Prompt 13:
Buat karya dengan tema: Tersesat

── * ‹ ° . ☾ . ° › * ──

Namanya Arya Horizon, lebih suka dipanggil Horizon yang sebetulnya nama keluarganya—atau lebih tepatnya nama belakang bapaknya. Alih-alih mendapat panggilan keren berupa 'Horizon', teman-temannya memberi panggilan 'Jon' untuk lebih mudah dan singkatnya.

Wajahnya lumayan manis—kalau untukku, kulitnya cokelat, alis dan bulu
matanya tebal, tubuhnya juga tinggi, cuman dia agak sengklek—kalau ini sudah diakui oleh semua orang.

Tadi ia bercerita, kemarin setelah insiden ban motornya yang bocor pada kemarin lusa, ia tidak diperbolehkan naik motor ke sekolah. Lalu kemarin pagi ia berangkat diantar bibinya, dan saat pulang dia terpaksa naik ojek online karena bibinya itu hanya bekerja setengah hari di rumahnya.

Saking lamanya tidak naik ojek online dan saking begonya dia mengarakan sang sopir ojol, maka dia tersesat. Di sepanjang jalan dia hanya membatin dalam hati soal kenapa jalannya beda dengan yang biasa ia lewati. Namun, pada akhirnya sang sopir yang inisiatif bertanya soal di mana sebenarnya tujuan sang penumpang. Akhirnya Arya 'Jon' Horizon—aku sebenarnya jarang memanggil namanya karena orang-orang memanggilnya dengan nama yang berbeda-beda—dapat pulang dengan selamat setelah menunjukkan jalan pada sang sopir.

Selama mendengar ceritanya, aku hanya melepaskan kekehan-kekehan kecil tanpa berkomentar, sampai tiba saatnya dia mengucapkan sebuah kalimat yang membuatku tak tahan untuk bereaksi lebay.

"Gue emang pernah tersesat, tapi gue selalu menemukan jalan ke rumah, yaitu lo," ucapnya saat itu dengan nada sok puitis sekali.

Aku tak tahan untuk tak mendaratkan telapak tanganku ke kepalanya sambil bilang, "Idih, bisa-bisanya!"

Perkataannya memang menggelikan, sok romantis, dan kelihatan menyontek gombalan murah, tapi entah kenapa teman-temanku berkata bahwa wajahku merah seperti kepiting rebus. Maksudku, aku memang merasa agak malu, tapi itu wajar 'kan?

── * ‹ ° . ☾ . ° › * ──

Kayaknya so far aku kebanyakan nulis SoL atau teenfict ya, not so Paracosm, but ....

Sabtu, 13 Februari 2021