{ 1 1 | w h i s p e r s }

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Prompt 11:
Buat karya dengan prompt: Kalian sebagai pencipta  bertemu dengan karakter kalian.

── * ‹ ° . . ° › * ──

Tempat apa ini? Gelap, yang kulihat hanya tubuhku, dan hitam sepanjang mata memandang. Bahkan aku tak tahu aku menapak di atas apa. Aku hanya terus berjalan sambil menoleh kanan dan kiri—yang agaknya percuma saja sebab semua yang tampak hanya warna hitam.

Oh, tunggu, aku melihat seorang gadis yang tampaknya tengah berjalan ke arahku. Rambutnya tebal, hitam sebahu, dan agak ikal, tubuhnya sedikit padat, tapi tidak gemuk, alisnya lumayan tebal, dan kulitnya cerah—dia agak mirip denganku tapi versi lebih cantik.

"Ruby?" tanyanya begitu berpapasan denganku.

Aku tersentak. "Eh, k- kau tahu aku?" tanyaku tak percaya.

"Begini, aku dan teman-temanku sudah lelah mengendap di kepalamu, iya, sih, cerita kami sudah ditulis, tapi temanku ingin cepat-cepat tahu reaksi pembaca terhadap kami yang ...—"—ia berdeham—"imut-imut." Ia sedikit menaikkan alisnya dan menyeringai tipis.

Apa aku tahu gadis ini? Kenapa dia bilang seperti itu? Kalimatnya terdengar sangat ganjil.

Tak berapa lama, dia memutar badan tanpa aba-aba, lantas berjalan melenggang tanpa dosa, meninggalkanku dengan segala pertanyaan yang menyeruak.

Meski kebingungan setengah mati, aku tetap berjalan, tak peduli akan dihadapkan oleh makhluk aneh macam apa lagi.

Di tengah perjalananku, aku kembali melihat seorang gadis. Kelihatannya, dia lebih muda dariku. Rambutnya merah, kulitnya kecokelatan, dan banyak bintik-bintik cokelat di pipinya. Sepertinya aku familier dengan gadis ini, tapi aku tak paham pernah lihat di mana.

Dia memperlihatkan ekspresi ceria saat berjalan, berbanding terbalik saat kini dia ada di hadapanku. Dia memajukan bibir, tatapannya seperti kesal.

"Kenapa aku terus-terusan di-unpublish, terus di-publish lagi, dan sekarang di-unpublish lagi?" Ia merajuk. Tepat saat ia selesai menyampaikan keluh kesahnya, ia langsung berbalik badan dan berjalan.

Kini, aku akan terus berjalan, terus berjalan, meskipun ujung-ujungnya, semakin aku mencari tahu ada apa saja di tempat ini, aku semakin kebingungan.

"Ruby, bikin gebetanku suka sama aku, ya!" Aku menoleh dramatis ke arah suara tersebut. Aku tak dapat melihat wujud dari si empunya suara di mana-mana.

Aku menoleh ke arah sebaliknya. "Please, jangan bikin aku termehek-mehek sama orang itu!" Suara lain berseru.

"Nasibku jadinya gimana? Udah lima bulan, loh, nggak diterusin."

"Kamu nggak boleh bikin aku tersiksa!"

"Happy ending, ya!"

Suara itu ada di mana-mana, memenuhi isi kepalaku, memuakkan telingaku. Akhirnya kututup rapat-rapat telingaku, lantas aku teriak sekencang-kencangnya demi menghindari suara-suara sumbang tersebut. Aku berlari sekencang-kencangnya.

***

Aku terbangun dengan kondisi ngos-ngosan. Uh, mimpi aneh lagi. Semua itu ... tokoh-tokoh di ceritaku, dengan tagihan yang bermacam-macam. Kenapa rasanya aku seperti dikejar-kejar penagih utang?

Ah, tapi mereka ada benarnya juga. Aku memang bukan induk yang becus. Tunggu ya, satu persatu nasib kalian akan kutentukan! Jangan ada yang protes lagi kalau tiba-tiba kujadikan lele berkaki empat!

── * ‹ ° . . ° › * ──

Tulisan ini membuatku kena siraman rohani karena selama ini menelantarkan banyak lapak.

Dan, ya, mereka semua karakterku, ada yang pernah di-publish, ada yang masih gantung, ada yang belum lulus sensor dan masih mengendap di draft, dan ada juga yang masih belum jelas konfliknya.

Kamis, 11 Februari 2021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro