8. Misi Pertama

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kapten Gus dan peserta yang lolos seleksi telah berangkat dari desa, setelah berpamitan dengan keluarga dan kerabat, mereka memulai perjalanan panjang menuju ibukota kerajaan.

Baha adalah orang yang paling sedikit membawa barang, karena dia memang bukanlah penduduk desa. Understeel membawa sedikit barang juga, dia mencoba untuk lebih efisien dalam memanajemen barang bawaan.

Semua muatan dinaikkan ke atas kereta kuda tipe terbuka, perjalanan ini ditaksir akan memakan waktu sekitar satu pekan.

Baha telah mendapatkan pedang baru dari Kapten Gus, meskipun pelatihan yang diselenggarakan adalah pelatihan pedang. Tetapi, para peserta juga memiliki senjata lain yang mereka miliki sendiri.

Baha dan Understeel membawa pedang, Flasson membawa belati kembar bersamanya. Peserta lainnya ada pemuda gundul dengan pakaian oranye yang membawa tongkat, di sebelahnya, ada gadis berambut pirang dengan telinga yang sedikit panjang, dia memakai busur.

Gadis lainnya memiliki postur tubuh yang kerdil membawa palu godam, senjata itu sangat tidak cocok dengan ukuran tubuhnya. Sementara yang satunya membawa sabit berukuran sedang, seluruh wajahnya ditutupi oleh jubah, tidak terlihat parasnya sama sekali.

Awal perjalanan, semua orang diam tidak saling bertegur, tidak ada yang memulai percakapan pada situasi hening itu.

Sebenarnya, hanya ada dua orang asing di kereta ini. Mereka adalah Baha dan pemuda gundul, selainnya adalah penduduk desa atau setindaknya sering terlihat berada di desa.

Baha kebetulan duduk berseberangan dengan pemuda gundul itu, dia mencoba untuk membuka percakapan.

"Kau bernama Wu Lao kan? Darimana kau berasal?"

Pria gundul itu bernama Wu Lao, karena penampilannya cukup unik, dia dengan mudah bisa dikenali.

"Aku berasal dari tempat yang jauh sohib, kalau kau sendiri darimana?" tanya Wu Lao.

Baha yang mendengar jawaban Wu Lao hanya menggaruk pipinya. "Aku juga berasal dari tempat yang jauh.

Mereka berdua membahas percakapan dan obrolan ringan, sesekali Understeel juga ikut bergabung bersama dalam obrolan tersebut. Dengan cepat, suasana harmonis terjalin di antara mereka.

Gadis berambut pirang, dan gadis kerdil juga ikut obrolan mereka. Hanya dua orang yang pasif, mereka adalah Flasson dan gadis bertudung. Kapten Gus juga ikut berbincang sesekali dari kursi depan.

Gadis berambut pirang dengan dada yang cukup berisi dan sintal itu bernama Filly, dia sebenarnya pendatang di desa beberapa tahun yang lalu. Namun setelah satu-satunya kerabat yang dia miliki meninggal dunia, dia pun mulai hidup mandiri.

Gadis kerdil dengan kulit berwarna sawo matang bernama Nalulu, dia adalah anak dari pemilik pandai besi desa. Kemampuannya dalam mereparasi senjata dan memperbaiki perkakas tidak usah ditanya lagi.

Kereta sempat berguncang beberapa saat, menyebabkan para penumpang bergeser, hal itu secara tidak sengaja membuat dada Filly menampar Nalulu yang tengah duduk di sampingnya.

"Ggah! Singkirkan melonmu dari wajahku. Dasar sapi!" protes keras dari Nalulu kepada Filly.

Filly melirik Nalulu dengan senyum menindas. "Apa yang kau katakan papan cucian? Lihat ini, apa-apaan dengan bagian rata di sini."

Filly secara eksplisit menggosok tangannya di dada Nalulu, menyebabkan Nalulu memerah karena malu bercampur amarah.

"Gah! Rasakan ini dasar sapi!" Nalulu ikut melawan dengan meremas keras milik Filly.

Pertempuran mereka berdua menyebabkan Wu Lao yang duduk di samping Filly hanya bisa memalingkan wajahnya sembari bergumam, "Kuatkanlah aku, kuatkanlah!"

Baha dan Understeel hanya bisa tertawa melihat kelakuan Wu Lao, sembari mengambil lirikan kecil kepada Filly dan Nalulu yang masih bermain itu.

Baha mengetahui bahwa gadis bertudung itu masih menyembunyikan nama aslinya, hanya Kapten gus yang tahu identitasnya. Kapten Gus selalu memanggilnya dengan julukan, 'Red Hood Girl.'

Perjalanan panjang ini cukup membosankan jika dilakukan secara marathon, Kapten Gus punya inisiatif untuk memberikan mereka misi kecil saat tengah istirahat untuk mengisi perbekalan.

Saat ini mereka berada di sebuah wilayah pertanian, terlihat ladang gandum yang luas dan banyak kereta kuda yang mengangkut karung-karung gandum. Sepertinya ladang ini adalah ladang utama penghasil gandum di kerajaan, hal ini Baha tebak dari luasnya pertanian ini.

"Hey! Kemana tujuan kalian pengembara?" seorang pria paruh baya bertanya kepada Kapten Gus. Dia menjelaskan akan pergi menuju ibukota, dan memberitahu bahwa pemuda-pemudi ini adalah calon prajurit kerajaan.

"Berhati-hatilah di jalan, baru-baru ini terdengar kabar ada monster aneh yang bersembunyi di dekat sungai lima kilometer dari pertanian ini. Belum ada korban, namun monster itu sudah memakan banyak hewan ternak warga sekitar."

Kapten Gus berterima kasih kepada pria tersebut lalu melanjutkan perjalanan, dia langsung memecut kudanya menuju sungai yang dikatakan pria itu.

"Kalian punya misi baru, cari dan tangkap monster itu, kalau tidak bisa ditangkap, bunuh saja."

* * *

Ketujuh prajurit muda yang direkrut Kapten Gus tengah menghadapi misi pertama mereka. Tujuan dari misi ini adalah menaklukkan monster yang menganggu pemukiman dengan memakan hewan ternak mereka.

Setelah mereka mengumpulkan informasi dari pernyataan penduduk desa, diketahui bahwa monster ini bersembunyi di hutan terdekat. Understeel dan kawan-kawan langsung bergegas menuju lokasi untuk mencari target.

"Baiklah, apakah ada yang punya rencana?"

"...." Baha tidak menjawab.

"Um, itu...." Nalulu bergumam.

"Rencana kita simpel, cari dan bunuh dengan semua kekuatan yang kita miliki, itu saja." Flasson menjawab sembari menguap, karena hari sudah sore, tidak ada cukup penerangan untuk dirinya membaca buku.

Understeel hanya tersenyum kecil dengan respon dari Flasson, dia terlalu santai untuk misi pertamanya.

"Yang terpenting, kita harus tetap bersama. Kalaupun berpisah, kita harus cari cara untuk bisa saling berkomunikasi," tambah Wu Lao.

Mereka melangkah semakin jauh ke dalam hutan, hari semakin gelap dan dingin. Langit berwarna oranye, hutan sangat tenang, hanya suara serangga yang terdengar dari lingkungan sekitar.

Suasana semakin mencekik, aura menindas datang dari berbagai arah. Semua orang menjadi waspada dan waswas. Understeel berjalan di depan, diikuti dengan rekannya. Tidak ada tanda bahaya yang muncul, tetapi suasana dan atmosfer di sini sangat mengganggu.

Perlahan mereka melangkah, mencari monster yang meneror ternak warga. Mereka memutuskan untuk memperlebar jarak pencarian, tiap orang akan berpisah sejauh lima puluh meter satu sama lain.

Semua medan telah ditelusuri, mereka kini tengah berada di tengah-tengah hutan. Mereka bisa melihat ada bangunan batu yang telah rusak, sepertinya itu adalah reruntuhan benteng dari zaman dulu.

"Di depan ada reruntuhan, apakah kita harus memeriksanya?" tanya Filly sembari mempersiapkan busurnya.

Understeel mengangguk, semua personel mendekat, mereka saling meng-cover satu sama lain.

Dari posisi mereka berada, terdengar bunyi dengkuran monster yang berasal dari dalam reruntuhan. Understeel maju dan mengintip dari celah dinding untuk memastikan apa yang ada dibaliknya.

Terlihat seekor serigala yang berukuran dua meter tengah melahap bangkai sapi di dalam reruntuhan, warna bulunya coklat gelap, bermata merah darah, disertai aura kehitaman yang mencekam dan dingin.

Understeel tercengang dengan ukuran dan penampilan serigala tersebut, itu pasti bukan serigala biasa.

Semua orang kini mengintip dari celah dinding, mereka sama terkejutnya. Monster ini bukan monster biasa, aura hitam itu sangat abnormal.

"I-Ini, aura iblis! Mengapa aura iblis bisa ada di tubuh serigala itu!?" Red Hood Girl yang jarang bicara mengatakan hal yang membuat semua orang bingung.

"Aura iblis? Apa maksudmu?" tanya Understeel heran, meskipun dia tidak tahu, dia menyadari itu pasti pertanda buruk.

"Tidak ada waktu untuk menjelaskan hal itu, untuk sekarang, mari kita mundur dan melaporkan hal ini kepada Kapten Gus," kata Red Hood Girl sembari berjalan perlahan, agar serigala itu tidak mendengar.

"Teman-teman, kita mundur sekarang!"

"Understeel tunggu!"

Understeel menoleh ke arah Baha, kemudian Baha menunjuk ke arah satu orang yang tidak mengikuti mereka. Understeel melebarkan matanya kemudian berlari ke arah orang itu.

Filly menarik busurnya dan melesatkan sebuah anak panah ke arah serigala iblis itu, dia gagal menghentikan Filly.

"Filly apa yang kau lakukan!" seru Red Hood Girl.

"Bunuh semua serigala! Bunuh!" Filly seperti dikendalikan oleh sesuatu, pandangan matanya sangat tajam, dan ekspresinya dipenuhi amarah.

Serigala itu lantas menoleh ke arah serangan panah tadi, panah tersebut hanya menusuk kulit luarnya saja, tidak tembus ke bagian dalam. Tidak diragukan lagi, kulit serigala ini sangatlah keras.

Serigala itu menatap Filly dengan mata merah menyala, mengeluarkan aura hitam yang menindas semua orang.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro