Speed Series : 1 - Princess Snow White

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Cast :
Sungmin Speed
Hyeso (OC)
Other cast
.
.
.
.
.

-Aku tidak terlalu suka apel, atau benci sayuran, tapi aku menyukaimu. Sungmin.-
.
.
.
.
.
"Sayur!"
"Buah!"
"Sayur!"
"Buah, babo!"
"Ya!"
"Buah banyak diminati."
"Tapi jika tak ada sayur tak enak!"
"Dasar maniak kimchi."
"Apple hunter!"
"Huh!" Suara dengusan kesal terdengar kompak disalah satu sudut ruang osis sekolah. Seorang pria bernama Sungmin sedang bertengkar dengan seorang gadis berambut blown pendek mempermasalahkan menu makanan untuk acara festival sekolah. Bisa dibilang mereka memang tak pernah akur tetapi mereka selalu berada dikelompok yang sama dan mereka berdua juga merupakan teman sekelas. Entah takdir apa yang sedang mereka jalani.

Si ketua osis, Yosung hanya bisa memperhatikan mereka dengan malas tanpa berminat melerai mereka. Untungnya kelas sudah bubar satu jam yang lalu. Jadi jika mereka berteriak sekeras apapun tak akan ada yang merasa terganggu.
"Yosung hyung, aku tak mau jika menunya sayur."
"Tapi sunbae, jika menunya hanya buah tidak akan seimbang."
Perseteruan antara mereka berdua terus berlanjut dengan sengit. Sampai akhirnya Yosung mulai berdeham sangat keras. Sungmin dan Hyeso langsung menunduk, takut.
"Aku minta kalian menjadi penanggung jawab cafe osis bukan untuk bertengkar. Hyeso kau bertanggung jawab menu buah dan kau Sungmin-ah kau bertanggung jawab untuk menu sayuran. Arraseo?"
"Tapi.."
"Kau mau mengatakan sesuatu, Sungmin?" Ucap Yosung sambil melirik tajam pada Sungmin dan Hyeso.
"Aniyo, hyung. Kami setuju." Ucap sungmin dengan nada gugup sambil melirik Hyeso yang berada disebelahnya. Mengangguk-angguk tanda setuju.
"Bagus. Mulailah mencari menu unik untuk festival nanti."
"Ne, arraseoyo." Ucap mereka berdua kompak lalu membungkuk.
"Kalau begitu, masalah cafe selesai, mari kita pulang." Ucap Yosung sambil beranjak dari tempat duduknya dan melakukan peregangan badan.
"Ne." Ucap Sungmin dan Hyeso pasrah. Jika Yosung sudah membuat keputusan tidak ada yg bisa menolaknya. Dia termasuk ketua osis yang sadis namun bijaksana. Keputusan yang ia buat selalu berakhir dengan baik, walaupun ada satu hal yang selalu membuatnya kalah. Masalah cinta.
.
.
.
.
Saat Sungmin mengendarai sepeda menuju perjalanan pulang, ia melihat Hyeso berdiri di halte bis. Rasanya ia ingin mengajak Hyeso untuk pulang bersama namun masih teringat kejadian saat disekolah. Sampai-sampai ia lupa bahwa akan pulang bersama sahabatnya Ki-o dan ia terlalu munafik untuk mengajak Hyeso. Padahal ia tahu bahwa menjelang sore hari, bis yang biasa melewati sekolahnya jarang lewat. Itulah alasan kenapa ia selalu membawa sepeda. Selain karena untuk berhemat juga.

Tapi karena rasa kasihan lebih mendominasi daripada rasa egoisnya terhadap teman, ralat orang yang ia sukai. Ia memberanikan diri mengajak Hyeso pulang.
"Hyeso! Cepat naik." Teriak Sungmin tak jauh dari halte.
"Mwo?" Hyeso yang asing dengan ajakan tersebut, menatap aneh pada Sungmin.
"Kau ini bodoh atau apa sih, cepat naik. Dua jam lagi baru ada bis yang lewat."
"Tidak apa-apa aku pulang bersamamu?"
"Mau atau tidak?"
"Ne, ne." Hyeso langsung menghampiri Sungmin dan duduk menyamping. Setelah dirasa duduk dengan nyaman, Sungmin mengayuh sepedanya dengan santai. Tidak seperti biasanya yang selalu seperti seorang pembalap jalanan. Cukup lama mereka berdua tak bersuara hingga akhirnya mereka mencoba untuk memulai pembicaraan.
"Gomawo. / Mianhae." Ucap mereka bersamaan.
"Eh.." ucap mereka bersamaan lagi. Mereka kembali terdiam, namun akhirnya Hyeso mulai berbicara lagi.
"Kau dulu saja." Ucap Hyeso sambil memegang tekuk lehernya.
"Maaf, tadi aku malah mengajakmu bertengkar hanya masalah menu cafe." Ucap Sungmin. Hyeso hanya menatap Sungmin dengan tatapan tak percaya, matanya berkali-kali mengedip hanya untuk memastikan bahwa ini bukan mimpi. Dia merasa bukan Sungmin seperti biasanya.
"Gwaenchanayo. Lagipula itu hanya masalah biasa." Ucap Hyeso sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Maaf juga karena selama ini kita tak pernah akur." Lanjut Sungmin. Kata-kata yang keluar dari mulutnya terdengar sangat tulus. Hyeso yang mendengarnya juga merasa luluh dengan kata-kata Sungmin.
"Ah, ne. Gwaenchanayo. Nan jeongmal mianhae."
"Maaf untuk apa?"
"Karena selalu bertengkar denganmu. Terimakasih juga karena sudah mau mengajakku pulang bersama."
"Tidak apa-apa kok, itu kewajibanku."
"Kewajiban? Pfftt.. memangnya kau ayahku?" Ucap Hyeso sambil menutup mulutnya menahan tawa.
"Bukan, tapi calon kekasihmu."
"Eh?" Terkejut mendengar ucapan Sungmin. "Maksudmu?"
"Aku suka padamu, kau mau jadi pacarku tidak?"
"Eh, ehm.. bagaimana yah?" Sungmin mulai berharap-harap cemas, wajahnya yang datar tidak sesuai dengan hatinya yang saat ini sedang berdegup tak karuan. Hyeso pun sama tapi rasanya tak akan seru jika tak membuat kejahilan sedikit untuk Sungmin.

Hyeso berpura-pura memikirkan ucapan Sungmin. Padahal hanya satu kata yang ia ingin katakan.
"Ya, aku mau jadi pacarmu."
"Jinjja?!" Sungmin langsung memberhentikan laju sepedanya dengan tiba-tiba. Membuat Hyeso menabrak pundak Sungmin.
"Ya! Appo."
"Mianhae. Mana yang sakit?" Ucap Sungmin sambil membalikkan badannya dan mengusap kepala Hyeso. Wajah Hyeso memerah karena perlakuan manis dari Sungmin.
"Gwaenchana." Ucap Hyeso gugup, Sungmin menjawabnya dengan anggukan. Lalu mulai melajukan sepedanya kembali.
"Mulai sekarang kau harus memelukku dengan erat, karena aku akan..." Sungmin melajukan sepedanya seperti ia sedang pulang sendiri. Hyeso tadinya hampir terjatuh kebelakang sepeda langsung memeluk Sungmin dengan erat.
"Apple hunter pabo!" Teriak Hyeso.
"Maniak kimchi, saranghae!" Teriak Sungmin tak kalah keras dari teriakan hyeso.

Ah..
Masa muda. Pertengkaran membuat segalanya menjadi cerita manis untuk dikenang.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro