{ 1 6 | f i r s t l o v e }

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Prompt 16:
Bertemu seseorang di bus yang mengubah pandangan tokohmu.

── * ‹ ° . . ° › * ──

Masih segar di ingatanku, perawakanmu yang menjulang, mendekat ke arahku yang tengah duduk termangu, larut dalam kekosongan pikiran, juga sesekali kesedihan dan kegusaran; uangku hilang, liburan telah berakhir.

Netramu yang sekelam malam menatapku dengan sorot ramah, seramah nada suara yang membuyarkan lamunanku kala itu. Dikau meminta persetujuanku untuk duduk di kursi sebelahku, lantas aku membolehkan, lalu kau duduk di sampingku. Tak banyak kesan pertamaku terhadap dirimu. Namun, asal kau tahu, yang ada di pikiranku kala itu kau adalah kucingku kalau jadi manusia—kecuali raut wajah bersahabat milikmu, tentunya. Selain itu, aku hanya ingin menikmati perjalanan setelah ke-apes-anku untuk yang kesekian kali.

Namun, sepertinya memang tabiatmu, kau ajak aku, si orang tak dikenal, untuk bercengkerama. Tak mampu melepaskan tabiatku yang kikuk, aku berusaha mati-matian untuk tak terlihat konyol di hadapan orang yang baru saja mengajakku bicara—dan ya, kuakui wajahmu lumayan bisa membuat pikiranku melayang untuk ukuran seseorang yang tiba-tiba muncul, mengajakku bicara.

Tak terasa, perjalanan ke kota yang seharusnya memakan waktu satu setengah jam terasa amat singkat dengan hadirmu—yang membuat mulutku kecut setelah itu karena sudah lama tidak dipakai untuk mengobrol.

Usai perjalanan itu, kukira kita akan kembali melanjutkan hidup masing-masing, melupakan kejadian tersebut, menganggapnya sepintas lalu. Memang sepatutnya begitu, bukan?

Akan tetapi, tidak, tak hanya sampai di situ.

Pertemuan kami bermula dari sebuah kebetulan—ralat, kesialan. Segalanya serba kebetulan. Amat klise, pikirku. Mirip sinetron yang durasinya dibatasi, semuanya dibuat begitu kebetulan agar cepat tamat.

Siapa yang sangka sebuah obrolan ringan pada perjalanan singkat di dalam bus dengan seorang yang tidak dikenal menjadi awal dari sebuah cerita yang mewarnai hidup masing-masing? Bukan aku, bukan juga kau.

Obrolan yang ringan, tapi entah kenapa sangat bermakna bagi hidupku. Tak hanya menghiburku kala itu yang tengah murung memikirkan nasib, tetapi secara tak langsung juga mampu mengubah pandanganku terhadap banyak hal. Kau masih muda, tetapi dari tiap ucapanmu kurasa kau jauh lebih dewasa dari usiamu. Aku akui, aku terkesan pada saat itu juga.

Huh, aku benci mengatakan ini, tapi ..., semakin lama, aku menyadari, ada suatu perasaan aneh yang muncul di sudut terdalam hatiku. Aku tak perlu membicarakan perasaan apa, aku tahu kau pasti tahu maksudku, ya 'kan?

Namun, kau seperti tak menyediakan ruang bagi perasaan itu untuk tumbuh. Sialnya, perasaan itu malah terus tumbuh, membuatku sengsara sendiri dengan terkaan-terkaan yang kubuat atas dirimu. Pasalnya, tingkah lakumu membingungkan. Sekejap, kau terlihat seperti berusaha menjauhiku, kejap berikutnya, dirimu kembali mengobrol akrab denganku. Aneh.

Kau itu aneh, kau itu misterius dan tak mudah ditebak. Tapi justru semua itu yang membuatku makin tertarik untuk menyelami duniamu. Jika suatu saat kau membaca ini, ketahuilah, kau cinta pertamaku.

── * ‹ ° . . ° › * ──

Wow, ternyata udah lebih dari setengah bulan ya .-.

Selasa, 16 Februari 2021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro