lagu berjudul "Hug Me" yang Key bawakan seakan menjadi bukti bahwa kematian Cathrina masih memberikan dampak dahsyat. Keiko paham dan tahu, tetapi dia juga tidak berdaya.

"Senang bisa melihatnya bernyanyi lagi?" tanya Nael.

Keiko hanya tersenyum tipis, Nael sangat tahu tentang mereka tetapi ia tidak mengizinkan Key tahu siapa dirinya. Itu semua demi kebaikan Key.

"Senang, suatu saat akan ku buat dia bernyanyi tetapi alasannya tentu karenaku," jawab Keiko.

Nael tertawa, tidak ada yang berbeda dengan Keiko. Di sini mereka hanya sedang bermain dengan takdir. Baik atau buruk, sudah seharusnya mereka terima.

"Dia masih dalam sisi abu-abunya, ku harap kau bersabar. Aku bahkan tidak berpikir bahwa akan serumit ini," ujar Nael.

"Aku selalu sabar, sampai Tuhan bermurah hati mempertemukan kami kembali bukan? Tidak ada yang salah di sini, hanya kami yang kurang beruntung akan takdir."

Dia paham, ke mana arah pembicaraan Nael. Semuanya berduka atas kematian Cathrina, semua kehilangan gadis itu, semua merasa terluka.

"Cathrina selamanya akan tetap ada di hati Key, aku tahu itu. Kau benar, transisinya dari masa samar-samar akan perasaannya masih butuh waktu lama."

"Benar, ah sudahlah ... aku senang melihatmu masih bernapas hingga detik ini. Bersabarlah sedikit lagi." ujar Nael menepuk bahu Keiko, lalu beranjak pergi.

Tanpa terasa penampilan Key sudah selesai, semua pengunjung cafe bertepuk tangan. Key hanya tertawa polos, jiwanya seakan bebas saat menyanyikan lagu tersebut. Keiko beranjak meninggalkan mejanya, menghampiri meja di mana kotak penggalangan dana dalam rangka hari anak diletakkan. Tidak perlu berisik akan berapa besar nominalnya, Keiko tahu ke mana uangnya akan bermuara. Ia percaya Jeon dan teman-temannya bisa menyampaikan amanah tersebut.

"Nona, ini goodiebag-nya. Terima kasih sudah ikut dalam acara malam galang dana." ujar seorang pemuda yang memberikan paperbag kecil berisi souvenir tanda terima kasih atas kedermawanannya.

"Ah, terima kasih ... semoga bisa sedikit membantu," balas Keiko.

Setelah menerima goodiebag dan sedikit berbasa-basi, ia pergi meninggalkan cafe. Tanpa Keiko tahu, Key melihatnya dalam keadaan bimbang.

***

Syudah gaes, aku harus berjuang melawan writer block ini ....

Terima kasih berkenan membaca ....

-woy tanggal cantek neh 20112019

Bianne 💜

Kim Nathanael Seokjin. (Nael, kakak dari Kim Emery Yaro)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro