6. Flasson yang Penyendiri

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Seminggu kemudian.

Semua calon prajurit yang akan dikirim ke ibukota kerajaan telah berkumpul di tanah lapang yang berada di tepi desa, ada lebih dari tiga puluh peserta yang hadir. Beberapa penduduk desa ikut menonton pelantikan ini, sangat langka bagi mereka menyaksikan pertarungan pedang secara langsung.

Kapten Gus sudah berdiri gagah di tengah lapangan, dia akan memanggil nama-nama orang yang akan mengikuti penyeleksian ini.

Baha tengah duduk di tepi lapangan tempat khusus untuk calon-calon prajurit yang akan mengabdi kepada kerajaan. Understeel tengah menggenggam erat pedang miliknya sembari memanjatkan doa. Melihat Understeel berdoa, Baha juga berdoa.

"Milaer!"

Suara Kapten Gus yang lantang bisa terdengan seantero lapangan dengan sangat jelas, orang bernama Milaer berdiri dan menuju Kapten Gus.

"Siapkan pedangmu, serang aku dengan segala kemampuanmu!" Kapten Gus mencoba menarik perasaan ragu dalam hati orang itu, hal ini dilakukan guna mencari tahu seberapa besar potensi kemampuan maksimalnya.

"Baik! HIYAAAAHHHH!"

Milaer maju dengan penuh percaya diri, pedangnya dia angkat tinggi-tinggi, lalu dia ayunkan dengan sungguh-sungguh. Tetapi, lawannya adalah Kapten Gus! Memperagakan gerakan dasar saja tidak akan menekannya.

Milaer sebetulnya memiliki gerakan dasar yang bagus, tetapi dia tidak mau bereksperimen dengan gerakan yang dia ciptakan sendiri, sehingga pertarungannya tidak cukup menarik, hampir terkesan biasa saja.

Sepuluh menit berselang, Kapten Gus memberhentikan pertarungan, Milaer yang kelelahan langsung terduduk lemas sembari menyeka keringatnya yang bercucuran.

"Milaer, tidak lulus!"

Pernyataan Kapten Gus membuat penduduk desa saling menoleh satu sama lain, mereka tidak percaya bahwa kemampuan yang Milaer peragakan tidak cukup untuk membuatnya diterima sebagai prajurit kerajaan.

Tetapi, mereka sebagai murid yang dilatih oleh Kapten Gus tahu betul kemampuan yang akan menjadi penilaian dalam seleksi ini seperti apa. Karena, tujuan penyeleksian ini bukan hanya soal siapa yang paling bagus dalam memperagakan gerakan dasar, namun nilai yang dicari dalam penyeleksian ini adalah siapa yang paling kreatif dan unik dalam bertarung.

Di tengah lapangan, Milaer tertunduk sembari mencengkeram erat pedang di tangannya. Wajahnya meringis menahan tangis, rasa penyesalan dan ketidakberdayaan menjadi satu.

Kapten Gus membiarkan dia melepas semua kekecewaannya.

Akhirnya, Milaer bangkit sambil menjabat tangan Kapten Gus dengan erat. Matanya menatap tegas kepada Kapten Gus.

"Guru Gus, terima kasih atas bimbingan anda selama sebulan! Aku memang tidak lolos seleksi, tetapi dengan kemampuan yang aku miliki. Aku akan menjaga desa ini supaya aman dari ancaman orang jahat!" Tiba-tiba, Milaer langsung terbakar api semangat.

"Itu baru yang namanya semangat, semoga kau bisa mewujudkan impianmu Milaer!"

"Ya!"

Milaer berjalan keluar lapangan dengan dada terangkat, kondisinya saat ini sangatlah berwibawa, dia terlihat seperti ksatria sungguhan. Meski gagal dalam seleksi ini, dia tidak kehilangan semangatnya dan menyerah begitu saja.

Kapten Gus tidak membiarkan kami takjub dengan semangat juang Milaer, dia langsung memanggil peserta berikutnya.

"Flasson!"

Tidak ada yang bangkit dari tempat duduk peserta, mereka semua menoleh ke kanan-kiri untuk memastikan apa ada yang berdiri. Tapi nyatanya tidak!

Para penduduk mulai berbisik satu sama lain, mendengar nama Flasson, mereka sudah familiar.

Flasson dikenal sebagai salah satu pemuda yang paling tidak populer dikalangan masyarakat, karena kehadirannya lebih dipercaya sebagai isu daripada kenyataan.

Dia adalah anak dari kepala desa yang saat ini menjabat, dari ketiga anak yang dimiliki, hanya Flasson yang punya keunikan yang bisa dibilang langka.

Flasson memiliki kecerdasan tinggi dengan segudang ilmu pengetahuan, dan gilanya lagi tidak hanya itu. Dari lahir, dia sudah memiliki tubuh khusus yang membuat kecepatan berlarinya tidak manusiawi.

Dia sering menghabiskan waktu di dalam rumah sembari membaca lembaran-lembaran, dan buku. Dia sangat jarang keluar rumah, paling-paling jika mendesak, dia akan mengeluarkan kemampuan kecepatan berlarinya yang abnormal. Hal itu yang membuat kehadirannya tidak dirasakan penduduk desa, walaupun dia benar-benar ada.

Penduduk desa sebenarnya sering melihat Flasson secara tidak langsung. Tetapi karena kecepatan berlarinya, membuat kehadirannya lebih mirip hantu ketimbang manusia. Bahkan, isu yang beredar bahwa desa sering dikunjungi oleh roh jahat mulai beredar, yang kabarnya sendiri membuat kecemasan penduduk semakin meningkat hari demi hari.

Alasan mengapa kepala desa membiarkan perilaku Flasson, dikarenakan kemampuannya dalam mengelola keuangan dan manajemen yang baik. Dia sebenarnya adalah otak dari semua keputusan yang diambil oleh kepala desa sejak lama.

Flasson kini tengah berdiri di depan Kapten Gus sembari memegang buku ditangannya, seakan-akan tidak peduli terhadap kerumunan orang yang tengah mencari dirinya.

Tanpa disadari oleh masyarakat desa yang tengah sibuk mencari keberadaan Flasson, tiba-tiba nama Flasson diserukan.

"Flasson, lulus!"

Semua penduduk menoleh kaget, kepala desa tertawa terbahak-bahak melihat muka penduduknya yang memasang wajah yang lucu. Para peserta bertepuk tangan dengan keras, mereka takjub dengan kemampuan yang Flasson miliki, meskipun mereka sama sekali tidak melihat pertarungan itu.

Bagaimana tidak, sejak dimulainya pelatihan pedang dan bertarung sebulan yang lalu, yang hanya Flasson lakukan adalah membaca buku di tenda Kapten Gus, betapa dia mencintai buku daripada segalanya. Dia bahkan tidak pernah berlatih bersama mereka satu kesempatan pun.

Dalam beberapa embusan napas, Flasson kembali duduk di tempat peserta dengan buku di tangannya. Dia sama sekali tidak terganggu dengan banyaknya pasang mata yang memperhatikannya.

Understeel menghampiri Flasson dengan senyum lebar. "Selamat Flass, kau lulus!"

Flasson hanya mengangguk pelan sembari membaca buku yang ada di tangannya, dia tidak bergeming sedikitpun setelah itu. Understeel yang menyapa kembali duduk di samping Baha.

"Seharusnya kau tidak perlu menyapanya Understeel, dia kan terlalu penyendiri."

"Kau tahu Baha, mungkin aku adalah satu-satunya orang yang mendapatkan respon dari Flasson kau tahu. Kami adalah teman sejak kecil dulu, kami sering bermain bersama," jawabnya.

"Begitu ya, aku tidak tahu."

Beberapa peserta saling berbisik satu sama lain, Baha dan understeel bisa mendengar perkataan mereka.

"Hey, kau tahu. Aku rasa Flasson menyuap Kapten Gus dengan uang yang dia punya, diakan anak kepala desa, pasti punya banyak uang."

"Benarkah, oh iya! Diakan tidak pernah berlatih saat pelatihan, masa bisa lulus begitu saja. Hal yang dia lakukan curang sekali yah."

Opini-opini dari rekan-rekan sesama pelatihan keluar dari mulut seperti air mengalir, semua orang beranggapan bahwa dia bermain curang. Flasson sudah dituduh macam-macam, semua orang berpendapat buruk terhadapnya.

Kecuali Understeel.

"Mereka salah, Flasson bukan orang licik seperti itu," ungkap Understeel sembari memperhatikan Flasson dari kejauhan.

"Hmm? Maksudmu?"

"Begini Baha, Flasson adalah orang yang paling bekerja keras diantara semua peserta pelatihan. Meskipun dia tidak pernah ikut pelatihan di siang hari, dia memilih untuk ikut pelatihan malam secara privat dengan Guru Gus."

Understeel sebenarnya juga pernah ikut pelatihan malam bersama Flasson dan Kapten Gus, namun pelatihan malam masih terlalu sulit untuknya.

"Aku tidak pernah mendengar ada pelatihan malam, mengapa kau tidak memberi tahuku, aku kan ingin ikut." Baha protes, dia ingin lebih kuat dengan cepat untuk mengalahkan raja iblis.

Understeel menjelaskan bahwa pelatihan itu sangatlah keras dan sulit untuk dilakukan, lingkungan yang gelap dan udara dingin, indera penglihatan tidak akan banyak berfungsi. Intinya pelatihan malam adalah cara untuk meningkatkan indera pendengaran.

Flasson dan Kapten Gus sering melakukan sparring malam, mereka melakukan pertarungan pedang di tempat yang benar-benar gelap. Hanya bercahayakan rembulan tanpa obor dan pelita.

"Kalau kau ikut pelatihan malam, kau akan tepar dalam satu jam saja Baha. Hahahahaha!"

"Sebegitu sulitnya pelatihan malam itu, aku malah semakin tertantang kau tahu?" kata Baha antusias.

"Tingkatkan kemampuan fisik dan teknik pedangmu dulu, kau akan bisa dengan mudah menjalaninya."

Kapten Gus masih menyeleksi peserta yang akan menjadi prajurit kerajaan, lebih banyak peserta yang gagal ketimbang yang berhasil. Rata-rata peserta yang berhasil, punya teknik dan kemampuan unik yang berbeda dari peserta lainnya.

"Understeel!" seru Kapten Gus.

Kali ini giliran Understeel untuk memperlihatkan kemampuannya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro