{ 2 4 | p r a n k }

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Prompt 24:
Memalsukan kematian

── * ‹ ° . . ° › * ──

Memalsukan kematian?

Aku punya memori agak absurd tapi biasa saja tentang hal itu. Kala itu, di ruang kelas empat kami yang terpencil, semua murid menggila saat sang guru mata pelajaran sebelum jam istirahat mengakhiri kelas dan keluar dari ruangan.

Ada yang menggosip tentang ibu-ibu mereka, ada yang naik-naik ke atas meja dan kursi, duduk di kursi guru yang konon katanya keramat, dan tentu saja ada yang bagian protes atas semua kekacauan itu padahal suara mereka lebih berisik dari celotehan yang lain. Ketua kelas tak peduli, toh guru tak menitip amanah soal harus mencatat murid yang keluar pantatnya tak menempel bangku, keluar kelas, atau buka mulut.

Semua kegilaan itu lenyap seketika, aku yang masih tak mengerti atas sebab apa semuanya menjadi hening. Aku menoleh kanan dan kiri, depan belakang, dan tanya teman-teman sekitar. Rupanya hal yang begitu menarik perhatian ada di depan. Maka aku dan teman-temanku pergi ke tempat yang lain berkumpul.

Aku melongokkan kepala demi mendapati salah seorang teman sekelasku tengah terbujur di depan kelas dengan tangan bersedekap di depan perutnya. Tentu saja kami percaya tak percaya melihat salah seorang kawan baik kami yang sejak tadi pagi normal-normal saja menjadi berbaring tak bergerak di hadapan kami.

Kami beberapa kali memanggil namanya, ada pula murid yang inisiatif memanggil guru. Namun,  kesediham dan kehampir-histeris-an kami menjadi batal tatkala sang bocah kambing membuka matanya dengan dramatis. Masih dengan tampang kosong, anak badut itu bangkit dari tidurannya.

Tanpa berdosanya, ia berkata, "Prank!" Dengan nada datar.

Kami langsung menyumpah berjamaah dan meninggalkannya sendirian di kelas.

── * ‹ ° . . ° › * ──

Rabu, 24 Februari 2021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro