{ 5 | h u k u m a n }

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Prompt 5:
Buat karya yang melanjutkan kisah dongeng/legenda yang ada.

── * ‹ ° . . ° › * ──

Para serigala itu akhirnya berhasil menerkam dan memakan banyak domba yang digembalakan oleh si Anak Gembala, lalu serigala-serigala itu berlari masuk ke dalam hutan kembali. Si Anak Gembala hanya dapat duduk dan menangis dengan penuh sesal.

Larut malam, si Anak Gembala masih menangis tersedu di dalam hutan. Dia terus memikirkan apa yang akan majikannya katakan begitu melihat dirinya pulang dengan tangan kosong. Apa yang akan dia katakan bila sang majikan bertanya soal kemana domba-dombanya? Binasa?

Ia lebih takut akan reaksi sang majikan ketimbang takut gelap dan sepi. Dia lebih takut dimarahi ibunya ketimbang diusik oleh hewan-hewan buas.

Sementara di desa, keluarganya tengah cemas menunggu kepulangan anak mereka. Kedua orang tuanya datang ke rumah sang pemilik domba.

"Tuan, bagaimana nasib anak kami? Sejak tadi ia tak kunjung pulang." Dengan nada penuh khawatir, sang ayah bertanya.

"Aku pun tengah menunggunya, biasanya tak sampai petang anak itu telah datang kemari bersama domba-dombaku," jawab bapak tua itu cemas.

***

Di tengah hutan, anak lelaki itu masih tercenung. Ia menyesali perbuatannya. Dia pikir semua itu tak akan berakibat fatal, toh maksudnya hanya untuk menghibur diri. Sekarang, nasi sudah jadi bubur. Beribu kata maaf tak 'kan bisa mengembalikan domba-domba itu, berlarut-larut dalam sesal juga tak akan menghilangkan cap pembohong pada dirinya. Orang tuanya, sang majikan, dan para warga tak akan mungkin memaafkannya.

Gemerisik daun, desir angin, serta celoteh jangkrik tak jua ia acuhkan. Dinginnya malam pun luput ia rasakan.

Butuh satu jam setidaknya hingga sekumpulan warga datang membawa obor. Sang majikan serta orang tuanya berada di barisan paling depan. Si Anak Gembala tak tahu hendak merasa cemas atau gembira.

Melupakan semua yang terjadi, orang tuanya menyambut anak mereka dengan hangat. Sang majikan pun merasa senang meski dalam hati ia bertanya-tanya ke manakah domba-dombanya.

Singkat cerita, anak itu akhirnya berterus terang kepada majikannya. Domba-dombanya telah binasa, tandas dilahap para serigala, sehingga tak ada lagi yang bisa ia gembalakan. Sebagai hukuman atas perbuatannya, ia harus berkeliling kampung, meminta maaf pada tiap-tiap warga yang telah ia bohongi saat itu. Namun, pembohong tetaplah terlihat sebagai pembohong. Beberapa warga masih enggan memaafkan anak itu. Bagaimanapun, gelas yang pecah tak akan kembali utuh lagi.

── * ‹ ° . . ° › * ──

Serigale?

Serigale?

Mane? Mane?

Mari kita toloooongg~~

Padahal semalem udah kepikiran ide-ide cantik, tapi ... yah. Enjoy!

Jum'at, 5 Februari 2021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro